Nelson Dida, Penjaga Gawang Jagoan Adu Penalti yang tak Bisa Jauh dari AC Milan

Penulis: Januar Alamijaya
Editor: Rafan Arif Dwinanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nelson Dida saat masih bermain untuk AC Milan

TRIBUNKALTIM.CO - Jangan bandingkan dirinya seperti Oliver Kahn kiper legendaris Jerman yang kerapkali meledak-ledak di atas lapangan.

Jangan pula samakan ia dengan Gianlugi Donnaruma yang kerapkali berteriak-teriak kepada rekannya.

Nelson Dida adalah antitesi dari itu semua.

Ia punya pembawan tenang, tak banyak berteriak dan jarang menujukan emosinya kala di atas lapangan.

Namun jangan ragukan kemampuan kiper asal Brasil ini.

Sepuluh tahun membela AC Milan dan sejumlah gelar bergengsi yang didapat, jadi bukti sahih, jika Dida punya seusatu yang spesial tanpa harus bersikap reaktif dia atas lapangan.

Punya nama lengkap Nelson De Jesus Silva, kiper bertinggi 1,96 meter ini membuat AC Milan kepincut memboyongnya ke San Siro dari Corinthians setelah melihat penampilannya di Timnas Brasil.

Kebetulan AC Milan saat itu memang membutuhkan penjaga gawang yang memberikan rasa aman di pertahanan setelah Jens Lehmann yang direkrut dari Borussia Dortmund ternyata tak sesuai dengan ekspetasi.

Namun upaya Dida merebut tempat utama tak mudah, AC Mlan ketika itu jug apunya kiper mud ayang cukup menjanjikan dalam diri Christian Abiati.

Nelson Dida kemudian dipinjamkan ke klub asalnya Corinthians untuk menambah jam terbangnya sebelum benar-benar siap menghadapi kultur kompetisi di Eropa.

Setelah satu musim main di klub sebelumnya Corinthians, Dida kembali ke Italia.

Pelatih AC Milan kala itu, Carlo Ancelotti langsung mempercayainya masuk dalam skuat utama.

Dida dikenal punya reflek yang cukup bagus.

Kemampuan bola udarnya juga terbilang di atas rata-rata yang ditunjang dengan tinggi badannya.

Satu kelebihan utama yang dimiliknya, Dida sangat piawai menahan tendangan penalti.

Salah satu penampilan terbaiknya ketika AC Milan berjumpa dengan Juventus di Final Liga Champions tahun 2003.

Setelah pertandingan yang berakhir 0-0 hingga berakhirnya waktu normal, penentuan juara Liga Champions ditentukan lewat drama adu penalti.

Disinilah Dida pantas dijadikan pahlawan bagi AC Milan.

Dalam babak tos-tosan itu, Dida berhasil menahan 3 tendangan penalti dari Juventus termasuk penalti dari bintang Prancis, David Trezequet.

Lewat aksi gemilang Dida akhirnya AC Milan berhasil merengkuh tophy Liga Champions pada musim itu.

Setelah 10 musim bergabung di AC Milan, Dida mengucapkan pamit pada tahun 2010 usai kontaraknya tak diperpanjang.

Dida kemudian kembali ke Brasil dan bergabung dengan Portuguesa.

di penghujung kariernya ia kemudian bergabung ke Gremio sebelum memutuskan untuk pensiun.

Selama kariernya di AC Milan Dida telah mendapatakan banyak trophy.

Selama 10 musim di AC Milan Dida bergelimang sukses.

Dirinya mampu meraih delapan trofi juara dengan rincian: 1 kali trofi Serie A , 1xgelar Coppa Italia [2003], 1 Piala Supercoppa Italiana, 2xtrofi Liga Champions, 2 Piala Super Eropa, serta 1 Piala Dunia Antar Klub.

Namun jalan Dida memang tak bisa jauh dari AC Milan.

Di musim ini, Dida kembali ke kota mode tersebut.

Dirinya dipercaya sebagai pleatih kiper AC Milan U-17.

(*)

Setelah Mario Balotelli, Brescia Ingin Rekrut Mantan Pemain Inter Milan, Juventus, dan AC Milan

Jadwal Liga Italia Pekan Pertama, Buffon Reuni dengan Mantan Klubnya, AC Milan Hadapi Lawan Berat

Rapor Pemain Baru AC Milan di Laga Pramusim, Siapa yang Paling Mengesankan?

Kualitas Suso Sebagai Trequartista AC Milan Musim Ini Diragukan, Ini Penyebabnya

Kekhawatiran AC Milan Jelang Laga Pembuka Liga Italia Serie A, Ada Dalam Krzysztof Piatek

Berita Terkini