Piala Dunia 2026

Mengenal 3 Maskot Piala Dunia 2026, Maple, Zayu dan Clutch

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akhirnya mengumumkan secara resmi tiga maskot yang akan menjadi wajah dan simbol semangat Piala Dunia 2026.

FIFA.COM
MASKOT PIALA DUNIA - FIFA resmi memperkenalkan tiga maskot Piala Dunia 2026. Ketiga maskot itu adalah Maple the Moose (rusa besar yang mewakili Kanada), Zayu the Jaguar (jaguar khas Meksiko), dan Clutch the Bald Eagle (elang botak, simbol nasional Amerika Serikat). (FIFA.COM) 

TRIBUNKALTIM.CO - Tiga maskot Piala Dunia 2026 resmi diperkenalkan ke publik.

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akhirnya mengumumkan secara resmi tiga maskot yang akan menjadi wajah dan simbol semangat Piala Dunia 2026.

Turnamen edisi ke-23 tersebut akan digelar secara istimewa di tiga negara sekaligus, yakni Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.

Sejalan dengan konsep tiga tuan rumah, FIFA pun memilih tiga maskot berbeda yang masing-masing mewakili karakter, identitas, serta kekayaan budaya dari negara penyelenggara.

Ketiga maskot itu adalah Maple the Moose (rusa besar yang mewakili Kanada), Zayu the Jaguar (jaguar khas Meksiko), dan Clutch the Bald Eagle (elang botak, simbol nasional Amerika Serikat).

Baca juga: Jadwal Indonesia vs Arab Saudi dan Irak Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Info Skuad Timnas

Mereka diperkenalkan sebagai duta imajiner yang bukan hanya sekadar ikon, tetapi juga mencerminkan nilai persatuan, keberagaman, serta semangat kompetisi yang akan mewarnai pesta sepak bola terbesar di dunia tersebut.

Diketahui, Piala Dunia 2026 akan menjadi turnamen dengan skala paling besar sepanjang sejarah.

Untuk pertama kalinya, jumlah peserta akan bertambah dari 32 menjadi 48 tim.

Pertandingan pun akan tersebar di tiga negara berbeda, dengan total 104 laga yang akan dimainkan.

Dari jumlah itu, Amerika Serikat mendapat porsi paling besar, yakni menjadi tuan rumah 78 pertandingan, termasuk mulai dari babak perempat final hingga partai puncak.

Sementara itu, Kanada dan Meksiko masing-masing kebagian 13 pertandingan, yang akan tersebar di kota-kota besar mereka.

Konsep ini disebut FIFA sebagai wujud nyata dari semangat kolaborasi lintas batas negara, sekaligus memberikan pengalaman unik bagi para penonton maupun peserta.

Dalam konteks inilah, kehadiran tiga maskot resmi menjadi semakin penting.

Baca juga: 28 Pemain Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026, Tak Ada Marselino

Mereka diharapkan mampu merepresentasikan ciri khas lokal sembari tetap mengirimkan pesan persatuan di bawah payung Piala Dunia.

Maple the Moose: Rusa Besar dari Kanada

Maskot pertama adalah Maple the Moose, seekor rusa besar yang mewakili Kanada.

Moose, atau rusa besar, memang menjadi salah satu hewan paling ikonik di negara tersebut.

Hewan ini banyak ditemukan di hutan-hutan belantara Kanada, dari wilayah timur hingga barat, bahkan hingga ke kawasan subarktik.

Dalam dunia nyata, terdapat empat subspesies moose yang hidup di Kanada: moose timur, moose barat laut, moose Shiras, dan moose Alaska.

Dengan tubuh besar, tanduk menjulang, serta sifatnya yang tangguh, moose dianggap cocok melambangkan kekuatan dan ketahanan, dua karakter penting dalam olahraga, termasuk sepak bola.

Maple digambarkan bukan hanya sekadar hewan, tetapi sosok penuh kepribadian.

Baca juga: Timnas Indonesia Temui Banyak Hambatan di Babak ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Ia disebut sebagai seniman jalanan yang mencintai musik dan budaya urban.

Dalam konteks sepak bola, Maple mengambil peran sebagai penjaga gawang.

Posisi itu melambangkan keuletan dan konsentrasi tinggi, sekaligus menggambarkan karakter rakyat Kanada yang dikenal ramah tetapi juga tangguh.

Lebih jauh lagi, Maple diharapkan mampu mewakili keberagaman budaya Kanada yang multikultural.

Ia digambarkan akan menjelajah dari satu provinsi ke provinsi lain, bertemu dengan orang-orang, dan merayakan kebanggaan nasional dalam bingkai Piala Dunia.

Zayu the Jaguar: Spirit Khas dari Hutan Meksiko

Maskot kedua berasal dari Meksiko, yakni Zayu the Jaguar.

Hewan ini dipilih bukan tanpa alasan. Jaguar merupakan salah satu simbol penting dalam budaya Meksiko, yang sering dikaitkan dengan keberanian, kekuatan, dan kecerdikan.

Baca juga: Jadwal Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Prediksi Susunan Pemain

Sejak era peradaban kuno Maya dan Aztec, jaguar sudah dianggap sebagai hewan sakral, yang sering muncul dalam mitos, seni, serta tradisi.

Secara biologis, jaguar juga menjadi kucing besar paling populer di Meksiko.

Populasinya diperkirakan mencapai 4.800 ekor, dengan sekitar 1.800 ekor di antaranya hidup di kawasan Semenanjung Yucatan.

Walaupun status konservasinya kini terancam, jaguar tetap menjadi simbol kuat bagi identitas ekologi dan budaya negara tersebut.

Dalam versi maskot, Zayu digambarkan berasal dari hutan-hutan selatan Meksiko.

Di lapangan sepak bola, ia berperan sebagai penyerang yang lincah, gesit, dan penuh kejutan.

Karakter ini merefleksikan gaya bermain khas Amerika Latin yang atraktif, penuh kreativitas, serta sering menghadirkan momen-momen magis.

Di luar lapangan, Zayu menjadi sosok yang sangat mencintai budaya Meksiko.

Baca juga: 28 Pemain Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026, Tak Ada Marselino

Ia diasosiasikan dengan tarian penuh warna, makanan tradisional yang kaya rasa, hingga perayaan budaya seperti Día de los Muertos.

Melalui Zayu, FIFA ingin menampilkan semangat Meksiko yang meriah, penuh gairah, dan mampu menyatukan orang-orang lintas bangsa.

Clutch the Bald Eagle: Simbol Kekuatan Amerika Serikat

Maskot terakhir adalah Clutch the Bald Eagle, seekor elang botak yang menjadi ikon resmi Amerika Serikat sejak abad ke-18.

Burung pemangsa besar ini telah menjadi lambang nasional AS sejak tahun 1782, melambangkan kebebasan, kekuatan, dan keberanian.

Perlu dicatat, kata bald pada bald eagle bukan berarti “botak” seperti pemahaman umum dalam bahasa Inggris modern.

Istilah itu berasal dari bahasa Inggris kuno “balde” yang berarti putih, merujuk pada bulu putih mencolok di kepala dan ekornya.

Dengan karakter gagah dan karisma yang kuat, elang botak terasa pas dipilih sebagai representasi Amerika Serikat dalam Piala Dunia 2026.

Baca juga: 6 Negara Besar yang Terancam Absen Piala Dunia 2026, Termasuk Timnas Italia

Clutch digambarkan sebagai sosok petualang dengan rasa ingin tahu tinggi, optimistis, serta terbuka terhadap beragam budaya.

Dalam sepak bola, ia berperan sebagai gelandang yang penuh determinasi, tak kenal takut, dan selalu menjadi penggerak tim.

Filosofi ini selaras dengan gambaran Amerika Serikat sebagai negara multikultural, modern, sekaligus ambisius dalam mengejar prestasi.

Lebih dari itu, Clutch membawa pesan universal bahwa setiap tantangan bisa menjadi peluang.

Ia melambangkan semangat untuk bangkit lebih tinggi, sejalan dengan misi Piala Dunia sebagai ajang inspirasi bagi miliaran orang di seluruh dunia.

Lebih dari Sekadar Maskot

Ketiga maskot ini pada akhirnya bukan sekadar simbol lucu untuk memeriahkan turnamen.

FIFA menekankan bahwa Maple, Zayu, dan Clutch adalah representasi nilai-nilai yang lebih luas.

Baca juga: Jadwal Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Prediksi Susunan Pemain

Mereka mencerminkan semangat inklusivitas, keberagaman, serta persatuan yang menjadi tema besar Piala Dunia 2026.

Lewat interaksi dengan penggemar, baik dalam bentuk merchandise, animasi, maupun penampilan langsung di stadion, maskot-maskot ini diharapkan bisa menjadi penghubung antara budaya lokal dengan audiens global.

Mereka akan menjadi wajah ramah yang menyambut jutaan penonton dari seluruh dunia, baik yang hadir langsung maupun yang menonton dari layar kaca.

Piala Dunia 2026 sudah dipastikan akan menjadi turnamen yang berbeda dari sebelumnya: lebih besar, lebih meriah, dan lebih berwarna.

Dengan diperkenalkannya Maple si Rusa Besar, Zayu si Jaguar, dan Clutch si Elang Bald, FIFA ingin menunjukkan bahwa turnamen ini bukan hanya soal sepak bola, tetapi juga tentang persahabatan lintas budaya dan kebanggaan nasional.

Ketiga maskot ini menjadi pengingat bahwa di balik kompetisi ketat dan rivalitas sengit di lapangan, Piala Dunia tetaplah perayaan kemanusiaan.

Dan melalui wajah-wajah maskot inilah semangat itu disalurkan, dari Kanada yang penuh ketangguhan, Meksiko yang sarat tradisi, hingga Amerika Serikat yang menjunjung tinggi semangat kebebasan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved