Ibu Kota Negara

Usai Ramai Kabar Media Asing sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Otorita Tanda Tangani 6 Kontrak Baru

Usai kabar media asing menyebut IKN bakal menjadi kota hantu, Otorita IKN menandatangani 6 kontrak baru senilai Rp 6 Triliun.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Amalia Husnul A
HO/OIKN
PEMBANGUNAN IKN TAHAP II - Otorita IKN bersama seluruh penyedia jasa menggelar pre-construction meeting untuk menyamakan rencana kerja, sistem koordinasi, dan pengaturan lalu lintas proyek di kawasan pembangunan, jelang pengerjaan tahap II proyek IKN, Selasa (11/11/2025). Usai kabar media asing menyebut IKN bakal menjadi kota hantu, Otorita IKN menandatangani 6 kontrak baru senilai Rp 6 Triliun. (HO/OIKN) 
Ringkasan Berita:
  • Media Inggris merilis artikel terkait IKN yang disebut bakal  menjadi Kota Hantu pada akhir Oktober 2025.
  • Terbaru, Otorita IKN menandatangani 6 kontrak baru di Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim).
  • Enam kontrak baru di IKN ini meliputi pembangunan jalan dan manajemen konstruksi 

 

TRIBUNKALTIM.CO - Beberapa waktu lalu, ramai soal kabar media asing yang menyebut Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) bakal jadi kota hantu.

Tulisan The Guardian, media asal Inggris yang menyoroti perkembangan IKN yang disebut bakal menjadi kota hantu tersebut banyak menjadi perhatian.

Terbaru, Otorita IKN menandatangani enam kontrak baru senilai lebih dari Rp 1 Triliun.

Penandatanganan kontrak baru di IKN Kaltim ini merupakan proyek pembangunan tahap dua.

Baca juga: IKN Disebut Bakal Jadi Kota Hantu, Ini Kata Purbaya dan Basuki

Untuk proyek pembangunan IKN tahap dua ini, Pemerintah mulai mengerjakan kawasan legislatif dan yudikatif.

Sebelumnya, di proyek tahap pertama, Pemerinta fokus membangunan infrastruktur dasar di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Daftar 6 Kontrak Baru di IKN

Otorita IKN menandatangani enam kontrak baru senilai lebih dari Rp1 triliun.

Kontrak tersebut mencakup satu proyek pembangunan jalan, dan lima proyek manajemen konstruksi yang menjadi dasar dimulainya pekerjaan tahap lanjutan.

Daftar kontrak baru di IKN:

  • Proyek fisik jalan

Proyek fisik utama adalah pembangunan Jalan Kawasan Legislatif sepanjang 3,7 kilometer.

Jalan ini terdiri dari 10 ruas utama dan 4 jembatan yang akan menjadi akses utama ke gedung DPR, DPD, dan MPR.

Pekerjaan dikerjakan oleh konsorsium empat perusahaan nasional dan ditargetkan selesai pada 2027.

  • Lima kontrak manajemen konstruksi 

Selain itu, lima kontrak manajemen konstruksi (MK) ditandatangani, untuk mendukung pembangunan gedung-gedung lembaga negara.

Paket ini mencakup kawasan DPR, DPD, MPR, kompleks yudikatif, serta bangunan pendukung.

Sejumlah perusahaan seperti PT Ciriajasa Engineering Consultants, PT Jaya Construction Management Manggala Pratama, PT Pola Teknik Konsultan dan PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero) terlibat dalam proyek tersebut.

Tahap Kedua Resmi Dimulai

Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengatakan, penandatanganan kontrak ini menandai dimulainya pekerjaan tahap kedua, menuju target pembangunan jangka menengah.

“Hari ini kita menandatangani kontrak batch kedua menuju 2028.

Tahun depan akan ada lagi pekerjaan baru. 

Kita bergerak membangun kawasan legislatif dan yudikatif agar fungsi pemerintahan di IKN bisa berjalan penuh,” ungkapnya Selasa (11/11/2025).

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, dan para pelaksana proyek.

“Instrumen kita hanya DIPA dan regulasi.

Yang menciptakan lapangan kerja adalah para kontraktor dan konsultan di lapangan.

Kalau semua kompak, target bisa tercapai,” tambahnya.

Sebelum pekerjaan dimulai, Otorita IKN bersama seluruh penyedia jasa menggelar pre-construction meeting untuk menyamakan rencana kerja, sistem koordinasi, dan pengaturan lalu lintas proyek di kawasan pembangunan.

Tahap II ini menjadi bagian dari rencana pembangunan jangka menengah IKN hingga 2028.

Fokus utama diarahkan pada percepatan pembangunan gedung lembaga negara agar kawasan pemerintahan bisa beroperasi secara bertahap.

Terancam Jadi Kota Hantu

Surat kabar Inggris, The Guardian secara khusus menyoroti perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Artikel yang dimuat pada Rabu (29/10/2025) itu dikemas dengan bentuk kritik yang berjudul, "Indonesia’s new capital, Nusantara, in danger of becoming a ‘ghost city’" (Ibu kota baru Indonesia, Nusantara, terancam menjadi 'kota hantu').

Mereka menggambarkan ibu kota baru Indonesia itu berada di tengah-tengah hutan.

"Ibu kota baru Indonesia, Nusantara, seolah muncul entah dari mana", bunyi artikel itu seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Meski berada di tengah hutan Kalimantan Timur, bangunan gedung-gedung futuristik dan jalanan sudah berdiri kokoh.

Sayangnya, gedung-gedung dan jalan raya itu kosong.

Hanya terlihat beberapa tukang kebun dan wisatawan yang penasaran.

Bahkan, Presiden Prabowo Subianto hingga kini sama sekali belum pernah berkunjung ke IKN.

Proyek ambisius Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) itu membuat beberapa orang khawatir jika ke depannya menjadi proyek mangkrak.

Respons Menkeu

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa angkat bicara soal pemberitaan media asal Inggris, The Guardian yang menyebut Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menjadi kota hantu.

Purbaya mengatakan bahwa pemberitaan dari media asing kerap salah dan mengajak masyarakat untuk tidak mudah mempercayainya.

"Jadi jangan denger prediksi orang luar, sering salah kok," ujar Purbaya di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/11/2025).

Ia juga meyakini, pembangunan IKN yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur itu masih terus berjalan.

Bahkan, pemerintah sudah menyetujui bahwa swasta boleh membangun perumahan di sana.

"Jadi sepertinya nggak berhenti, masih jalan terus. Tapi nggak seperti yang (diberitakan media asing), ikutin sama Pak Presiden aja seperti apa," ujar Purbaya.

Baca juga: Respons Anggota DPR RI Soal IKN Dijuluki Kota Hantu, Artinya Masa Depannya Gelap

(TribunKaltim.co/Nita Rahayu/kompas.com)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved