Liga Europa

Hasil Liga Europa: AS Roma Tumbang di Kandang, Dybala Tak Cukup Selamatkan Kekalahan dari Plzen

Bermain di hadapan pendukung sendiri di Stadion Olimpico, AS Roma harus mengakui keunggulan tamunya, Viktoria Plzen, dengan skor tipis 1-2

instagram/officialasroma
HASIL LIGA EUROPA - Potret pemain AS Roma, Paulo Dybala. Gol penalti Dybala tak cukup bikin AS Roma menang dari Viktoria Plzen (instagram/officialasroma) 

TRIBUNKALTIM.CO - AS Roma kembali menelan pil pahit di ajang Liga Europa UEFA musim 2025/2026.

Bermain di hadapan pendukung sendiri di Stadion Olimpico, AS Roma harus mengakui keunggulan tamunya, Viktoria Plzen, dengan skor tipis 1-2, Jumat (24/10/2025).

Gol tunggal Paulo Dybala melalui titik putih gagal membalikkan keadaan setelah tim tamu unggul cepat lewat Prince Adu dan Cheick Souaré di babak pertama.

Kekalahan ini menjadi yang kedua berturut-turut bagi AS Roma di Liga Europa dan yang ketiga dalam empat pertandingan terakhir di semua kompetisi. 

Sebuah sinyal bahaya bagi pasukan Gian Piero Gasperini, yang tengah berusaha menjaga konsistensi performa di tengah padatnya jadwal kompetisi.

Baca juga: Prediksi Skor AS Roma vs Viktoria Plzen di Liga Europa dan Susunan Pemain

Awal Buruk Roma di Laga Kandang

Sejak peluit awal dibunyikan, AS Roma tampak belum menemukan ritme permainan terbaiknya. 

Baru berjalan 49 detik, striker Artem Dovbyk sudah menguji ketangguhan kiper Plzen, Martin Jedlicka, lewat tembakan keras dari luar kotak penalti. 

Namun, peluang itu menjadi satu dari sedikit momen berbahaya AS Roma di awal laga.

Tim tamu, Viktoria Plzen — klub asal Republik Ceko yang sedang tampil impresif di kompetisi Eropa — justru tampil berani dan disiplin.

Mereka tak gentar menghadapi atmosfer Olimpico yang penuh tekanan. Bahkan, serangan balik cepat mereka kerap membuat lini pertahanan Roma kewalahan.

Roma yang kali ini masih tanpa Angelino (absen karena bronkitis, yaitu peradangan pada saluran pernapasan utama ke paru-paru), memberikan kesempatan debut bagi Jan Ziolkowski, pemain muda yang baru naik ke tim utama.

Sayangnya, keputusan itu tidak berjalan sesuai harapan.

Plzen Manfaatkan Kelemahan AS Roma

Ketidaksiapan Roma dimanfaatkan dengan baik oleh Viktoria Plzen. Pada menit ke-20, Prince Adu, pemain asal Ghana yang tampil agresif sejak awal, sukses memanfaatkan celah di sisi kiri pertahanan Roma.

Ia menyalip Ziolkowski dan menembak dari sudut sempit, menaklukkan kiper Roma, Mile Svilar, yang tak sempat bereaksi.

Gol ini membuat publik Olimpico terdiam. Namun situasi memburuk tiga menit kemudian. Tepat di menit ke-23, Cheick Souaré menambah penderitaan Roma.

Ia melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti — sebuah tembakan jarak jauh yang meluncur deras ke sudut bawah gawang. Svilar tak kuasa menjangkaunya, dan skor berubah menjadi 0-2 untuk Plzen.

Dua gol cepat ini seolah menjadi pukulan telak bagi mental Roma. Para pemain tampak kehilangan arah permainan. Serangan mereka tak tersusun rapi, sementara lini pertahanan tampak rapuh menghadapi transisi cepat Plzen.

Keputusan Taktis Gasperini dan Masuknya El Shaarawy

Melihat situasi memburuk, pelatih Gian Piero Gasperini mengambil langkah berani.

Ia menarik keluar Jan Ziolkowski — yang baru bermain selama 30 menit dalam debutnya — dan memasukkan Stephan El Shaarawy, winger senior Roma yang dikenal punya kecepatan dan kemampuan menembus sisi sayap lawan.

Pergantian ini sekaligus mengubah taktik Roma dari formasi awal menjadi lebih menyerang. Kehadiran El Shaarawy mulai memberi tekanan ke lini belakang Plzen.

Ia sempat mendapatkan dua peluang emas, salah satunya tendangan voli yang ditepis dengan refleks cepat oleh kiper Jedlicka.

Gasperini berharap perubahan ini bisa memulihkan momentum timnya. Dan benar, Roma mulai lebih menguasai jalannya pertandingan, terutama di babak kedua.

Kebangkitan AS Roma Lewat Gol Penalti Dybala

Memasuki babak kedua, Roma tampil lebih agresif. Tekanan mereka akhirnya membuahkan hasil di menit ke-54.
Berawal dari pergerakan Niccolò Pisilli di sisi kanan, bola sepakannya mengenai lengan Vaclav Jemelka di kotak penalti.

Setelah peninjauan melalui VAR (Video Assistant Referee) — sistem tayangan ulang untuk membantu wasit memastikan keputusan krusial — wasit menunjuk titik putih.

Paulo Dybala, yang dikenal sebagai eksekutor andalan, maju mengambil penalti. Dengan tenang, pemain asal Argentina itu mengarahkan bola ke pojok bawah gawang, mengecoh kiper Jedlicka. Skor pun berubah menjadi 1-2.

Gol ini bukan hanya menghidupkan peluang Roma, tapi juga menjadi momen istimewa bagi Dybala. Itu merupakan gol ke-200 dalam karier profesionalnya, baik di level klub maupun tim nasional.

Selain itu, penalti tersebut menjadi bentuk penebusan setelah Dybala sebelumnya gagal mengeksekusi penalti dalam laga melawan Lille.

Upaya AS Roma yang Gagal Berbuah Hasil

Setelah memperkecil ketertinggalan, AS Roma terus menggempur pertahanan Plzen. Beberapa peluang emas tercipta, namun penyelesaian akhir kembali menjadi masalah utama.

Pisilli sempat hampir menyamakan kedudukan, namun kehilangan keseimbangan saat akan menyambar bola di tiang jauh.

Sementara itu, tendangan melengkung El Shaarawy meleset tipis dari sisi gawang, dan sepakan Matías Soulé dari luar kotak penalti masih melambung tinggi.

Gasperini kemudian memasukkan Leon Bailey, winger cepat asal Jamaika, untuk menambah daya gedor. Bailey langsung memberikan ancaman lewat tendangan kaki kiri yang indah, namun bola hanya melebar beberapa inci dari tiang gawang.

Roma sempat mendapat peluang terakhir di menit-menit akhir lewat sundulan Evan N'Dicka yang memanfaatkan umpan sepak pojok Dybala, tapi bola mengarah tepat ke pelukan kiper Jedlicka.

Tak lama kemudian, gol Pisilli sempat membuat stadion bersorak, namun dianulir karena offside — posisi tidak sah menurut aturan sepak bola di mana pemain berada lebih dekat ke gawang lawan daripada bola dan pemain bertahan terakhir.

Wasit meniup peluit panjang, menandai berakhirnya laga dengan skor Roma 1–2 Viktoria Plzen.

Hasil ini memperpanjang tren negatif Roma di kompetisi Eropa. Setelah kalah dari Lille dan ditumbangkan Inter Milan di Serie A, kini mereka kembali gagal menang di kandang sendiri.

Dalam empat pertandingan terakhir di semua ajang, Roma hanya mencatat satu kemenangan. Kondisi ini jelas menimbulkan tekanan besar bagi Gasperini, yang baru menjabat sebagai pelatih kepala musim ini.

Sementara itu, Viktoria Plzen semakin menunjukkan tajinya di grup Liga Europa. Mereka kini belum terkalahkan — setelah sebelumnya bermain imbang 1-1 dengan Ferencváros dan menang 3-0 atas Malmö FF.

Hasil di Olimpico menempatkan mereka di posisi yang nyaman untuk lolos ke babak selanjutnya.

Hasil Lengkap Liga Europa Matchday 3

RB Salzburg 2–3 Ferencvaros
Braga 2–0 Red Star
Fenerbahçe 1–0 VfB
Brann 3–0 Rangers
Go Ahead Eagles 2–1 Aston Villa
Genk 0–0 Betis
FCSB 1–2 Bologna
Lyon 2–0 Basel
Celta 2–1 Nice
LOSC 3–4 PAOK
Malmo 1–1 Dinamo Zagreb
Feyenoord 3–1 Panathinaikos
Young Boys 3–2 Ludogorets
Freiburg 2–0 Utrecht
Celtic 2–1 Sturm
M. Tel-Aviv 0–3 Midtjylland
Nottingham Forest 2–0 Porto
Roma 1–2 Viktoria Plzen

 Klasemen Liga Europa Sementara

1. Midtjylland – 9 poin

2. Braga – 9 poin

3. Lyon – 9 poin

4. Dinamo Zagreb – 7 poin

5. Viktoria Plzen – 7 poin

6. Freiburg – 7 poin

7. Ferencvaros – 7 poin

8. Brann – 6 poin

9. Celta – 6 poin

10. Aston Villa – 6 poin

11. LOSC – 6 poin

12. Go Ahead Eagles – 6 poin

13. Young Boys – 6 poin

14. Fenerbahçe – 6 poin

15. Porto – 6 poin

16. Betis – 5 poin

17. Nottingham Forest – 4 poin

18. Bologna – 4 poin

19. Genk – 4 poin

20. PAOK – 4 poin

21. Celtic – 4 poin

22. Panathinaikos – 3 poin

23. Roma – 3 poin

24. Basel – 3 poin

25. Feyenoord – 3 poin

26. Ludogorets – 3 poin

27. Sturm – 3 poin

28. FCSB – 3 poin

29. VfB – 3 poin

30. Red Star – 1 poin

31. Malmo – 1 poin

32. M. Tel-Aviv – 1 poin

33. Nice – 0 poin

34. RB Salzburg – 0 poin

35. Utrecht – 0 poin

36. Rangers – 0 poin

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved