Aplikasi
Strategi Baru Platform TikTok, Hashtag dalam Konten Kini Dibatasi Jumlahnya
TikTok kini menetapkan pembatasan yang lebih ketat, yakni hanya memperbolehkan maksimal lima tagar saja dalam satu unggahan.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Yara Tahnia
TRIBUNKALTIM.CO - Platform media sosial TikTok belakangan ini mulai menerapkan sebuah kebijakan baru yang langsung dirasakan oleh para penggunanya ketika hendak membagikan konten.
Kebijakan tersebut muncul dalam bentuk peringatan atau notifikasi khusus sebelum sebuah unggahan dipublikasikan.
Sejumlah pengguna melaporkan bahwa kini mereka menjumpai jendela pop-up di bagian kolom caption setiap kali ingin mengunggah video.
Notifikasi ini memberikan informasi mengenai aturan baru terkait penggunaan tagar atau hashtag dalam sebuah postingan.
Dalam pemberitahuan tersebut dijelaskan bahwa jumlah tagar yang dapat digunakan pengguna tidak lagi bebas seperti sebelumnya.
Baca juga: 3 Fitur Baru Instagram, Tambahkan Repost ala TikTok untuk Reels dan Feeds hingga Lihat Lokasi Teman
TikTok kini menetapkan pembatasan yang lebih ketat, yakni hanya memperbolehkan maksimal lima tagar saja dalam satu unggahan.
Artinya, jika sebelumnya pengguna dapat menambahkan banyak hashtag untuk memperluas jangkauan konten, kini mereka perlu lebih selektif dalam memilih tagar yang relevan dan strategis agar tetap bisa menjangkau audiens yang tepat.
"Maksimal lima tagar. Gunakan hashtag yang akurat untuk menambah jumlah views," tulis notifikasi TikTok.
Kebijakan ini disebut sebagai salah satu langkah TikTok untuk mengatur penggunaan fitur hashtag agar lebih efisien sekaligus mengurangi praktik berlebihan yang kerap dilakukan sebagian pengguna.
Ketika sudah menggunakan lima tagar di caption, pengguna tidak dimungkinkan lagi mengeklik tombol Hashtag di bawah kolom Caption.
Melansir dari Social Media Today, pembatasan dari aturan ini dinilai masuk akal, sebab kini tiap media sosial mengandalkan algoritma dalam menyuguhkan konten.

Konten yang ditampilkan didasarkan pada data keterlibatan (engagement) serta ketertarikan pengguna terhadap suatu jenis konten.
Selain itu, pengguna kini cenderung lebih mengandalkan konten yang sesuai dengan preferensi mereka, dibandingkan mencari secara manual atau menggunakan hashtag.
Alhasil, fungsi dari tagar itu sendiri tidak lagi dinilai penting oleh Platform TikTok sehingga penggunaan tagar kini pun dibatasi, pembatasan ini juga tidak hanya dilakukan oleh PlatformTikTok, dikutip dari Kompas.com (21/8/2025).
Sejumlah platform media sosial besar lainnya mulai mengubah cara mereka memperlakukan fitur hashtag, yang selama ini dianggap sebagai salah satu elemen penting dalam memperluas jangkauan konten.
Baca juga: Mau Konten FYP? Ini 8 Rahasia Banjir Engagement di TikTok!
Salah satu contohnya terlihat pada platform microblogging X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Perusahaan tersebut kini mengambil langkah tegas dengan meniadakan penggunaan hashtag pada konten berbayar atau iklan.
Hal ini menjadi sinyal bahwa hashtag tidak lagi ditempatkan sebagai faktor utama dalam distribusi konten berbayar.
Di sisi lain, jejaring profesional LinkedIn juga melakukan perubahan dengan tidak lagi memprioritaskan hashtag di laman Discovery.
Artinya, meskipun pengguna masih bisa menambahkan tagar pada unggahan mereka, sistem algoritma LinkedIn kini tidak lagi menjadikannya penentu utama dalam menampilkan konten di halaman eksplorasi.
Langkah berbeda juga ditempuh oleh Threads, aplikasi besutan Meta, yang justru membatasi penggunaan hashtag secara lebih ekstrem.
Threads hanya memperbolehkan satu hashtag untuk setiap unggahan, sehingga pengguna harus benar-benar memilih kata kunci yang paling tepat untuk kontennya.
Sementara itu, Instagram sebenarnya sudah lebih dulu menerapkan kebijakan serupa yang kini sedang diuji TikTok.
Baca juga: Program TikTok Affiliate 2025: Cara Mendaftar dan Dapatkan Cuan Tanpa Banyak Followers
Beberapa waktu lalu, Instagram sempat melakukan uji coba dengan membatasi penggunaan maksimal lima hashtag per unggahan.
Langkah ini muncul sebagai upaya untuk menghindari praktik penyalahgunaan tagar, baik berupa spam maupun penggunaan tagar yang tidak relevan hanya demi memperluas jangkauan audiens.
Menurut penuturan CEO Instagram, Adam Mosseri, hashtag sudah tidak lagi memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan interaksi atau engagement.
Ia menekankan bahwa efektivitas hashtag di era sekarang jauh berkurang dibandingkan sebelumnya, sehingga kreator sebaiknya tidak lagi bergantung sepenuhnya pada tagar sebagai strategi utama.
Fenomena menurunnya efektivitas hashtag di berbagai platform media sosial ini memberikan sinyal penting bagi para kreator.
Mereka perlu menyesuaikan strategi konten agar lebih fokus pada kualitas materi yang dibagikan, interaksi organik.
Baca juga: Jangan Panik! Begini 3 Cara Cepat Pulihkan Akun TikTok yang Hilang
Serta pemanfaatan algoritma rekomendasi dibanding sekadar menumpuk tagar.
Adapun di TikTok, hingga kini pihak perusahaan belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai pembatasan penggunaan hashtag, selain notifikasi yang muncul langsung di aplikasi.
Walau begitu, beberapa pengguna di forum Reddit menduga bahwa langkah ini sengaja dilakukan TikTok untuk memperbaiki pengalaman pengguna.
Tujuannya antara lain adalah merapikan sistem rekomendasi konten, mengurangi penggunaan hashtag spam.
Serta meningkatkan akurasi penemuan video yang benar-benar relevan dengan minat pengguna. (*)
WhatsApp Web Disadap? Ini Tanda-Tandanya dan Solusi Cepat Menghentikannya |
![]() |
---|
Cara Mengatasi Memori HP Penuh karena WhatsApp Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Gratis |
![]() |
---|
Bikin Nada Dering WhatsApp dengan Suara Google via Sound of Text, Begini Caranya |
![]() |
---|
Waspada WhatsApp Web Disadap: Ciri-Ciri, Cara Mengatasi, dan Tips Agar Akun Tetap Aman |
![]() |
---|
Cara Download dan Pasang Nada Dering WhatsApp Sendiri, Bisa Lagu Favorit atau Rekaman Suara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.