Program Makan Bergizi Gratis

Pantau Kebutuhan Pangan untuk Program MBG di Balikpapan, Komoditas Bergantung Impor Lokal

Balikpapan terus mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan dengan baik.

Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN
AWASI KETERSEDIAAN PANGAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan terus mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan dengan baik. Khususnya dalam ketersediaan bahan pangan, Rabu (12/11/2025). Pemkot menekankan, pentingnya melakukan koordinasi sejak awal untuk menjaga ketersediaan pangan. Terlebih untuk mendukung MBG, ini tentu mendorong permintaan konsumsi rumah tangga.  

Ringkasan Berita:
  • MBG di Balikpapan, komoditas impor total ini mencakup komoditas yang tidak diproduksi daerah;
  • Balikpapan bisa berkontribusi ayam ras lebih dari 100 persen;
  • Program yang menyasar puluhan ribu siswa ini berpotensi berdampak pada peningkatan kebutuhan.

 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan terus mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan dengan baik. Khususnya dalam ketersediaan bahan pangan.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Balikpapan, Wahidin Alaudin mengatakan pihaknya fokus memantau sisi ketersediaan bahan pangan dalam pelaksanaan program MBG.

Program yang menyasar puluhan ribu siswa ini berpotensi berdampak pada peningkatan kebutuhan stok pangan. Baik untuk komoditas impor total, mau pun yang memiliki kontribusi dari daerah.

“Setidaknya total ada 12 komoditas untuk mendukung MBG,” ujarnya, Rabu (12/11/2025).

Ia menjelaskan, komoditas impor total ini mencakup komoditas yang tidak diproduksi daerah. Seperti bawang merah, bawang putih, kedelai, gula, dan minyak goreng.

Baca juga: Balai Karantina Usul Pemkot Balikpapan Buat Sistem Pantau Program MBG

Sementara komoditas dari kontribusi daerah di antaranya beras, cabe besar, cabe rawit, ayam ras, daging sapi, jagung dan telur.

“Itu pun angkanya masih sangat kecil untuk menyuplai total kebutuhan. Misal produksi cabe besar lokal hanya 14,5 persen dan cabe rawit cuma 18,5 persen,” ucap Wahidin.

Hal ini, ia katakan, menunjukkan ketergantungan Balikpapan pada pasokan pangan dari produksi luar daerah.

Diketahui Balikpapan bisa berkontribusi ayam ras lebih dari 100 persen. Sedangkan telur, kontribusi lokal untuk telur hanya membantu 8,1 persen.

“Dari hasil survei ke SPPG Balikpapan Selatan 6, satu SPPG saja membutuhkan 212 kilogram telur per hari,” ulasnya.

Kemudian kontribusi lokal untuk komoditas beras terhitung sangat kecil sekali hanya membantu 0,22 persen. Mengingat lahan pertanian atau sawah yang ada hanya di Teritip, luasnya juga tidak sampai 100 hektare.

Dalam satu tahun, Balikpapan hanya berkontribusi stok daging sapi sekitar 8.000 kilogram atau 8 ton per tahun.

Baca juga: Harga Rp12 Ribu Tak Ideal di Balikpapan, MBG Hadapi Kendala Inflasi dan Ahli Gizi

“Sapi yang dibawa ke sini dan dipelihara dalam setahun cuma menghasilkan sekitar 100 ekor saja,” tuturnya.

Wahidin menekankan, pentingnya melakukan koordinasi sejak awal untuk menjaga ketersediaan pangan.

Terlebih untuk mendukung MBG, ini tentu mendorong permintaan konsumsi rumah tangga.

“Jangan sampai terjadi inflasi karena kebutuhan berbagai komoditas tadi melonjak signifikan,” pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved