Virus Corona
Angka Kematian Akibat Virus Corona Lebih 100 Ribu Orang di Dunia, New York Tertinggi Kasus Covid-19
angka kematian akibat Virus Corona lebih dari 100 ribu orang di dunia, New York Amerika Serikat tertinggi kasus covid-19
TRIBUNKALTIM.CO - Kabar buruk, angka kematian akibat Virus Corona lebih dari 100 ribu orang di dunia, New York Amerika Serikat tertinggi kasus covid-19.
Ancaman Virus Corona hingga kini belum mereda di dunia.
Bahkan angka kematian golbal telah melebihi 100 ribu jiwa.
Khusus di New York, Amerika Serikat, tercatat jumlah kasus positif covid-19 terbanyak di dunia.
Bukan tidak meungkin kasus positif covid-19 di Amerika Serikat terus bertambah, imbas dari ketidaktegasan Donald Trump dalam mengantisipasi Virus Corona.
Sementara itu, melansir Kompas.com, korban meninggal dunia setelah positif tertular Virus Corona di seluruh dunia dilaporkan sudah melewati 100.000 orang.
• Rahasia Kim Jong Un Korea Utara Masih Nol Virus Corona, Amerika Serikat & China Sudah Babak Belur
• Amerika Serikat Resmi Uji Coba Kedua Kali Vaksin Anti Covid-19, Efektif Bunuh Virus Corona?
• Virus Corona di Amerika Serikat Mengganas, Kamar Mayat di New York Dipenuhi Jenazah Korban Covid-19
Angka memilukan itu dicatat setelah Inggris melaporkan kenaikan tertinggi pada data harian semenjak mereka mengalami wabah itu.
Negeri "Ratu Elizabeth" itu disebut melewati angka kematian harian yang dibukukan oleh Spanyol dan Italia, dilaporkan Sky News Jumat (10/4/2020).
Total merujuk kepada situs Worldometers, saat ini mortalitas telah mencapai 102.734, sementara kasus infeksi lebih dari 1,6 juta.
Berdasarkan data dari Universitas John Hopkins, berikut merupakan lima negara yang membukukan korban meninggal karena Virus Corona tertinggi:
- Italia: 18.849
- Amerika Serikat ( AS): 18.747
- Spanyol: 16.081
- Perancis: 13.197
- Inggris: 8.958
• Kamar Mayat di New York Amerika Serikat Penuh, Peti Mati Korban Virus Corona Ditempatkan di Parit
Karena terdapat jeda antara kasus terkonfirmasi dengan mereka yang sudah meninggal, angka kematian diperkirakan bakal terus bertambah.
Merujuk kepada situasi di Inggris, di mana 19.304 terbukti positif dalam 24 jam terakhir, Wakil kepala tim medis Profesor Jonathan Van Tam menyebut negaranya masih berbahaya.
"Situasinya masih berbahaya. Kami masih harus tetap mengambil kebijakan demi kebijakan untuk menanggulanginya," terang Van Tam.
Dia menekankan bahwa masih terlalu prematur untuk menyebut mereka sudah melewati puncak, dan menegaskan agar publik tetap menerapkan social distancing.
Penasihat sains Perdana Menteri Boris Johnson, Sir Patrick Vallance, menerangkan bahwa bisa menahan korban meninggal di bawah 20.000 adalah "hasil yang bagus".