Berita Nasional Terkini
Budi Arie Ungkap Arti Sebenarnya Kata 'Projo', Logo Bakal Berubah Tanpa Wajah Jokowi
Langkah ini menjadi sorotan karena simbol wajah Jokowi telah menjadi ikon utama Projo selama lebih dari satu dekade.
Ringkasan Berita:
- PROJO mengumumkan perubahan logo yang tak lagi memakai wajah Jokowi dalam Kongres III di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, 1 November 2025
- Budi Arie menegaskan bahwa PROJO bukan singkatan dari “Pro Jokowi”, melainkan berasal dari bahasa Sansekerta dan Jawa Kawi yang berarti “rakyat” atau “negeri”
- Transformasi ini menandai arah baru organisasi relawan menuju gerakan nasional yang mendukung pemerintahan Prabowo Subianto.
TRIBUNKALTIM.CO - Dalam Kongres III yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Sabtu (1 November 2025), Ketua Umum DPP Projo Budi Arie Setiadi mengumumkan sejumlah langkah penting yang menandai transformasi organisasi, salah satunya perubahan logo yang selama ini identik dengan wajah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Langkah ini menjadi sorotan karena simbol wajah Jokowi telah menjadi ikon utama Projo selama lebih dari satu dekade.
Namun, menurut Budi Arie, organisasi ini kini tengah berupaya menegaskan jati dirinya sebagai gerakan rakyat yang lebih luas, tidak terbatas pada dukungan terhadap satu sosok saja.
“Projo akan melakukan transformasi organisasi. Salah satunya adalah kemungkinan merubah logo, yang nanti akan kita putuskan di Kongres ketiga ini,” ujar Budi Arie dalam konferensi pers di sela-sela acara kongres.
Baca juga: Padahal Sudah Disiapkan Ruang VIP, Terungkap Alasan Jokowi Mendadak Batal Hadiri Kongres Projo
Ia menambahkan, keputusan ini merupakan bagian dari upaya memperbarui arah dan semangat Projo agar lebih relevan dengan tantangan politik nasional saat ini.
“Logo Projo akan kita rubah, supaya tidak terkesan kultus individu. Iya (bukan wajah Jokowi lagi) kemungkinan,” ucapnya menegaskan.
Arti ‘Projo’ yang Sebenarnya
Di tengah wacana perubahan tersebut, Budi Arie juga meluruskan pemahaman publik mengenai arti nama “Projo” yang selama ini sering dianggap sebagai singkatan dari “Pro Jokowi”.
Ia menepis anggapan itu dan menjelaskan bahwa ‘Projo’ sejatinya bukan akronim dari nama Jokowi, melainkan memiliki akar bahasa yang jauh lebih tua dan bermakna dalam.
“Projo itu artinya negeri dan rakyat. Jadi Projo itu sendiri artinya adalah negeri dalam bahasa Sansekerta, dan dalam bahasa Jawa Kawi itu artinya rakyat,” kata Budi Arie.
Penjelasan ini memberikan konteks etimologis yang menarik. Dalam bahasa Sansekerta, kata praja atau proja merujuk pada “kerajaan” atau “rakyat yang berada dalam suatu negeri”.
Sementara dalam bahasa Jawa Kawi, Projo bermakna “rakyat jelata” atau “penduduk negeri”. Dengan demikian, nama Projo secara harfiah dapat dimaknai sebagai “gerakan rakyat” — bukan sekadar pendukung satu figur politik.
“Projo. Memang enggak ada (kepanjangannya). Cuman teman-teman media kan ya Projo, Pro Jokowi, itu kan karena gampang dilafalkan aja,” lanjutnya sambil tersenyum.
Budi Arie menilai, pemahaman publik yang selama ini mengidentikkan Projo dengan sosok Jokowi hanyalah hasil dari penyederhanaan bahasa dan pelafalan yang dilakukan media serta masyarakat.
“Pro Jokowi” dianggap lebih mudah diingat, padahal makna dasarnya jauh melampaui hal itu.
Transformasi Organisasi: Dari Relawan Jokowi ke Gerakan Nasional
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251101_budi-arie-projo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.