Soal UN Difotokopi, Walikota Samarinda Tak Mau Tanggung Jawab
Walikota Samarinda Syaharie Jaang menegaskan dirinya tak berani bertanggung jawab ketika nantinya terjadi kebocoran soal Ujian Nasional (UN)
Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Sumarsono
Diketahui, kekurangan ratusan ribu lembar soal diputuskan untuk diperbanyak dengan cara di fotocopy. "Selaku Walikota dan orangtua murid saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Kalau digandakan, bukan tanggung jawab saya mengenai kualitas kertas, kerahasiaan dan keamanan soal, apalagi hanya dengan perintah lisan," tegas Jaang, kemarin.
Saat ini, terdapat 24 sekolah di Samarinda yang belum mendapatkan distribusi soal UN, termasuk satu kelompok Kejar Paket C. "Ada 2.700 calon peserta UN yang tidak mendapatkan soal. Bahkan, sekolah anak saya, SMA 10, itu juga belum mendapat soal," keluh Jaang.
Jaang pun hanya bisa menitipkan salam hormat kepada seluruh orangtua calon peserta UN di Samarinda. Menurutnya, masalah soal UN yang terlambat bahkan tidak ada, bukan menjadi wewenang Walikota. "Saya titipkan salam hormat, dan permohonan maaf kepada seluruh orangtua siswa," kata Jaang di sela-sela acara peresmian Bank Mutiara di Samarinda.
Jaang mengaku siap menanggung resiko mendapatkan sanksi dari pemerintah pusat terkait keberaniannya menolak pelaksanaan UN dilakukan Kamis kemarin.
"Saya siap kalau dapat sanksi dari Mendikbud atau Presiden. Lebih baik saya dimarahi Presiden dari pada saya dimarahi 2.700 calon peserta UN dan orangtuanya yang tidak kebagian soal," tuturnya. (*)