Kakak-Beradik Kuasai Puncak Klasemen MotoGP 2025, Alex Marquez Kunci Posisi Runner Up

TRIBUNKALTIM.CO - Alex Marquez mengunci posisi runner up klasemen MotoGP 2025 usai memenangkan balapan di GP Malaysia, Sirkuit Sepang.

Pembalap Gresini Racing itu finis di depan Pedro Acosta dan Joan Mir, sementara Francesco “Pecco” Bagnaia gagal menyelesaikan balapan akibat ban bocor.

Nasib sial ini membuat Bagnaia mencatatkan hasil nol poin, sehari setelah memenangi Sprint Race.

Dalam program Duralavita, analis senior MotoGP Ramón Forcada membahas sejumlah momen penting dari balapan tersebut.

Baca juga: Absennya Marc Marquez Membuat Balapan di MotoGP Lebih Seru, Dia Mematikan Peluang Pembalap Lain

“Alex Marquez berhasil menutup musim dengan posisi kedua klasemen, tapi dia sempat merasa gugup melakukannya. Apalagi melihat apa yang dialami kakaknya, Marc, yang mengalami kecelakaan tak terduga sesaat setelah memastikan gelar dunia,” ujar Forcada.

Menurutnya, performa Alex di Sprint dan di balapan utama tampak sangat berbeda.

“Di Sprint dia bermain aman, membiarkan Pecco melaju dan memilih tidak terlibat dalam pertarungan berisiko. Tapi di balapan utama, Alex tampil lepas, cepat, tanpa kesalahan, benar-benar sempurna,” tambah Forcada.

Forcada juga menyoroti kemajuan besar pabrikan dengan status konsesi seperti Yamaha, Honda, Aprilia, dan KTM pada akhir musim.

“Motor-motor mereka kini sudah jauh berbeda dibandingkan tes pramusim Februari lalu. Mereka terus bereksperimen dan membuat perubahan besar. Sekarang bukan lagi sekadar Copa Ducati (kompetisi antar-Ducati). Semua pabrikan semakin kompetitif,” jelasnya.

Baginya, sistem konsesi baru ini menjadi langkah tepat untuk menciptakan kesetaraan dan tontonan lebih menarik.

Baca juga: Perasaan Enea Bastianini Melihat Pedro Acosta Naik Podium di MotoGP Malaysia, Agak Mengganggu

“Konsesi adalah keputusan yang sangat tepat. Kita lihat KTM dan Pedro Acosta bisa bersaing di depan, bahkan nyaris menang. Tapi dengan performa Alex hari itu, sulit bagi siapa pun untuk mengalahkannya,” ungkap Forcada.

Meski Bagnaia tampil kuat di Sprint Race, situasinya berubah di balapan utama karena masalah teknis.

“Pada hari Minggu, Pecco tidak punya keuntungan seperti di Sprint. Alex berada dalam kondisi berbeda dan tampil luar biasa. Bagnaia sempat menjaga jarak kurang dari satu detik, tetapi ketika Pedro menyalip, tekanan ban depan mulai bermasalah dan dia akhirnya harus mundur,” kata Forcada.

Forcada juga mengungkap fakta teknis menarik mengenai Ducati milik Bagnaia.

“Ironisnya, di Sprint Race start device-nya (perangkat peluncur) tidak berfungsi, tapi justru saat itu motornya bekerja lebih baik. Ini menarik karena teknologi yang terus dikembangkan ternyata tidak selalu memberikan hasil optimal,” tutup Forcada.

Baca juga: Perasaan Enea Bastianini Melihat Pedro Acosta Naik Podium di MotoGP Malaysia, Agak Mengganggu

Kakak-Beradik di Puncak MotoGP 2025

Musim ini menjadi luar biasa bagi Marc Marquez (Ducati Lenovo Team) dan Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP).

Marc memastikan gelar juara dunia di Jepang, sementara Alex mengamankan posisi runner-up di Malaysia.

Hasil tersebut menandai momen bersejarah, untuk pertama kalinya dalam sejarah MotoGP, dua bersaudara finis peringkat pertama dan kedua di klasemen akhir Kejuaraan Dunia.

Prestasi gemilang ini mendapat sorotan luas di seluruh dunia, menjadikan saudara Marquez bagian dari daftar elit keluarga legendaris dalam dunia olahraga.

MotoGP memang tak asing dengan persaingan antar saudara.

Baca juga: SEDANG BERLANGSUNG MotoGP Malaysia 2025, Link Live Streaming Trans7-SPOTV

Sebelumnya, Aleix dan Pol Espargaro juga sempat bersaing di kelas utama.

Keduanya telah mencatat 19 podium MotoGP dan tiga kemenangan sepanjang karier mereka.

Tak hanya itu, Alex dan Sam Lowes, dua saudara kembar asal Inggris, juga dikenal di dunia balap Grand Prix sebelum kini sama-sama berlaga di World Superbike (WorldSBK), di mana mereka tampil sebagai pesaing papan atas.

Contoh lain datang dari Valentino Rossi dan adik tirinya Luca Marini.

Rossi, yang kini sudah pensiun, meninggalkan warisan luar biasa dengan 7 gelar juara dunia MotoGP dan 89 kemenangan di kelas utama, yang menempatkannya di MotoGP Hall of Fame.

Sementara itu, Marini melanjutkan kiprah keluarga ini dengan memperkuat Honda HRC Castrol di ajang MotoGP musim ini.

Baca juga: Hasil Sprint Race MotoGP Malaysia 2025, Bagnaia tak Terbendung di Sepang

Fenomena serupa juga terjadi di dunia Formula 1, di mana Michael dan Ralf Schumacher menjadi ikon saudara legendaris.

Keduanya sama-sama berhasil meraih kemenangan di level tertinggi, dengan Michael Schumacher mencatat 7 gelar juara dunia dan 91 kemenangan Grand Prix, menjadikannya salah satu nama paling bersejarah di dunia balap mobil.

Di cabang tenis, nama Serena dan Venus Williams tak tergantikan.

Dua saudari asal Amerika Serikat ini dikenal sebagai ikon olahraga wanita paling sukses sepanjang masa, dengan total 30 gelar Grand Slam tunggal dan beberapa medali emas Olimpiade.

Kesuksesan keluarga juga mengakar dalam basket NBA.

Nama-nama seperti LeBron dan Bronny James (ayah dan anak), serta Steph dan Seth Curry (bersaudara), menjadi contoh keberlanjutan bakat lintas generasi.

Baca juga: Ambisi Aprilia di MotoGP 2026, Target Juara Dunia dengan Komposisi Pembalap Paling Kuat

Namun, yang paling legendaris mungkin adalah Marc dan Pau Gasol, dua bersaudara asal Spanyol yang tumbuh di pinggiran Barcelona dan kemudian menorehkan sejarah dengan tiga gelar juara NBA, penghargaan All-Star, serta sukses besar di Olimpiade.

Di NFL (liga sepak bola Amerika), legenda Peyton dan Eli Manning menjadi simbol kesuksesan keluarga, masing-masing meraih dua gelar Super Bowl dan berbagai penghargaan individu.

Sementara itu, Jason dan Travis Kelce juga menorehkan jejak luar biasa: Jason menjadi ikon Philadelphia Eagles dengan satu cincin Super Bowl (2017), sedangkan Travis menjadi bintang utama Kansas City Chiefs, membawa timnya meraih tiga gelar antara 2019 hingga 2023, sekaligus dikenal luas karena kehidupan pribadinya di luar lapangan.

Kini, Marc dan Alex Marquez meneruskan tradisi hebat itu di MotoGP.

Mereka tidak hanya mencatat sejarah sebagai saudara pertama yang finis 1-2 di kejuaraan dunia, tetapi juga menunjukkan bahwa keduanya masih belum berniat melambat.

Kombinasi pengalaman, bakat, dan determinasi membuat duo Marquez kini berdiri sejajar dengan pasangan bersaudara legendaris lainnya dalam sejarah olahraga dunia. (*)