Berita Samarinda Terkini

Pondok Kala Janitra, Ruang Kecil di Tenggarong yang Menyemai Kesadaran Seni dan Gagasan Besar

Dari ruang kecil di Tenggarong, Pondok Kala Janitra tumbuh sebagai tempat lahirnya gagasan, refleksi, dan semangat baru dalam dunia seni pertunjukan

HO/Pondok Kala Janitra
SENI KREATIVITAS - Serah terima dan pemberian kenang-kenangan berupa cinderamata dari SMKN 2 Tenggarong kepada pihak Pondok Kala Janitra, Selasa (21/10/2025), sebagai bentuk apresiasi atas kerja sama tempat Praktik Kerja Lapangan siswa jurusan Seni Musik Populer. (HO/Pondok Kala Janitra) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Di tengah kehidupan modern yang kian dikuasai hiburan digital, sebuah ruang sederhana di Tenggarong, Kutai Kartanegara, justru menjadi oase bagi para seniman, pelajar, dan masyarakat yang ingin memahami makna sejati seni

Tempat itu bernama Pondok Kala Janitra, sebuah ruang kreatif yang kini dikenal luas sebagai pusat kegiatan seni pertunjukan dan pendidikan kreatif di Kalimantan Timur.

Terletak di Gang Kutai, Jalan Ruwan No.32/77, Pondok Kala Janitra berdiri bukan sekadar sebagai tempat pentas, tetapi sebagai ruang pembentukan dan pengembangan ilmu seni lintas bidang.

Di sinilah Suryaah, pendiri sekaligus penggeraknya, membangun filosofi bahwa seni bukan hanya keterampilan, melainkan perjalanan panjang menuju kesadaran diri.

“Kami ingin seni dipahami sebagai praktik sekaligus pemikiran, agar pelakunya tak hanya bisa memainkan alat musik, tetapi juga memahami konteks dan nilai di baliknya,” ungkapnya kepada Tribunkaltim.co (22/10/2025).

Baca juga: Pemkot Lanjutkan Proyek Insinerator Demi Atasi Masalah Sampah Samarinda

Didirikan pada 11 Februari 2024, Pondok Kala Janitra berbentuk yayasan dengan lima anggota inti yang aktif mengelola berbagai kegiatan kesenian, hiburan, dan rekreasi.

Kegiatannya meliputi penyelenggaraan pertunjukan panggung kesenian seperti drama, teater, musik, opera, sandiwara, pantomim, tari, hingga perkumpulan kesenian daerah seperti wayang orang dan lenong.

Pondok ini juga menjadi penyelenggara berbagai kegiatan hiburan, baik oleh pihak pemerintah maupun swasta, termasuk jasa hiburan band, orkestra, serta kegiatan sastra.

Meski baru berusia setahun, Pondok Kala Janitra telah menjadi salah satu titik penting bagi pelajar, seniman, dan masyarakat yang ingin belajar, berdiskusi, atau berkolaborasi di bidang seni pertunjukan.  

Suryaah, seniman kelahiran Tenggarong yang sejak lama menaruh perhatian besar pada pendidikan kreatif, membuka pintu pondoknya bagi siapa saja yang ingin belajar atau sekadar berbincang tentang seni.

Baca juga: Kapolda Kaltim Resmikan SPPG Samarinda, Bangun 11 Unit untuk Program Makan Bergizi Gratis

Baginya, setiap percakapan kecil bisa tumbuh menjadi benih gagasan besar yang kelak melahirkan karya.

Belum lama ini, Pondok Kala Janitra juga membuka diri sebagai ruang Praktik Kerja Lapangan (Prakerin) bagi siswa SMKN 2 Tenggarong jurusan Seni Musik Populer.

Namun bagi Suryaah, kegiatan ini bukan sekadar bentuk kerja sama pendidikan, melainkan bagian dari misi yang lebih luas membangun ekosistem belajar seni yang membebaskan dan reflektif.

“Bagaimana ilmu yang mereka pelajari di sekolah bisa diterapkan di lapangan itu penting. Tapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana mereka belajar menyeimbangkan praktik musik dengan cara berpikir, mengapresiasi karya, dan menemukan sudut pandang mereka sendiri terhadap seni,” paparnya.

Menurut Pondok Kala Janitra, seni musik merupakan praktik yang sarat teori dan metode.

Baca juga: DPRD Samarinda Ingatkan Pembangunan Insinerator di Kelurahan Baqa Harus Tepat Sasaran

Namun, mereka optimistis dapat menyeimbangkannya dengan pengetahuan lain seperti kemampuan mengapresiasi karya kelompok musik lokal, baik dalam genre populer maupun tradisional.

“Tidak muluk-muluk, di Pondok Kala Janitra kami menyesuaikan dengan apa yang sudah mereka pahami sebagai dasar dalam musik populer,” ucap Suryaah.

Menjalankan ruang seperti Pondok Kala Janitra bukan hal mudah. Diperlukan waktu, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit. Namun, di situlah letak nilai sejati sebuah proses seni.

“Prosesnya cukup menguras pikiran dan tenaga. Tapi pondok berusaha menyesuaikan dengan apa yang sudah mereka pahami, agar praktik musik bisa berjalan seiring dengan gagasan kreatif yang mereka miliki,” tuturnya.

Meski dengan keterbatasan fasilitas, Pondok Kala Janitra tak pernah berhenti berinovasi. Para peserta prakerin yang belajar di sana, misalnya, diarahkan untuk menulis hasil observasi mereka terhadap band-band pop lokal di Kutai Kartanegara.

Baca juga: Pesan Kapolda Kaltim Kepada 5 Tahanan Kabur Polsek Samarinda Kota, Cek Identitas Lengkapnya

Bagi Suryaah, menulis merupakan bentuk refleksi diri yang memperkaya pemahaman seni.

“Menulis adalah cara lain untuk mengenali musik. Dari observasi itu, mereka belajar menghargai proses berkarya orang lain,” katanya.

Ia menilai, kehadiran ruang-ruang seni seperti Pondok Kala Janitra amat penting, terutama di daerah yang masih berupaya menumbuhkan ekosistem kreatif.

“Ruang seni pertunjukan sangat dibutuhkan, apalagi yang memadai secara akustik, pencahayaan, dan tata suara,” ujarnya.

Menurutnya, ekosistem kreatif di Tenggarong dan Samarinda sebenarnya telah tumbuh lama dan berkembang dengan karakternya masing-masing. Pemerintah daerah juga telah menciptakan berbagai ruang publik yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku seni.

Baca juga: Respons Kapolda Kaltim Saat Kunjungi Mapolsek Kota di Samarinda yang Dijebol 15 Tahanan: Minta Maaf

Namun di tengah derasnya arus hiburan digital, tantangan terbesar bagi Pondok Kala Janitra justru bukan sekadar teknis, melainkan menjaga ruh kesenian itu sendiri.

“Tantangannya besar. Kami berusaha menjaga ruang proses ini agar tidak kehilangan arah, agar pelaku seni yang tumbuh dari sini tetap sehat, cerdas, dan kritis,” tegasnya.

Bagi Pondok Kala Janitra, seni bukan sekadar panggung dan penonton. Ia adalah ruang di mana ide tumbuh, kesadaran dibangun, dan generasi baru menemukan suaranya sendiri.

Dari ruang kecil di Tenggarong itu, Suryaah terus memelihara keyakinan bahwa seni akan selalu menemukan jalannya.

“Asal ada ruang yang mau merawatnya,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved