Berita Berau Terkini

Manfaat Anak SD di Berau Belajar Menulis Cerita Fiksi, Bakal Terbit jadi Buku

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Bulan Kunjungan Perpustakaan dan diikuti 56 siswa dari 29 sekolah

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
HO/DISPUSIP BERAU
PELATIHAN MENULIS FIKSI - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Berau menggelar pelatihan dan lomba menulis cerita fiksi bagi siswa Sekolah Dasar. Tentunya ingin meningkatkan budaya literasi di kalangan anak-anak, bukan hanya dari sisi membaca, tapi juga menulis. (HO/DISPUSIP BERAU)  

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Berau menggelar pelatihan dan lomba menulis cerita fiksi bagi siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Bulan Kunjungan Perpustakaan dan diikuti 56 siswa dari 29 sekolah, di empat kecamatan terdekat.

Kepala Dispusip Berau, Yudha Budisantosa menyebut, setiap sekolah mengirimkan dua sampai tiga siswa yang dinilai memiliki ketertarikan di bidang literasi, khususnya menulis cerita.

Tidak dirancang sebagai ajang lomba biasa, tapi ada juga pelatihan terlebih dahulu sebelum para peserta diminta membuat karya tulis fiksi.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 1 SD Kurikulum Merdeka Halaman 175, Belajar Menulis Nama Benda

“Jadi, hari pertama mereka ikut pelatihan. Materinya soal teknik dasar menulis cerita. Hari selanjutnya baru mereka menulis cerita fiksi berdasarkan pelatihan yang sudah mereka ikuti,” ujarnya.

Adapun tujuan utama kegiatan ini adalah memberi ruang kepada anak-anak untuk berani menulis dan menuangkan imajinasinya.

Selain membaca, keterampilan menulis juga perlu dilatih sejak usia dini agar budaya literasi bisa tumbuh lebih seimbang.

“Kalau biasanya kita hanya fokus pada literasi saja, sekarang kami ingin anak-anak juga aktif menulis. Dengan begitu, mereka bisa menyampaikan ide dan cerita dari sudut pandang mereka sendiri,” ucapnya.

Selain itu, Dispusip juga akan menyiapkan naskah-naskah terbaik dari peserta akan diterbitkan dalam bentuk buku.

Baca juga: Tantangan Literasi di SMP Negeri 5 Long Bagun Mahulu, Guru Racik Strategi

Harapannya, anak-anak bisa melihat hasil karyanya terbit, dan itu akan memberi mereka rasa percaya diri sekaligus semangat untuk terus menulis.

“Tentunya ingin meningkatkan budaya literasi di kalangan anak-anak, bukan hanya dari sisi membaca, tapi juga menulis,” terangnya.

Ia berharap literasi tidak lagi dipandang sebagai kegiatan formal atau sekadar tugas sekolah, melainkan menjadi bagian dari keseharian anak-anak, tempat mereka bebas mengekspresikan diri dan berkarya. (*)

 

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved