SAMARINDA - Gojek merupakan aplikator dengan tingkat kepatuhan tertinggi dalam mematuhi standar keselamatan dan keamanan dibandingkan dengan aplikator lainnya.
Gojek memiliki tingkat kepatuhan hingga 94 persen, Grab 91 persen, Maxim 88 persen dan InDriver 79 persen dalam penerapan peraturan pemerintah No 12 tahun 2019 tentang perlindungan keselamatan pengguna sepeda motor yang digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Hal itu berdasarkan hasil survei Kepatuhan Mitra Pengemudi dan Konsumen Terhadap Fitur Keselamatan Pada Aplikasi Transportasi Online yang dilakukan oleh Universitas Mulawarman.
Baca juga: Gojek Gandeng Gramedia Academy Luluskan Ribuan Anak Mitra Driver dari Kursus Bahasa Inggris
Survey tersebut juga menunjukkan Gojek merupakan transportasi online (ojol) yang paling sering digunakan oleh konsumen hingga mencapai 39 persen lebih tinggi dari Grab yang hanya mencapai 35 persen.
Di Peringkat ketiga diduduki oleh maxim yang mendapat 19 persen dan di peringkat ke empat adalah InDriver yang hanya mendapatkan 7 persen. Selain itu, Gojek menjadi aplikator yang dinilai paling memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen.
“PM 12 tahun 2019 itu mengatur keselamatan, mekanisme sanksi yang tegas, dan biaya jasa. 54 persen responden menyampaikan Gojek sebagai aplikator yang memberikan jaminan keamanan dari tindak pelecehan seksual yang terjadi pada transportasi online.
Hal ini menjadikan Gojek sebagai aplikator dengan rating tertinggi yang kemudian disusul oleh Grab 24 persen, kemudian Maxim 13 persen dan InDriver 9 persen” ungkap Muhammad Ali Adriansyah Ketua Peneliti Universitas Mulawarman.
Dari survey tersebut, diketahui bahwa fitur keselamatan yang disediakan Gojek merupakan fitur yang paling banyak dipahami oleh konsumen. Melebihi jauh dari pemahaman konsumen terhadap fitur keamanan di aplikasi lainnya
Baca juga: Gojek Luncurkan GoCampus Ambassador, Mudahkan Hidup Mahasiswa
“Adapun fitur-fitur yang lain memiliki tingkat pemahaman yang rendah di antara konsumen, fitur tersebut dipergunakan hanya dalam beberapa momen tertentu saja. Temuan ini menunjukkan bahwa kehadiran teknologi saja tidak menjadikan fitur keamanan menjadi efektif,
pemahaman konsumen yang dihasilkan oleh kampanye yang konsisten seperti yang dilakuan Gojek menjadi faktor penentu keamanan secara menyeluruh dari konsumen dan pengemudi” tambah Muhammad Ali.
Baca juga: Kisah mitra Gojek di Balikpapan, 6 Tahun Bermitra Bisa Beri Modal Istri Buka Usaha
Survey juga mendapati bahwa keluhan terbanyak dari konsumen adalah persoalan tarif hingga mencapai 40 persen. Banyak para konsumen tarif ojol berharap tarif ojol tetap murah dan jika terjadi kenaikan maka jangan terlalu tinggi naiknya.
“Sebenarnya konsumen juga sadar bahwa kenaikan tarif merupakan konsekuensi dari naiknya harga BBM, namun mereka tetap berharap ojol menjadi pelopor transportasi rakyat yang murah dan tetap terjangkau tarifnya.
Keluhan kedua yang sering diutarakan konsumen adalah masalah keamanan yang mencapai 28 persen. Para konsumen berharap adanya layanan cctv yang terkoneksi langsung ke kantor polisi dan kantor pusat aplikator, sehingga penumpang bisa mengaktifkan tombol cctv jika situasi di dalam mobil sudah mencurigakan,” tutur Muhammad Ali. (*)