Timnas Indonesia

Pelatih Jerman Ideal untuk Timnas Indonesia Usai Era Kluivert? Cek Peluang Thomas Doll

Kursi pelatih Timnas Indonesia saat ini tengah kosong usai PSSI berpisah dengan juru taktik sebelumnya, Patrick Kluivert.

Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
PENGGANTI PELATIH TIMNAS - Kursi pelatih Timnas Indonesia saat ini tengah kosong usai PSSI berpisah dengan juru taktik sebelumnya, Patrick Kluivert. Nama Thomas Doll pun menjadi sorotan mengingat rekam jejaknya di Tanah Air. (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO) 

TRIBUNKALTIM.CO - Kursi pelatih Timnas Indonesia saat ini tengah kosong usai PSSI berpisah dengan juru taktik sebelumnya, Patrick Kluivert.

Mencari pengganti yang tepat dan spekulasi tentang kandidat pelatih asing, terutama dari Eropa, mulai memanas.

Nama Thomas Doll pun menjadi sorotan mengingat rekam jejaknya di Tanah Air. 

Pelatih berkebangsaan Jerman ini sempat menghabiskan dua musim bersama Persija Jakarta (2022–2024) di Liga 1.

Baca juga: Bojan Hodak Disebut Bakal Gantikan Patrick Kluivert sebagai Pelatih Timnas Indonesia

Selama menukangi Macan Kemayoran, Thomas Doll dikenal sukses membangun karakter permainan yang kuat, bahkan sempat membawa Persija finis di posisi runner-up Liga 1 2022/2023.

Kini, setelah keluar dari Persija, Thomas Doll masih menganggur dan dinilai layak menjadi salah satu kandidat pelatih Timnas Indonesia.

Terlepas dari isu Thomas Doll, mantan pemain Timnas Indonesia, Atep, memberikan penilaian menarik.

Menurut Atep, pelatih asal Jerman sangat cocok untuk datang membesut Skuad Garuda.

Alasan utamanya terletak pada kesamaan gaya bermain dan filosofi taktik, Gegenpressing.

"Penekanannya mungkin lebih ke gaya mainnya. Bisa sama dengan karakter pemain Timnas Indonesia.

"Mungkin itu dari pelatih Jerman karena menerapkan Gegenpressing. Gaya bermain itu cocok dengan pemain-pemain yang dimiliki Timnas Indonesia," ucap Atep, dikutip dari BolaSport.com.

Sebagai informasi, gegenpressing adalah taktik sepak bola yang berfokus pada menekan lawan secara kolektif dan langsung setelah kehilangan penguasaan bola.

Tujuannya adalah merebut bola kembali secepat mungkin di area pertahanan lawan untuk memotong strategi mereka dan menciptakan peluang mencetak gol instan.

Selain itu, Atep juga menekankan bahwa sudah saatnya PSSI merekrut pelatih dari Eropa atau Jerman.

Hal ini karena mayoritas pemain Timnas Indonesia saat ini adalah pemain keturunan yang berkarier atau berdomisili di Eropa, khususnya Belanda.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved