Jerat Model Pakaian Ketat

Eksploitasi Digital Mahasiswi Kaltim, Psikolog Unmul: Ini Kekerasan Seksual Online

Psikolog Universitas Mulawarman tegaskan modus model wisata di Kalimantan Timur tergolong kekerasan seksual digital.

|
Freepik.com
EKSPLOITASI DIGITAL - Fenomena eksploitasi digital yang menyasar perempuan muda di Kalimantan Timur kian mengkhawatirkan.Berkedok tawaran pekerjaan sebagai model promosi wisata, pelaku memanfaatkan celah kepercayaan dan ketidaktahuan mahasiswi untuk memperoleh foto-foto yang berpotensi digunakan dalam tindak kekerasan seksual berbasis elektronik (KSBE). (Freepik.com) 

Jika ditemukan adanya penyalahgunaan foto atau eksploitasi seksual digital, korban disarankan segera menempuh jalur hukum.

Baca juga: Bocah 10 Tahun di Samarinda Diduga jadi Korban Eksploitasi oleh Ibu Kandung, Korban Dapat Ejeken

“Ketika foto itu diunggah dan merugikan korban, menjatuhkan harga diri atau nama baik, maka perlu dilaporkan dengan bukti postingan elektronik,” ucapnya.

Lebih jauh, Ayunda menilai fenomena ini mencerminkan budaya masyarakat yang masih mengobjektifikasi perempuan secara visual.

Menurutnya, perubahan pola pikir harus dibarengi dengan peningkatan literasi digital yang sensitif gender.

“Kenapa mahasiswi muda jadi target? Karena masyarakat kita masih ingin melihat bentuk visual. Ini harus diubah, bahwa menjadi perempuan tidak hanya soal cantik, tapi juga pintar dan beretika,” ujarnya.

Baca juga: Satpol PP Kukar Temukan Lagi Kasus Eksploitasi Anak Kurang dari 24 Jam

Dalam proses pemulihan korban, ia menekankan pentingnya dukungan lingkungan kampus dan keluarga.

Korban butuh rasa aman, bukan nasihat atau penghakiman.

“Jangan langsung menasihati atau menyalahkan. Korban sudah tidak merasa aman, jadi cukup dengarkan dan tawarkan bantuan sesuai kebutuhan mereka,” pesannya.

Ayunda juga mendorong kampus memberikan dispensasi akademik bagi korban serta memastikan pendampingan profesional melalui UPTD PPA Kota Samarinda yang menyediakan layanan psikologis dan bantuan hukum gratis.

Baca juga: Pasutri Asal Balikpapan Diamankan Satpol PP Kukar karena Diduga Eksploitasi Anak

“Pendampingan harus profesional. Kalau korban butuh advokasi, UPTD PPA juga menyediakan pengacara. Dan bagi teman korban, tolong jaga kerahasiaannya, jangan dijadikan bahan gosip,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Ayunda menyerukan agar masyarakat terus mengikis budaya patriarki dan menciptakan ruang digital yang aman untuk semua gender.

“Tidak ada satu pun bentuk kekerasan terhadap perempuan yang bisa dibenarkan. Semua perempuan berhak merasa aman, bahkan di dunia maya sekalipun,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved