Amalan dan Doa

Mengapa Tidak Boleh Mengerjakan Sholat Setelah Sholat Subuh dan Ashar, Ini Penjelasan Lengkapnya

Editor: Nur Pratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sholat

TRIBUNKALTIM.CO - Mengapa tidak boleh mengerjakan sholat setelah sholat Subuh dan Ashar, Ini penjelasan lengkapnya. 

Selain Badiyyah Subuh, ada waktu sholat lainnya yang dilarang yaitu Badiyyah Ashar.

Sholat rawatib sebeblum sholat fardu disebut Sholat Qabliyyah.

Sedangkan sholat rawatib sesudah sholat fardu disebut sholat sunnah Ba'diyyah.

Berdasarkan Hadis Riwayat Bukhari Muslim waktu dilarangnyaumat Islam melangsungkan sholat rawatib Badiyyah adalah setelah sholat Subuh dan Asyar.

Mengapa waktu itu dilarang?

“Tidak ada shalat setelah shalat subuh, hingga matahari meninggi. Dan tidak ada shalat setelah shalat ashar hingga matahari tenggelam” (HR Bukhari Muslim).

Larangan mengerjakan sholat Badiyyah setelah sholat fardu Subuh dan Ashar juga dijelaskan dalam Hadis Riwayat Ahmad.

Rasulullah SAW melarang karena matahari terbit di antara dua tanduk setan dan terbenam diantara dua tanduk syetan.

Baca juga: Sholat adalah Kewajiban Seorang Muslim yang Sudah Balig, Ini Keutamaan Sholat Subuh dan Ashar

Baca juga: Bacaan Niat dan Doanya Setelah Mengerjakan Sholat Dhuha, Bahasa Arab, Latin dan Artinya

Meskipun ada larangan dalam mengerjakan sunnah Badiyyah, tapi untuk melaksanakan shalat wajib yang tertinggal atau ada udzur tertentu masih diperbolehkan, seperti shalat jenazah dan tahiyatul masjid.

Kemudian orang yang tertidur dan baru sadar belum melaksanakan sholat wajibnya maka shalat boleh dikerjakan kapan saja bangun dan tersadar.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya matahari, ketika terbit membawa tanduk setan. Ketika ia naik, tanduknya dilepaskan. Ketika berada di tengah ufuk, tanduknya dikenakan kembali. Ketika tergelincir, tanduk itu ditanggalkan,

dan dikenakan kembali ketika mendekati tenggelam. Ketika betul-betul tenggelam, tanduk itu ditanggalkan. Karena itu, janganlah kalian shalat pada tiga waktu tersebut,” (HR. Malik, Ahmad bin Hambal, Ibnu Majah, dan Al-Baihaqi).

“Sesungguhnya matahari terbit di antara dua tanduk setan, dan tenggelam di antara dua tanduk setan pula,” (HR. Abu Dawud dan Muslim).

“Janganlah kalian mendekatkan shalat kalian dengan waktu terbit dan tenggelamnya matahari. Sebab, ia terbit di antara dua tanduk setan, dan tenggelam di antara dua tanduk setan pula,” (HR. Bukhari).

Para ulama berbeda pendapat mengenai pengertian lahiriah dan hakiki dari “dua tanduk setan” tersebut.

Ada yang mengatakan itu memang benar-benar tanduk setan. Maksudnya adalah setan mengikuti matahari.

Setan menyertai terbit dan terbenamnya matahari agar para penyembah matahari yang bersujud pada matahari, sebenarnya bersujud pada setan.

Sehingga, setan dan pendukung-pendukungnya merasa orang-orang kafir tersebut bersujud padanya.

Pendapat lain adalah “tanduk” tersebut merupakan kiasan.

Makna kiasan “tanduk” tersebut adalah kehebatan, kesombongan, kekuasaan, dan kemampuan setan dan pendukung-pendukungnya.

Demikian, wallahu a'lam.

Niat sholat Sunah Qobliyah Subuh

اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatash-shubhi rok'ataini qobliyyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta'aala

Artinya : "Saya niat shalat sunnah sebelum subuh dua rakaat, dengan menghadap kiblat karena Allah ta'ala

Niat sholat Sunah Qobliyah Dzuhur

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatazh-zhuhri rok'ataini qobliyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'ala

Artinya : "Saya niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat, dengan menghadap kiblat karena Allah ta'ala

Niat sholat Sunah Ba'diyah Dzuhur

اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnataz-zhuhri rok'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa

Artinya : "Saya niat shalat sunnah setelah dzuhur dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala

Niat Sholat Sunnah Qobliyah)Ashar

USHALLI SUN NATAL 'ASHRI RAK'ATAINI QABLIYAA - TAN LILLAHI TAALAA . ALLAHU AKBAR.

Artinya : "Aku niat shalat sunat sebelum ashar dua raka'at karena Allah ta'ala. Allahu Akbar.

Niat sholat Sunah Qobliyah Isya

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal ‘isyaa-i rak’ataini qabliyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala.

Aku niat sholat sunnah sebelum Isya dua rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta’ala.

Niat sholat Sunah Bakdiyah Isya

اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli Sunnatal 'isya'i rok'ataini ba'diyyayan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala

Artinya : "Saya niat shalat sunnah setelah 'isya dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala"

Niat sholat Sunah Bakdiyah Maghrib

اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli sunnatal maghribi rok'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'ala

Artinya : "Saya niat shalat sunnah setelah maghrib dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala"

Tata Cara Mengerjakan Sholat Rawatib Sebelum (Qobliyah)

a. Niatnya menurut macam shalatnya.

b. Tidak dengan adzan dan iqamah.

c. Dikerjakan tidak dengan bermaja'ah.

d. Bacaannya tidak dinyaringkan.

e. Jika lebih dari dua raka'at, tiap-tiap dua raka'at satu salam,

f. Diutamakan sebaiknya tempat mengerjakan pindah bergeser sedikit dari tempat shalat fardlu yang baru dikerjakan.

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul MENGAPA Sholat Rawatib Badiyyah Subuh & Ashar Dilarang, Apa Arti Matahari Diantara Dua Tanduk Setan?, 

Berita Terkini