Fenomena Alam

Penjelasan 5 Agustus 2025 jadi Hari Terpendek dalam Setahun, Apakah Kita akan Merasakannya?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HARI TERPENDEK - Ilustrasi kalender Agustus yang diolah di Canva. Berikut penjelasan hari terpendek pada 5 Agustus 2025 (Grafis TribunKaltim.co/canva)

TRIBUNKALTIM.CO - Pernahkah Anda membayangkan bahwa satu hari bisa terasa lebih cepat, meskipun jam menunjukkan waktu yang sama?

Pada 5 Agustus 2025, Bumi dilaporkan menyelesaikan rotasi penuh sedikit lebih cepat dari biasanya.

Hari itu tercatat sebagai hari terpendek ketiga sepanjang tahun ini, dengan durasi 1,25 milidetik lebih singkat dari standar 24 jam.

Sebagai informasi, rotasi bumi adalah perputaran planet ini pada porosnya yang menyebabkan terjadinya siang dan malam. 

Baca juga: BMKG Bantah Gerhana Matahari Total Agustus 2025, Ini Jadwal Resmi Kapan Gerhana Tahun Ini

Bisakah Hari Terpendek Besok Dirasakan Secara Langsung?

Perbedaan ini memang tidak terasa dalam aktivitas sehari-hari, tetapi menjadi bagian dari tren rotasi bumi yang terus berubah. 

Jika tren ini berlanjut, para ilmuwan memperkirakan satu detik mungkin harus dikurangi dari jam atom sekitar tahun 2029.

Jam atom adalah alat pengukur waktu paling presisi yang menggunakan getaran atom (biasanya cesium atau rubidium) untuk menjaga ketepatan waktu. Jam ini menjadi dasar sistem waktu internasional (UTC).

Langkah ini disebut detik kabisat negatif dan belum pernah dilakukan sebelumnya.

Detik kabisat negatif adalah pengurangan satu detik dari waktu UTC. Ini dilakukan jika rotasi Bumi menjadi lebih cepat dari waktu atom. 

Apa penyebab hari bisa semakin pendek durasinya?

Dilansir dari CNN, Senin (21/7/2025), panjang satu hari secara teknis adalah waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menyelesaikan satu rotasi penuh, sekitar 86.400 detik.

Namun, faktor seperti tarikan gravitasi bulan, perubahan atmosfer musiman, dan pergerakan inti cair bumi membuat rotasi tidak selalu konsisten.

Akibatnya, perbedaan kecil dalam durasi hari, meskipun hanya beberapa milidetik, dapat terjadi.

Dalam sejarah awal Bumi, satu hari hanya berlangsung sekitar 19 jam.

Seiring waktu, hari-hari menjadi lebih panjang akibat gesekan pasang surut Bulan yang menyebabkan Bulan perlahan menjauh dari Bumi dan memperlambat rotasi planet.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, rotasi Bumi justru mengalami percepatan.

Meski percepatan ini menimbulkan tanda tanya, studi pada 2024 menunjukkan bahwa mencairnya es kutub dan naiknya permukaan laut bisa memengaruhi kecepatan rotasi.

Tetapi, perubahan massa tersebut justru cenderung memperlambat rotasi, bukan mempercepatnya.

Penjelasan yang lebih mungkin adalah perubahan yang terjadi di inti Bumi.

Pergerakan inti cair Bumi dapat memengaruhi distribusi momentum sudut, membuat mantel dan kerak berputar sedikit lebih cepat.

“Penyebab percepatan ini belum diketahui secara pasti,” kata Leonid Zotov, pakar rotasi Bumi dari Universitas Negeri Moskwa kepada Timeanddate.com.

Menurutnya, sebagian besar ilmuwan menduga sumber percepatan ini berasal dari dalam Bumi karena model atmosfer dan samudra tidak mampu menjelaskannya.

 Zotov memperkirakan percepatan ini akan segera melambat, yang berarti fenomena ini mungkin hanya anomali sementara dalam tren panjang menuju rotasi yang makin lambat dan hari-hari yang makin panjang.

Fisikawan dari National Institute of Standards and Technology, Judah Levine, mengatakan bahwa jika percepatan waktu terus berlanjut, para ilmuwan memprediksi kemungkinan munculnya detik kabisat negatif.

Detik kabisat negatif adalah pengurangan satu detik dari waktu resmi.

“Itu belum pernah terjadi sebelumnya. Namun sekarang probabilitasnya sekitar 40 persen terjadi sebelum 2035,” terang dia.

Menurut pakar geofisika dari University of California, San Diego, Duncan Agnew, fluktuasi rotasi Bumi dipengaruhi oleh posisi bulan dan pasang surut.

Pada musim panas, rotasi Bumi cenderung lebih cepat karena perlambatan atmosfer yang berimbas pada peningkatan momentum rotasi planet.

"Ada tren jangka panjang, tapi juga naik-turun yang tidak terduga," ucap Agnew.

Kesimpulan

Hari terpendek yang terjadi pada 5 Agustus 2025 memang tidak dapat dirasakan secara langsung oleh manusia.

Namun, di balik fenomena kecil ini tersembunyi perubahan besar yang dapat memengaruhi sistem waktu dunia.

Detik kabisat negatif bisa menjadi langkah bersejarah pertama dalam menyesuaikan waktu global — satu detik yang bisa mengubah standar waktu yang kita kenal selama ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggal 5 Agustus Jadi Hari Terpendek dalam Setahun, Kenapa Bisa?"

Berita Terkini