TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kecelakaan maut yang dialami relawan Griya Mukti Sejahtera (GMS) Samarinda menimbulkan duka mendalam dari seluruh rekanan.
Salah satunya adalah Ketua Relawan Info Taruna Samarinda (ITS), Joko Iswanto.
Ia mengungkapkan bahwa dari data mereka, kejadian ini merupakan insiden maut kelima yang dialami para relawan.
Sementara peristiwa nahas kali ini merupakan musibah terparah dalam dua tahun terakhir.
"Karena ini langsung tiga korban jiwa, tiga luka-luka. Ini betul-betul duka mendalam bagi kita semua, khususnya kami para relawan. Tentu ini juga menjadi pembeljaran untuk kami agar lebih safety saat bertugas," ujarnya kepada TribunKaltim.co saat dijumpai di lokasi pemakaman para korban, Selasa (10/12/2024).
Baca juga: 3 Relawan GMS Meninggal Karena Kecelakaan Saat Menuju TKP Kebakaran di Samarinda Telah Dikebumikan
Di wilayah Perumahan Griya Mukti Sejahtera Samarinda, selain GMS, tercatat ada 4 satuan relawan lainnya.
Ikhsan, salah satu anggota Relawan Mako 10 mengatakan, setiap ada insiden para relawan dari perumahan yang ada di Jalan PM Noor, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, itu akan berjalan beriringan.
Namun, entah mengapa di malam insiden itu, mereka memilih untuk berpencar.
"Kami biasa di belakang mereka (relawan GMS). Semalam kami lewat (Jalan) M. Yamin. Tahu mereka terkena musibah pas kami sampai di Pasar Segiri," ungkap Ikhsan.
Duka mendalam dirasakan warga Kota Samarinda saat pejuang kemanusiaan itu gugur dalam tugas.
Mereka pun menekankan bahwa ini alarm keras untuk lebih memperhatikan faktor keselamatan.
"Kami kehilangan sekali. Tentu ini jadi peringatan bagi kami agar lebih berhati-hati ke depannya," kata Ikhsan.
Selain para relawan, ungkapan belasungkawa juga datang dari berbagai instansi yang bergerak di bidang kebencanaan.
Di antaranya adalah Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Disdamkar Samarinda turut hadir saat proses pemakaman ketiga relawan GMS.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut Mobil Relawan Kebakaran, Anggota GMS Gugur Pengabdian, Samarinda Berduka
Wakil Koordinator Pos Samarinda, Iwan Setiawab Abbas mengatakan, kehadiran mereka sebagai ungkapan simpati kepada para relawan yang gugur saat bertugas.
Hal ini mengingat kehadiran relawan sangat membantu mereka dalam operasi SAR ataupun kegiatan lainnya.
"Mereka luar biasa. Mereka pahlawan. Mereka tidak mengenal waktu dalam menolong orang lain meskipun tidak mendapat bayaran atau bahkan ucapan terima kasih," ucap Abbas.
Pihaknya juga sangat berharap insiden dan duka ini menjadi kejadian terakhir yang menimpa para relawan.
Ia menegaskan prinsip penyelamatan atau rescue adalah harus lebih dulu memastikan rekan tim selamat, diri sendiri selamat dan materi atau peralatan aman baru melakukan penyelamatan.
"Selama ini dorongan kemanusiaan para relawan sangat luar biasa. Namun kami harus jujur bahwa dari segi safety mereka masih cukup minim. Semoga ini menjadi pembelajaran berharga agar duka ini tidak terulang lagi," pungkas Abbas. (*)