Jerat Model Pakaian Ketat
Tawaran Model Berujung Permintaan Foto Sensual, Awal Mula Perkenalan 2 Mahasiswi dengan Erlangga
Tawaran menjadi model berujung permintaan foto sensual. Awal mula perkenalan 2 mahasiswi dengan sosok Erlangga
Penulis: Gregorius Agung Salmon | Editor: Amalia Husnul A
Ringkasan Berita:
- Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Provinsi Kaltim menerima 10 laporan terkait dugaan laporan penipuan dengan modus lowongan menjadi model dengan pakaian seksi
- Dua mahasiswi menceritakan awal mula perkenalannya dengan sosok bernama Erlangga yang menawarkan pekerjaan menjadi model
- Erlangga memberikan iming-iming hingga Rp 25 juta untuk dua mahasiswi dengan permintaan foto yang sensual
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menerima puluhan laporan kasus penipuan lowongan kerja fiktif yang menyasar para mahasiswi di Samarinda.
Tawaran kerja yang disampaikan kepada para mahasiswi di ibukota Provinsi Kaltim ini umumnya adalah menjadi model yang berujung permintaan foto sensual.
Dua mahasiswi di Samarinda mengungkap awal perkenalannya dengan sosok yang mengaku bernama Erlangga yang kemudian menawarkan pekerjaan menjadi model dengan foto-foto pose seksi.
Diduga pelaku adalah mantan mahasiswa dari salah satu Universitas di kota Samarinda.
Baca juga: Jerat Model Pakaian Ketat di Kaltim, Aktivis Perempuan Desak Kampus dan Keluarga jadi Ruang Aman
Pelaku pun menargetkan mahasiswi dengan modus tawaran dana yang menggiurkan, namun berujung dengan permintaan foto tidak senonoh.
Kasus ini terungkap, setelah sejumlah mahasiswi yang menjadi korban mengadu ke Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak Kaltim beberapa waktu lalu.
Dua korban, kita sebut saja mereka Iwet dan Butet (nama samaran), mahasiswi yang ditemui Tribunkaltim.co mengungkapkan kronologi saat dihubungi terduga pelaku yang mengaku alumni kampus ternama dengan tawaran bayaran fantastis untuk proyek busana hijab friendly.
Butet, yang merupakan mahasiswi semester tiga di salah satu Universitas di Samarinda mengungkapkan kronologi awal saat kejadian yang menimpanya pada 22 Agustus lalu.
Kenal lewat DM Instagram
Butet menceritakan awalnya dihubungi lewat Direct Message (DM) di Instagram oleh sosok bernama Erlangga sekitar pukul 21.30 Wita.
Kepadanya, Erlangga mengaku sebagai alumni arsitektur tahun 2019 dari salah satu Universitas di Samarinda.
Ketika itu, Erlangga menawarkan korban menjadi model untuk produk busana barunya.
"Awalnya saya tertarik karena emang job ini tuh kayak belum pernah saya dapat.
Jadi, oh ya udah mungkin bisa nambah pengalaman baru," ujar Butet.
Tawarkan Bayaran hingga Rp 25 Juta
Tawaran tersebut terdengar baik sekali, dengan bayaran yang dijanjikan cukup fantastis, yaitu mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 25 juta.
Saat itu pelaku mengklaim sedang berinovasi membuat baju model Sabrina yang hijab friendly.
Tidak puas DM Instagram, keduanya pun beralih ke WhatsApp, di situ Ia diminta untuk mengirimkan contoh foto menggunakan baju Sabrina.
Butet yang tak memiliki hijab sesui permintaan pelaku, kemudian Butet pun mencoba mengakali dengan kemeja dan jilbab pasmina untuk mengirim ke Pelaku.
Namun, setelah beberapa kali percobaan foto yang dianggap belum cocok.oleh pelaku, kedoknya mulai terbongkar.
Pelaku mulai terang-terangan meminta hal yang tidak wajar.
"Butet (ganti nama asli) tahu kan ya, kalau misalnya baju Sabrina ini tuh yang dilihat itu adalah bentuk dadanya,' dia bilang gitu," kenang Butet.
Tidak sampai disitu, pelaku kemudian menyarankan korban menggunakan manset dan mengatur pose agar bentuk dadanya terlihat jelas.
Usia permintaan itu, Butet mulai timbul curiga, meskipun sempat menuruti permintaan untuk berfoto menggunakan manset dengan wajah diblur.
