Berita Pemprov Kalimantan Timur
Warga Sambaliung dan Tabalar di Berau Siap Sukseskan Program Kampung Iklim
Program ini merupakan bagian dari upaya penurunan emisi gas rumah kaca melalui pendanaan negara-negara donor dalam kelola World Bank
TANJUNG BATU – Warga desa atau kampung di Kecamatan Sambaliung dan Tabalar siap mendukung sukses kegiatan Program Kampung Iklim+ dalam rangka Program Program Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF).
Program ini merupakan bagian dari upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui pendanaan negara-negara donor dalam kelola World Bank atau Bank Dunia.
Kecamatan tersebut masuk dalam kawasan konservasi sebagai Zona Pemanfaatan Terbatas dengan luas lahan kawasan mangrove kurang lebih 25.000 hektar.
"Daerah ini sementara peruntukannya untuk ekowisata mangrove dan perikanan tradisional. Ini merupakan hutan alam," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltim H Riza Indra Riadi didampingi Kepala Dinas Perikanan Berau Tenteram Rahayu dan Sekretaris Dinas Perikanan Yunda Zuliarsih di Tanjung Batu, Kabupaten Berau, Kamis (14/11/2019).
Menurut Riza, saat ini kawasan tersebut memang belum ada yang melaksanakan program rehabilitasi atau penanaman mangrove di lahan kritis. Jika dilihat di lapangan, memang ada lahan yang pantas dilakukan rehabilitasi dan masyarakat setempat pun mendukung ini. Terutama di Kampung Tabalar Muara.
"Untuk tingkat tapak sudah siap mendukung pelaksanakan program tersebut menjadi kampung iklim+. Tentu program ini upaya nyata untuk mengurangi dampak dari emisi karbon yang pada gilirannya adalah mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini makin terasa akibatnya," jelasnya.
Kampung Tabalar Muara, Kecamatan Tabalar memiliki lahan kritis seluas 15 hektar. Kemudian, Kampung Silanjau dan Seketa Kecamatan Sambaliung terdapat lahan kritis seluas 48 hingga 50 hektar.
"Yang jelas dari masyarakat sangat mendukung pengembangan kawasan tersebut untuk pelaksanaan program kampung iklim plus," yakin Riza. (jay/sul/adv)