Berita Kukar Terkini

dr Aisyah Ajak Guru di Kukar Pahami Karakter Anak Secara Mendalam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PARENTING MURID- Dokter, hipnoterapis klinis, sekaligus praktisi neuroparenting dr. Aisyah, Kamis (24/7/2025). Ia  menekankan pentingnya peran guru sebagai figur orang tua kedua di sekolah, yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendoakan dan merawat ikatan batin dengan anak.  (TRIBUNKALTIM.CO / PATRICK VALLERY SIANTURI) 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG – Parenting pendidikan guru yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kamis(24/7/2025), menghadirkan dr. Aisyah Dahlan yang merupakan dokter, hipnoterapis klinis, sekaligus praktisi neuroparenting yang dikenal luas karena pendekatannya dalam mendidik anak melalui kombinasi psikologi, neurologi, dan pendekatan spiritual.

Dalam kegiatan yang diikuti ratusan guru dari berbagai jenjang ini, dr. Aisyah menyampaikan materi seputar karakter anak, perbedaan pendekatan pada anak laki-laki dan perempuan, serta pentingnya kelekatan emosional antara guru dan murid.

“Saya sangat terharu melihat antusiasme para guru. Tadi saya ingin menyapa satu per satu, tapi karena keterbatasan waktu saya hanya bisa melambaikan tangan tanda perpisahan. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan tadi bisa menjadi penguat dan menambah kesadaran,” ungkapnya.

dr. Aisyah Dahlan merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, dan menyelesaikan program profesi dokternya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Baca juga: Disdikbud Kukar Perkuat Ilmu Parenting Guru, Bekali Pemahaman Karakter Anak Lewat Psikologi Terapan

Ia juga mengantongi sertifikasi hipnoterapi dari LSP KHI–BNSP, serta pernah mengikuti pelatihan konselor penyalahgunaan narkoba di Kuala Lumpur, Malaysia.

dr. Aisyah Dahlan adalah dokter dan hipnoterapis klinis yang menggabungkan ilmu otak, psikologi, dan hypnotherapy dalam metode neuroparenting. Ia diakui dalam memberikan pelatihan bagi orang tua, guru, dan pendidik, dengan fokus pada komunikasi emosional, pola asuh adaptif berdasarkan jenis kelamin anak, serta “ikatan batin” melalui doa dan dialog jiwa.

Kini, ia aktif menyampaikan edukasi parenting berbasis neuroscience dan spiritual healing di berbagai kota dan platform daring.

dr. Aisyah menekankan pentingnya peran guru sebagai figur orang tua kedua di sekolah, yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendoakan dan merawat ikatan batin dengan anak.

“Doa guru itu mujarab, insya Allah. Kadang saat lisan tak bisa menyampaikan, kita bisa pakai dialog jiwa. Bayangkan wajah anak itu, lalu sampaikan dalam hati: ‘Ya Allah, jadikan dia anak yang saleh, rajin, dan mulia.’ Ikatan seperti ini bisa mengubah anak,” terangnya.

Ia juga memberikan beberapa teknik sederhana namun efektif yang bisa diterapkan guru dalam menghadapi anak. Misalnya, memberi jeda lima detik sebelum berbicara dengan anak laki-laki, atau memberikan nasihat sambil makan bersama agar lebih diterima secara emosional.

Baca juga: Disdikbud Kukar Gelar Parenting Pendidikan Bareng dr Aisyah Dahlan

“Kalau bertemu anak perempuan, lihat ekspresi wajahnya. Tapi kalau anak laki-laki, jangan langsung ditegur. Beri ruang dulu. Bahasa tubuh penting. Mereka itu beda caranya menyerap pesan,” jelasnya.

Tak hanya memberikan materi formal, dr. Aisyah juga menyampaikan pesan ringan namun berkesan kepada para peserta, termasuk mendoakan jodoh bagi para awak media pada sesi wawancara. Suasana pun cair dengan canda dan tawa.

“Yang jomblo jangan lupa berdoa, semoga di tahun 2025 Allah pertemukan jodohnya. Aamiin,” ucapnya, disambut tawa awak media.

Ia berharap kegiatan parenting seperti ini tidak berhenti pada satu pertemuan, namun dapat dilanjutkan secara berkala, baik secara langsung maupun daring.

“Sekarang belajar bisa lewat Zoom. Yang penting ada kemauan. Semoga dari waktu singkat ini, ada satu-dua teknik yang bisa langsung diterapkan di kelas,” pungkasnya. (*)

 

 

Berita Terkini