Pemotretan di Hotel
Kecurigaan Butet semakin jadi, saat pelaku menyebut akan melakukan pemotretan di Hotel Fugo dan memintanya memesan kamar, namun uangnya tak kunjung dikirim ke rekening Butet.
Saat dilakukan ditanya lebih lanjut oleh Butet dan temannya, pelaku mengklaim berada di bawah naungan agensi desa wisata di Bali dan menyebut nama kepala yayasannya.
Namun, setelah dicek, kepala yayasan yang disebut ternyata sudah meninggal satu tahun lalu.
Jadi Model di Bali
Hal serupa juga diceritakan oleh Iwet yang mana dirinya dichat seorang pria yang mengaku bernama Erlangga, pada Februari 2024 lalu melalui Instagram.
Saat itu akun yang bernama Erlangga itu memperkenalkan diri secara meyakinkan, menyebut dirinya alumni arsitektur dari salah satu perguruan tinggi.
Bahkan Erlangga juga mengaku pernah menjadi menteri di BEM kampus.
Hingga kemudian Erlangga meminta korban melanjutkan komunikasi via WhatsApp.
Saat komunikasi berlanjut di WhatsApp pelaku menawarkan yang serupa dengan korban lain yang sangat menggiurkan, dengan mengikuti proyek model di Bali dengan fee antara Rp 10 juta hingga Rp 15 juta, ditanggung hotel, tiket pesawat, dan boleh membawa satu teman.
"Namanya tawarannya ini cukup menggiurkan, apalagi saya pas baru wah menarik ini rezeki ini," ujarnya.
Untuk meyakinkan korbannya, pelaku juga mengirimkan dokumen palsu berupa Memorandum of Understanding (MoU) dan mengarahkan korban mengecek perusahaannya di Google, yang ternyata ada namun pimpinannya sudah meninggal dunia.
Setelah korban tertarik, pelaku mulai meminta foto casting dengan permintaan yang tidak wajar.
Pelaku meminta model busana Sabrina yang berhijab tapi seksi dengan menggunakan manset. Iwet kemudian mulai curiga saat pelaku terus mendesak foto yang lebih terbuka.
"Coba dijepit (bajunya) di pipi itu ya supaya lekuk tubuh terbentuk dan dadanya tuh terbentuk," kata Imet saat menirukan permintaan pelaku kala itu.
Untungnya Iwet tidak sampai mengirimkan foto karena sudah curiga dari awal.
Namun, dari korban lain yang ia temui, pelaku menggunakan kata-kata manis dan jaminan privasi sangat terjaga untuk membujuk mereka mengirimkan foto atau video.
"Belum sejam kita kenal sama orang dia udah minta foto," tambah Iwet, menunjukkan betapa cepatnya pelaku beraksi.
Setelah melakukan penelusuran oleh korban diketahui pelaku bukan alumni kampus yang disebutnya, melainkan mahasiswa yang drop out (DO) pada tahun 2022 karena berbagai masalah, termasuk tindak kriminal pencurian mobil sewaan.
Pelaku diketahui berasal dari Berau dan tidak berkerja di Bali.
"Ia memang pernah mahasiswa, tapi di DO oleh Kampus tahun 2022 karena berbagai masalah yang ia lakukan selam kuliah," katanya.
Butet dan Iwet serta puluhan kawannya, kini tengah mengadu ke TRC PPA Kaltim, dan mereka mengaku mengalami trigger psikologis saat mengingat kembali kejadian tersebut.
"Jujur saya sebenarnya juga takut ketika kasus ini dibuka kembali dan sampai ke orang tua saya," ungkapnya.
Butet pun berpesan kepada perempuan lain di luar sana untuk lebih waspada dan bijak dalam menerima tawaran kerja, terutama dari orang asing.
"Jangan mudah tergiur dengan tawaran yang nilainya besar apalagi tawarannya itu melalui via online.
Banyak motif penipuan sekarang yang tujuannya buat pemerasan, buat seperti hal-hal yang tidak diinginkan," tutur Iwet.
TRC PPA Terima 10 Laporan
Rabu, (12/11/2025) Sudirman, Bidang Hukum TRC PPA Kaltim kepada TribunKaltim.co menjelaskan laporan tersebut mulai diterima sejak minggu lalu melalui bendahara TRC PPA Kaltim.
Selanjutnya, laporan ini ditangani tim di Samarinda.
"Awalnya ada beberapa mahasiswi yang kontak, dan kemudian dibawa ke tim TRC PPA di sini," ujar Sudirman.
Ia bilang saat ini sudah lebih dari 10 orang yang sudah mengadukan dan minta pendampingan kepada TRC PPA Kaltim.
"Total ada lebih dari sepuluh korban yang melapor, tapi yang datang langsung malam itu ada empat orang perwakilan.
Rata-rata mereka mahasiswi di kampus yang sama di Samarinda." Ungkapnya.
Lebih lanjut Ia menyampaika dalam aksi yang dilakukan pelaku terbilang cukup rapi.
Terlebih dahulu pelaku menghubungi korban dengan chatan bisanya saja dan dilakukan pada tengah malam, setelah ada respon dari korban, pelaku kemudian menawarkan pekerjaan sebagai modeling untuk pose-pose penawaran desa wisata di Bali.
Selain itu, pelaku juga mengodai korban dengan diiming-imingi bayaran yang fantastis, bisa mencapai Rp4 juta atau lebih setelah teken kontrak.
Tapi, korban sebelum membuat kontrak kerja, terlebih dahulu korban diminta mengirimkan foto-foto casting dengan pose tertentu (seksi).
"Para mahasiswi ini diminta untuk melakukan foto menggunakan hijab tapi dengan pakaian yang memang menampilkan lekuk dari tubuh mereka.
Pose-pose ini semacam casting untuk menunjukkan penampilan para korban," katanya.
Sudirman juga menyebutkan bahwa pelaku diduga beraksi seorang diri dan Ia masih berada di wilayah KalimantanTimur.
Kata dia, itu bukan jadi penghambat dan melakukan aksinnya itu hingga korbannya sudah mencapai puluhan orang, bahkan ada dari angkatan mahasiswa tahun 2023.
Saat ini, TRC PPA Kaltim belum membuat laporan resmi ke kepolisian.
Fokus Kumpulkan Bukti dan Dampingi Korban
Sudirman mengatakan masih fokus mengumpulkan bukti-bukti yang ada agar laporan yang dibuat nantinya benar-benar kuat dan bisa diproses secara tuntas.
"Kita memang belum melakukan pelaporan secara resmi, kepolisian itu belum. Kita masih mengumpulkan bukti-bukti yang ada," ujarnya.
Terkait dengan pasal yang akan dikenakan, Sudirman belum bisa memastikan.
Namun, ia mengindikasikan kasus ini berkaitan dengan Undang-undang ITE dan/atau Undang-Undang Pornografi, dan bisa jadi ada aturan lain tergantung bagaimana pelaku melakukan tindak pidananya.
Selain itu dirinya juga mengindikasikan adanya unsur pelecehan digital dalam kasus ini.
Tak hanya itu, Biro hukum TRC PPA menduga, foto-foto seksi yang dikirimkan korban berpotensi disalahgunakan untuk pemerasan di kemudian hari.
"Nah, itu yang kemungkinan arahnya ke sana. Tapi kita bisa belum pastikan sebelum kemudian akan dilakukan upaya penyidikan oleh aparat kepolisian ketika kita melaporkan nanti.
Dan ini tahap pengumpulan masih data-data," ujarnya.
Selain mengurus aspek hukum, TRC PPA Kaltim juga melakukan pendampingan psikologis terhadap para korban.
Tim terapi dan konseling di TRC PPA Kaltim berkomunikasi intensif untuk membangun kembali kepercayaan diri korban dan memastikan mereka tidak terbebani secara psikis.
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, TRC PPA Kaltim mengimbau masyarakat, khususnya kaum hawa di Samarinda dan Kalimantan Timur, untuk waspada terhadap tawaran kerja melalui media sosial.
"Jangan langsung gampang mengikuti arahan-arahannya. Dipastikan terkait dengan kebenarannya dulu.
Kalau dia sudah mengarah pada pose atau pada hal-hal yang sangat tidak patut dan tidak layak, ada baiknya diabaikan saja," katanya.
Baca juga: Lowongan Kerja Bermodus Foto Sensual Berhijab Resahkan Mahasiswi Samarinda, TRC PPA Kaltim Kawal
(TribunKaltim.co/Gregorius Agung Salmon)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251113_penipuan-berkedok-tawaran-jadi-model_foto-sensual_mahasiswi_Samarinda.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.