Mengacu Penelitian WHO, Kadinkes Balikpapan Sebut Covid-19 Akan Menular Hanya Sampai Hari ke-9

Angka kasus positif covid-19 terus bertambah di Balikpapan sehingga menjadi penyumbang tertinggi untuk wilayah Kaltim. Sampai kini, total kasus po

TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, covid-19 akan menular hanya sampai hari kesembilan, mengacu pada penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbaru. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Angka kasus positif covid-19 terus bertambah di Balikpapan sehingga menjadi penyumbang tertinggi untuk wilayah Kaltim.   

Sampai kini, total kasus positif covid di Balikpapan sudah mencapai 2.896 kasus.

Sehingga Kota Balikpapan belum bisa terlepas dari status zona merahnya.

Namun begitu, sesuai pedoman terbaru Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413, rata-rata isolasi mandiri adalah 10 hari untuk pasien positif tanpa gejala.

Ini disampaikan Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Balikpapan, Andi Sri Juliarty, yang tengah menanggapi beberapa kasus.

"Isolasi 10 hari, kalau di rumah sakit 10 hari plus tiga. Selanjutnya dilakukan swab satu kali saja," ujar Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan itu.

Ini mengacu pada penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terbaru, bahwa covid-19 akan menular hanya sampai hari kesembilan.

Dia menjelaskan, apabila dilakukan rapid test ulang masih akan menunjukkan reaktif. Namun ini sudah dinyatakan tidak menular.

"Kalau isolasi mandiri tidak ada swab lagi. Kalau pasien positif, lepas masa minimal isolasi sudah dianggap tidak menular," katanya.

Sementara itu, saat ini rata-rata dikeluarkannya hasil tes usap ujung pangkal hidung dan tenggorokan alias swab test, maksimal tujuh hari.

Ini terjadi dikarenakan masih adanya penumpukan spesimen yang harus diujikan, baik ke Labkesda Provinsi maupun tempat lainnya.

Dia menambahkan, untuk pasien tanpa gejala, pasien juga tidak akan diberikan obat apapun selain vitamin.

"Jadi hanya diberikan vitamin apa saja dari Puskesmas. Termasuk berjemur, olahraga dan makanan bergizi," tuturnya.

"Karena kami menganggap obat bagi mereka adalah imun mereka sendiri. Tidak ada obat," ucapnya.

Penanganannya jelas sangat berbeda dengan kasus positif yang dialami orang dengan gejala.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved