Berita Samarinda Terkini

Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda Jadi Role Model di Kaltim, Jual Pupuk hingga Sembako

Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda jadi role model di Kaltim, jual pupuk hingga sembako.

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
KOPERASI MERAH PUTIH - Kepala Diskumi Kota Samarinda, Jusmaramdhana Alus, menyampaikan komitmen Pemkot dalam penguatan kelembagaan Koperasi Merah Putih di acara launching percontohan nasional di Koperasi Merah Putih Kelurahan Lempake, Senin (21/7). (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

TRIBUNKALTIM.CO - Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda jadi role model di Kaltim, jual pupuk hingga sembako.

Koperasi Merah Putih atau Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, adalah inisiatif strategis dari pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekonomi lokal.

Inisiatif ini diluncurkan melalui Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2025, dengan target pembentukan 80.000 koperasi di tingkat desa dan kelurahan di seluruh Indonesia.

Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat koperasi sebagai fondasi ekonomi kerakyatan berbasis kelurahan.

Baca juga: Koperasi Merah Putih di Kaltim Resmi Diluncurkan, Rudy Masud Tugaskan Jadi Penyalur LPG 3 Kg

Dalam agenda launching Kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih untuk Provinsi Kalimantan Timur yang dipusatkan di Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, Senin (21/7), Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menegaskan bahwa koperasi bukanlah instrumen program sementara, melainkan bagian dari agenda strategis nasional yang perlu dijalankan secara aktual dan berkelanjutan.

“Intinya, di Samarinda sudah ada 59 Koperasi Merah Putih yang telah terbentuk dan dalam kondisi siap. Sekarang, oleh pemerintah pusat diminta agar di Kaltim ada satu percontohan, dan Gubernur menyebut
yang paling siap itu Kelurahan Lempake,” jelas Marnabas.

Menurut Marnabas, kesiapan Lempake bukan tanpa alasan.

Selain memiliki basis wilayah pertanian yang kuat, Lempake juga berada dalam posisi strategis yang tidak jauh dari pusat kota.

Hal ini membuka peluang besar untuk aktivitas distribusi dan layanan koperasi yang beragam.

“Di sini punya spesifik khusus karena ini daerah pertanian, bisa jual pupuk. Kemudian tidak jauh juga dari
kota. Klinik dan apotek bisa jalan, sembako juga bisa jalan, Pos juga masuk, perbankan untuk Laku Pandai-nya, dan LPG juga beberapa. Alhamdulillah beberapa kegiatan bisa berjalan di sini,” ujarnya.

Lebih dari sekadar tempat peluncuran, Lempake kini menjadi pusat model pemberdayaan ekonomi lokal
yang diproyeksikan akan direplikasi ke 58 kelurahan lainnya di Samarinda.

“Kita berharap setelah ini kita bergerak ke 58 kelurahan lainnya. Jadi tidak perlu lagi mereka nanti berbelanja ke luar daerah, cukup ke Lempake, karena orang luar saja sudah mulai berbelanja di sini,” kata Marnabas.

Ia juga menyoroti pentingnya integritas dan profesionalisme dalam tata kelola koperasi.

Menjawab kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan struktur kepengurusan oleh lingkaran keluarga,
Marnabas menegaskan bahwa sistem sudah dirancang untuk mencegah praktik nepotisme.

“Tidak bisa. Karena pembentukannya sudah ditekankan jangan sampai ketuanya bapaknya, bendahara istrinya, pengurus anaknya. Karena sudah di-wanti-wanti. Tadi malam juga sudah dikumpulkan di Puri Senyiur dan  ditekankan supaya jangan,” tegasnya.

Namun begitu, Marnabas menegaskan bahwa semangat pengabdian dalam koperasi tetap disertai penghargaan dalam bentuk insentif wajar.

“Tapi ingat, pengabdian mereka juga ada profit. Jadi tidak semuanya. Seperti BUMD juga, sebagian cari profit, sebagian untuk sosial,” jelasnya.

Sebagai bentuk konkret penguatan, Marnabas menyampaikan bahwa pelatihan untuk seluruh koperasi di  Samarinda sudah berjalan, dan Lempake dijadikan sebagai role model penguatan sistem kelembagaan.

Ia menambahkan, keterlibatan lembaga keuangan seperti BNI sangat diharapkan untuk mendorong akses  permodalan koperasi secara menyeluruh.

“Tinggal contoh penguatannya seperti ini. Kita tunjukkan bahwa modal usaha dan sebagainya nanti bagaimana agar perbankan bisa bantu,” ucapnya.

Pemerintah Kota juga menetapkan tahapan evaluasi berkala guna memastikan keberlanjutan koperasi ini berjalan sesuai arah transformasi ekonomi lokal.

Baca juga: 34 Koperasi Merah Putih Terbentuk, Wawali Balikpapan Imbau Usaha Sesuai Keunggulan Tiap Wilayah

“Evaluasi berkala akan kita jagai sampai 21 Oktober akan kita cek bagaimana penghasilan dan inovasinya
untuk bekerja sama dengan gerai lainnya. Apakah dengan retail Indomaret atau Indogrosir dan sebagainya
sehingga bisa berjalan. Ini bukan kaleng-kaleng, kita berharap ke depan maju,” ungkapnya.

Bahkan, Presiden Prabowo dijadwalkan kembali melakukan konferensi daring bersama seluruh koperasi
Merah Putih pada 22 Oktober mendatang untuk memantau sejauh mana dampak dan progresnya.

“Beliau akan cek sejauh mana perkembangan koperasi yang sudah diresmikan ini. Mudah-mudahan ke depan semua stakeholder dan perangkat daerah bahu-membahu ke sini. Ini kan terbukti banyak pihak yang turun, seperti PLN, perbankan, semuanya. Kalau dikeroyok kan bagus,” ucap Marnabas.

Marnabas menegaskan bahwa meski Lempake menjadi percontohan awal, tugas berat masih menanti untuk memastikan 58 kelurahan lainnya menyusul. 

“58 kelurahan lagi masih ada tugas kita, makanya saya genjot Diskumi (Diskumi (Dinas Koperasi,
UMKM, dan Perindustrian) untuk jalan terus,” pungkasnya. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved