MotoGP

Menuju Era Baru MotoGP di Musim 2027, Semua Tim Menginginkan Pedro Acosta

Era baru MotoGP sudah di depan mata, dan musim 2027 bakal menjadi tantangan baru bagi setiap rider, serta pabrikan.

Twitter - @MotoGP
BURSA TRANSFER PEMBALAP - Pedro Acosta, menjadi satu-satunya rider yang diminati semua tim untuk mengarungi MotoGP di musim 2027. (Twitter - @MotoGP) 

TRIBUNKALTIM.CO - Era baru MotoGP sudah di depan mata, dan musim 2027 bakal menjadi tantangan baru bagi setiap rider, serta pabrikan.

Dengan diberlakukannya perubahan regulasi besar-besaran, MotoGP 2027 diprediksi bakal menyuguhkan aksi balapan yang lebih seru.

Hingga saat ini, hanya dua pembalap yang sudah dipastikan memiliki kontrak untuk musim tersebut, sementara mayoritas lainnya harus menegosiasikan masa depan mereka di tengah perubahan teknis yang akan merevolusi MotoGP.

Perubahan paling signifikan adalah penurunan kapasitas mesin menjadi 850cc, disertai larangan penggunaan suspensi yang dapat disesuaikan dan penyederhanaan perangkat aerodinamika.

Baca juga: Kakak-Beradik Kuasai Puncak Klasemen MotoGP 2025, Alex Marquez Kunci Posisi Runner Up

Aturan ini diyakini akan berdampak langsung pada keseimbangan kompetitif antar tim serta strategi perekrutan pembalap, menciptakan bursa transfer yang jauh lebih dinamis dari sebelumnya.

Dua pembalap yang sudah memiliki kontrak pasti adalah Toprak Razgatlioglu, juara dunia World Superbike yang akan debut di MotoGP bersama Yamaha, dan Johann Zarco, pembalap veteran asal Prancis yang akan tetap bersama Honda hingga 2027.

Razgatlioglu dipandang sebagai salah satu sosok kunci dalam transisi menuju era baru 850cc, sementara Zarco menjadi simbol stabilitas di tengah ketidakpastian kontraktual yang melanda paddock.

Semua Tim Menginginkan Pembalap Seperti Acosta

Sebanyak 20 pembalap lainnya masih harus menegosiasikan kontrak baru mereka, angka yang menunjukkan betapa besar skala perombakan yang akan terjadi.

Salah satu nama paling menonjol adalah Pedro Acosta dari Red Bull KTM, yang saat ini berada di peringkat kelima klasemen sementara MotoGP 2025, hanya terpaut 26 poin dari Pecco Bagnaia (Ducati Lenovo) dan 31 poin dari Marco Bezzecchi (Aprilia).

Dengan 74 poin tersisa dalam dua seri terakhir musim ini, Acosta masih memiliki peluang teoretis untuk finis di posisi ketiga.

Minat terhadap pembalap muda dan bertalenta seperti Acosta mulai terasa di seluruh paddock.

Uccio Salucci, direktur tim VR46 Racing, secara terbuka menyatakan keinginannya merekrut sang pembalap muda:

“Tentu saja kami menginginkannya, tapi itu tidak akan mudah."

Baca juga: Absennya Marc Marquez Membuat Balapan di MotoGP Lebih Seru, Dia Mematikan Peluang Pembalap Lain

"Kami punya satu kursi kosong untuk tahun 2027 dan akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya."

"Tapi kami juga masih punya banyak pekerjaan di 2025 dan 2026."

"Semua kursi di tim pabrikan masih terbuka untuk 2027."

"Mungkin Ducati akan menawarinya tempat, atau Aprilia, saya tidak tahu."

"Yang jelas, semua orang menginginkan pembalap seperti Acosta.”

Tim VR46, yang awalnya dibentuk untuk memberi peluang bagi pembalap muda Italia, kini telah berkembang menjadi salah satu tim kompetitif di MotoGP.

Menurut Salucci, meskipun VR46 Academy tetap menjadi fondasi utama, strategi tim kini semakin terbuka terhadap bakat dari luar.

“Saat ini kami hanya memiliki Celestino Vietti di Akademi, selain dua atau tiga pembalap muda berusia 12-13 tahun."

"Wajar jika sebagai tim, kami juga mencari pembalap dari luar."

"Itu bagian dari evolusi kami. Fabio Di Giannantonio, misalnya, juga bukan dari Akademi."

Baca juga: Bukti Kebangkitan Honda di MotoGP, Bisa Salip Ducati di Trek Lurus

"Tim ini bisa berada di level sekarang berkat para pembalap dari VR46 seperti Bezzecchi dan Marini, yang tumbuh bersama kami."

"Tapi sekarang, kami adalah tim MotoGP sepenuhnya.”

Menuju Era Baru MotoGP

Era baru MotoGP merujuk pada serangkaian perubahan besar yang diterapkan untuk meningkatkan keberlanjutan, daya saing, dan daya tarik olahraga balap motor ini di masa depan.

Perubahan ini mencakup beberapa aspek penting.

Transformasi besar-besaran yang menempatkan keberlanjutan lingkungan, keseimbangan kompetitif, dan inovasi sebagai fondasi masa depan balapan.

Baca juga: Paruh Kedua MotoGP 2025, GP Austria Dimulai 15 Agustus di Sirkuit Red Bull Ring

MotoGP ingin tetap relevan di era kendaraan listrik dan ramah lingkungan tanpa kehilangan esensi balap yang penuh adrenalin.

Melansir paddock-gp, MotoGP mengambil langkah baru dalam transisi ekologisnya.

Dalam pertemuan yang berlangsung pada tahun 2025 di Mies, Swiss, Komisi Grand Prix, yang terdiri dari para pemangku kepentingan utama kejuaraan serta Presiden FIM Jorge Viegas, telah menyetujui keputusan penting demi masa depan olahraga ini dan dunia balap motor secara umum.

Mulai musim 2027, seluruh bahan bakar yang digunakan di kelas MotoGP, Moto2, dan Moto3 wajib 100 persen berasal dari sumber non fosil.

Baca juga: Bukan Marc Marquez, Ini Rider Pilihan Honda untuk Mengarungi Era Baru MotoGP di 2027

Kebijakan ini menandai perubahan besar dalam komitmen MotoGP untuk mengurangi dampak lingkungan secara berkelanjutan.

Secara khusus, bahan bakar MotoGP nantinya akan berasal dari dua sumber utama:

* Biofuel, yang diproduksi dari bahan organik terbarukan

* E-fuel, bahan bakar sintetis yang dihasilkan melalui penangkapan langsung CO₂ dari atmosfer

Baca juga: Jadwal Terbaru MotoGP Austria 2025, Cek Klasemen Terbaru dan Kalender Balap

Kombinasi ini menciptakan proses pembakaran sirkular, di mana karbon yang dilepaskan sama dengan karbon yang ditangkap, sehingga membantu MotoGP mencapai netralitas karbon.

Langkah ini merupakan kelanjutan dari regulasi awal pada tahun 2024 yang mewajibkan minimal 40?han bakar non fosil.

Dengan regulasi baru ini, MotoGP resmi bergerak menuju penggunaan bahan bakar berkelanjutan secara penuh, sekaligus menegaskan perannya sebagai pelopor motorsport ramah lingkungan.

Bagaimana Pengujian Bahan Bakar non fosil MotoGP Dilakukan?

Baca juga: Jorge Martin Mulai Panas, Pembuktian Juara Bertahan di Paruh Kedua MotoGP 2025

Untuk memastikan bahan bakar benar-benar berasal dari sumber non fosil, akan diterapkan pengujian isotop yang dikenal sebagai uji C14.

Uji ini mengukur kadar karbon-14, isotop yang umum ditemukan pada materi organik modern, tetapi tidak terdapat pada bahan bakar fosil karena usianya yang sangat tua secara geologis.

Dengan demikian, bahan bakar harus memiliki tingkat karbon-14 yang setara dengan atmosfer, dengan toleransi tertentu sebagaimana diatur dalam regulasi teknis MotoGP.

Beberapa anggota Komisi Grand Prix yang hadir dalam pengambilan keputusan ini antara lain: Hervé Poncharal (IRTA), Carmelo Ezpeleta (Presiden Dorna), Jorge Viegas (Presiden FIM), Mike Webb (IRTA, Sekretaris Rapat), Carlos Ezpeleta (Dorna), Corrado Cecchinelli (Direktur Teknologi) dan Dominique Hebrard (Manajer Teknis FIM CTI).

Baca juga: UPDATE Klasemen MotoGP Hari Ini dan Jadwal MotoGP Austria 2025

Keputusan ini mengukuhkan MotoGP sebagai pemimpin dalam inovasi berkelanjutan di dunia balap motor global.

Sebagaimana diketahui, per musim 2024–2026, motor MotoGP menggunakan bahan bakar campuran, 40?han bakar non fosil (biofuel).

Artinya, bahan bakar ini merupakan campuran antara biofuel dan bahan bakar tradisional (berbasis fosil).

Apa itu bahan bakar non fosil (biofuel)?

Baca juga: UPDATE Klasemen MotoGP Hari Ini dan Jadwal MotoGP Austria 2025

Biofuel adalah bahan bakar yang berasal dari sumber terbarukan, seperti: Limbah tanaman (misalnya jagung, tebu), Limbah organik atau limbah industri dan Proses sintetis dari CO₂ dan hidrogen (efuel).

Biofuel yang digunakan di MotoGP tetap menghasilkan performa tinggi seperti bensin biasa, namun lebih ramah lingkungan dan memiliki emisi karbon yang lebih rendah.

Selain penggunaan 100 persen bahan bakar non fosil, terdapat sejumlah perubahan besar lainnya di MotoGP 2027, di antaranya:

Format Balapan

MotoGP memperkenalkan format baru seperti Sprint Race (balapan pendek di hari Sabtu) yang resmi dimulai pada 2023, dan menjadi elemen penting dalam era baru ini karena menambah tontonan serta dinamika persaingan.

Inovasi Teknologi dan Regulasi

Penerapan teknologi canggih seperti: Aerodinamika aktif dan Sistem ride height devices, kemungkinan pembatasan teknologi di masa depan untuk menjaga persaingan tetap merata.

MotoGP juga mempertimbangkan batasan teknis dan anggaran agar persaingan lebih kompetitif dan merata antar tim.

Transformasi Komersial dan Digital

MotoGP memasuki era digital yang lebih modern: Konten media sosial yang lebih interaktif, Peningkatan pengalaman penonton lewat VR, AR, dan siaran digital, serta  Perluasan pasar ke negara-negara baru di Asia, Timur Tengah, dan Afrika. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved