TRIBUNKALTIM.CO - Salah satu saga transfer terpanjang dan paling melelahkan dalam sejarah AC Milan akhirnya berakhir.
Ardon Jashari resmi menjadi rekrutan kelima Rossoneri pada bursa transfer musim panas ini.
Transfer ini memakan waktu lebih dari dua bulan sejak AC Milan pertama kali dikaitkan dengan gelandang asal Swiss tersebut.
Rabu (6/8/2025) sore waktu setempat, AC Milan mengumumkan perekrutan Jashari yang menandatangani kontrak berdurasi lima tahun.
Baca juga: Daftar Pemain yang Menolak Diuangkan AC Milan, Ismael Bennacer Ogah Main di Liga Arab
Pemain internasional Swiss itu tiba di Italia pada Selasa (5/8/2025) malam dan menjalani tes medis keesokan harinya.
Meski perlu beradaptasi dengan kebugaran dan sistem permainan pelatih Massimiliano Allegri, ia berpeluang melakoni debut akhir pekan ini saat AC Milan menghadapi Leeds United atau Chelsea.
Jashari akan bergabung dengan Luka Modric dan Samuele Ricci untuk membentuk lini tengah baru, setelah AC Milan melepas Tijjani Reijnders ke Manchester City dengan nilai transfer besar.
Ardon Jashari lahir pada 30 Juli 2002 di Cham, sebuah kota kecil di tepi utara Danau Zug, Swiss, dengan populasi kurang dari 20 ribu jiwa.
Baca juga: Napoli dan AC Milan Sama-sama Kedatangan Legenda, Ini Perbandingan De Bruyne dengan Luka Modric
Ia memiliki darah Albania dan mulai bermain sepak bola di akademi FC Luzern saat berusia 10 tahun.
Luzern hanya berjarak sekitar 25 menit perjalanan kereta dari kampung halamannya.
Pada 2019, di usia 17 tahun, Jashari mulai tampil bersama tim cadangan Luzern dan perlahan mendapat kesempatan duduk di bangku cadangan tim utama.
Debutnya terjadi melawan FC Zurich, meski hanya bermain satu menit.
Baca juga: 4 Pemain Menolak Dijual AC Milan, Ada Alessandro Nesta-nya Jerman Hingga Gelandang Prancis
Kesempatan besar datang pada 2022 ketika pelatih Mario Frick menurunkannya sebagai starter melawan FC Basel.
Sejak itu, ia menjadi andalan, mencatat satu gol dan tiga assist di musim tersebut.
Frick memujinya sebagai “pemimpin alami” dan “bermain seperti pemain berusia 30 tahun meski baru 20 tahun.”
Musim berikutnya, Jashari dipercaya menjadi kapten klub dan membawa Luzern finis di posisi keempat Swiss Super League, yang mengantarkan mereka ke kualifikasi Europa Conference League.
Baca juga: Pekan Pertama Liga Italia 2025/2026: Inter vs Torino, Juventus vs Parma, AC Milan Lawan Tim Promosi
Penampilannya menarik minat banyak klub, hingga Club Brugge menebusnya dengan rekor transfer klub sekitar €6 juta.
Di Belgia, Jashari sempat kesulitan di awal.
Namun sejak debut sebagai starter pada pekan ketujuh liga, ia tak tergantikan di lini tengah.
Musim lalu, ia tampil hampir di semua laga Pro League dan 11 kali menjadi starter di Liga Champions, membantu Brugge mencapai babak 16 besar, termasuk kemenangan atas Atalanta di mana ia dinobatkan sebagai Man of the Match.
Baca juga: Pekan Pertama Liga Italia 2025/2026: Inter vs Torino, Juventus vs Parma, AC Milan Lawan Tim Promosi
Jashari debut di timnas U-21 Swiss pada Maret 2022, hanya 20 menit bermain melawan Wales.
Namun, ia langsung dipromosikan ke tim senior dan debut di laga Nations League melawan Ceko.
Ia juga masuk skuad Piala Dunia 2022 di Qatar, meski hanya bermain sebentar melawan Portugal.
Kini, di usia 22 tahun, ia mulai mendapat peran lebih besar di tim nasional.
Baca juga: 4 Pemain Ditukar Dusan Vlahovic, AC Milan Coba Segala Cara Luluhkan Hati Juventus
Cinta Lama pada AC Milan
Jashari adalah penggemar AC Milan sejak kecil.
Pertama kali ia mengunjungi San Siro pada 2011 untuk menyaksikan AC Milan kalah 1-3 dari Barcelona.
Atmosfer stadion membuatnya bermimpi bermain di lapangan yang sama. Empat belas tahun kemudian, mimpinya terwujud.
Baca juga: Saran Gennaro Gattuso ke Federico Chiesa: Tinggalkan Liverpool, Gabung AC Milan?
Menariknya, seluruh rekrutan lini tengah AC Milan musim panas ini, Jashari, Modric, dan Ricci, adalah penggemar AC Milan sejak kecil.
Gaya Bermain
Dalam formasi 4-2-3-1, Jashari biasa bermain di poros ganda, mengontrol jalur tengah, menjaga aliran bola, mengatur tempo, serta cepat memindahkan permainan ke depan.
Kelebihan utamanya meliputi:
Baca juga: Jadwal Pekan Pertama Liga Italia 2025/26: Sassuolo vs Napoli, AC Milan Ujian Pertama Emil Audero dkk
* Teknik dan sentuhan pertama yang halus.
* Kemampuan bermain di ruang sempit berkat kaki yang cepat dan ketenangan di bawah tekanan.
* Dribel dan kelincahan yang memungkinkannya lolos dari pressing lawan.
* Umpan progresif yang mampu membongkar pertahanan rapat.
* Tackling dan intersep yang efektif berkat pembacaan permainan.
* Mobilitas tinggi sebagai gelandang box-to-box.
* Fisik kokoh meski posturnya tidak besar.
Baca juga: AC Milan Ngotot Datangkan Dusan Vlahovic, Rossoneri Tawarkan 4 Pemain ke Juventus
Kelemahan:
Dua hal yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan duel udara, ia berada di persentil ke-5 untuk kemenangan duel udara, dan konsistensi dalam pengambilan keputusan.
Meski begitu, hal ini wajar mengingat usianya yang masih muda dan bisa diperbaiki dengan bimbingan pelatih berpengalaman.
AC Milan mendapatkan gelandang yang mampu berkontribusi di semua fase permainan, baik menyerang maupun bertahan.
Meski minim pengalaman di liga-liga top Eropa, Jashari punya kualitas untuk berkembang menjadi pilar penting Rossoneri.
Bagi fans, ini adalah kisah sempurna: seorang bocah yang dulu hanya bermimpi bermain di San Siro, kini resmi mengenakan seragam merah-hitam kebanggaannya. (*)