Pendaki Tewas di Gunung Rinjani

Hasil Otopsi Kedua di Brasil, Juliana Marins Disebut Masih Hidup 32 Jam Usai Jatuh di Gunung Rinjani

Hasil autopsi kedua di Brasil, Juliana Marins disebut masih hidup 32 jam usai jatuh di Gunung Rinjani.

Kolase: Instagram @resgatejulianamarins/ KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM
JULIANA MARINS - (Kanan) Foto Juliana Marins yang diunduh di akun Instagram @resgatejulianamarins, pada Selasa (24/6/2025). Peti jenazah Juliana Marins pendaki Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani dibawa ke Bali untuk menjalani autopsi (kanan). Hasil otopsi kedua Juliana Marins di Brasil menyebutkan, sang pendaki berusia 26 tahun itu masih hidup 32 jam setelah jatuh pertama di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hasil autopsi kedua di Brasil, Juliana Marins disebut masih hidup 32 jam usai jatuh di Gunung Rinjani. (Kolase: Instagram @resgatejulianamarins/ KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM) 

TRIBUNKALTIM.CO - Hasil autopsi kedua di Brasil, Juliana Marins disebut masih hidup 32 jam usai jatuh di Gunung Rinjani.

Jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, kembali diautopsi untuk kali kedua.

Hasil autopsi juga mengungkap penyebab meninggalnya Juliana Marins.

Baca juga: Guide Ali Musthofa Tak Terima Disalahkan atas Kematian Juliana Marins, Sebut Banyak yang Asal Bicara

Hasil otopsi kedua Juliana Marins di Brasil menyebutkan, sang pendaki berusia 26 tahun itu masih hidup 32 jam setelah jatuh pertama di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Keluarga Juliana Marins bersama sejumlah ahli forensik memberikan keterangan pers terkait hasil tersebut pada Jumat (11/7/2025) sore waktu setempat.

Menurut keterangan Mariana Marins, saudari Juliana, korban baru meninggal setelah terjatuh untuk kali kedua di jalur pendakian.

Ahli forensik dari Kepolisian Sipil Brasil, Reginaldo Franklin, menduga Juliana sempat terpeleset bagian belakang tubuhnya, lalu mengalami benturan fatal di kepala saat jatuh terakhir pada Jumat (20/6/2025).

"Juliana awalnya jatuh sejauh 220 meter, termasuk terpeleset 61 meter di dinding batu curam," jelas Mariana, dikutip dari G1 Globo.

Ia menambahkan, dinding tersebut terdiri dari batuan dan pasir terjal, yang menghubungkan titik awal pendakian ke area jatuh.

Hasil pemeriksaan biologis juga mengungkap perkiraan waktu kematian korban.

Franklin menjelaskan, keberadaan larva di kulit kepala membantu memperkirakan waktu meninggalnya Juliana.

PENDAKI RINJANI JATUH - (Kiri) Foto Juliana Marins yang diunduh di akun Instagram @resgatejulianamarins, pada Selasa (24/6/2025) dan (Kanan) Tangkapan layar video pendaki Rinjani jatuh, Sabtu (21/6/2025). Juliana ditemukan meninggal dunia setelah terjatuk ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani di Lombok, NTB. (Kolase: Instagram @resgatejulianamarins dan TribunLombok.com/Istimewa)
PENDAKI RINJANI JATUH - (Kiri) Foto Juliana Marins yang diunduh di akun Instagram @resgatejulianamarins, pada Selasa (24/6/2025) dan (Kanan) Tangkapan layar video pendaki Rinjani jatuh, Sabtu (21/6/2025). Juliana ditemukan meninggal dunia setelah terjatuk ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani di Lombok, NTB. (Kolase: Instagram @resgatejulianamarins dan TribunLombok.com/Istimewa) (Kolase: Instagram @resgatejulianamarins dan TribunLombok.com/Istimewa)

"Tanggal 22 (Juni), tengah hari, ditambah 15 menit: itulah waktu kematian Juliana Marins. Dia bertahan sekitar 32 jam setelah jatuh pertama," ujar Franklin.

Ahli swasta, Nelson Massini, yang turut memantau proses otopsi kedua, menduga korban sudah mengalami cedera paha sejak jatuh pertama.

Baca juga: Hasil Autopsi Ulang Juliana Marins di Brasil, Ungkap Penyebab dan Waktu Kematian

"Itu adalah kematian yang agonis, hemoragik, dan menyakitkan," ungkap Massini.

Berdasarkan analisis tim, Juliana diduga terjatuh hingga total 220 meter pada insiden pertama.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved