Pangdam Menginap di Long Apari 2

Mayjen TNI Benny Indra Berlari-lari Cari Sinyal Ponsel

Ketika berkunjung dan menginap di Long Apari, Pangdam Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono menjadi saksi betapa sulit berkomunikasi ke luar wilayah itu.

Editor: Fransina Luhukay
zoom-inlihat foto Mayjen TNI Benny Indra Berlari-lari Cari Sinyal Ponsel
Penerangan Kodam VI/Mulawarman
Pangdam Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono berbincang akrab dengan warga.

TRIBUNKALTIM.co.id - Kemarau menyebabkan air sungai surut. dan dangkal, sehingga tak bisa dilalui perahu untuk mengangkut sembako. Meski sembako ada, tetapi harganya melambung tinggi. Masalahnya bukan cuma itu, kawasan Long Apari Kabupaten Mahakam Ulu juga terisoalsi. Tidak ada jalan darat, transportasi umum hanya melalui anak sungai Mahakam.  Lebih dari itu, kawasan itu juga tidak ada sinyal telekomunikasi. Sudah dibangun tower, namun belum ada perusahaan operator seluler berminat berberoperasi di sana.

Ketika berkunjung dan menginap di Long Apari, Pangdam Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono menjadi saksi langsung betapa sulit berkomunikasi ke luar wilayah tersebut. Selama di sana 1x 36 jam, tidak bisa berhubungan komunikasi keluar wilayah itu. Karena tidak ada sinyal.

"Saya kemana-mana selalu dilengkapi peralatan navigasi dan handphone satelit.  Itu pun kalau mau bertelepon disana harus lari-lari mencari titik sinyal yang tepat. Harus cari positioning!  Nah, ketika berada di sana kan terjadi perkelahian di Manggar, Balikpapan. Ya,  saya mendapatkan laporan informasinya melalui telepon satelit," tutur Benny.

Meski tidak ada sinyal, kata Benny, masyarakat di Long Apari banyak yang memiliki smartphone.  "Ponsel mereka kualitasnya tidak kalah dengan masyarakat di kota. Sayangnya hanya dapat digunakan untuk potret-memotret. Tidak bisa untuk menelepon," ungkapnya.

Merespons kondisi ini, kata Benny, jajaran Pemkab Mahulu dan Pemprov Kaltim sudah bergerak dan memberi jaminan sebelum Hari Natal 25 Desember nanti, salah satu operator telepon seluler dipastikan beroperasi menggunakan tower yang sudah berdiri di Long Apari.  

Benny menyermati  wilayah ini sangat terisolasi manakala musim kemarau tiba. Warga tidak bisa bergerak  secara leluasa baik ke wilayah Kaltim, apalagi ke Serawak-Malaysia.  Maklum, secara geografis, apabila ke Serawak harus melintasi jalur darat 40 hingga 100 kilometer ke perbatasan Malaysia.  Dapat juga menyusuri jalur Sungai Mahakam, namun membutuhkan efford  luar biasa karena sangat jauh.

Transportasi sungai dari Ujong Bilang, Ibukota Kabupaten Mahulu  sampai ke 10 desa atau kampung di Long Apari membutuhkan waktu kurang lebih 12 jam perjalanan. Sepuluh desa di wilayah itu tersisolasi mencakup Kampung Long Penaneh 1, Long Penaneh II dan Long Penaneh III, Long Keriok, Tiong Bu'u, Tiong Ohang, Naha Buan, Naha Silat, dan Naga Tefab.

Selama di Long Apari, tima Pangdam VI/ Mulawarman mampu menjangkau tujuh desa yang lokasinya relatif berdekatan. Sedangkan tiga desa, harus menggunakan ketinting selama tiga jam untuk menuju kesana.  "Kami mengirim tim yang didampingi para petinggi desa atau kampung , membawa bantuan sembako kepada masyarakat," ujar Benny.

Di bagian utara, Kecamatan Long Apari berada di berbatasan langsung dengan Malaysia. Sebelah timur berdekatan dengan Kecamatan Long Pahangai, sebelah selatan dengan Provinsi Kalimantan tengah, dan bagian barat dengan Provinsi Kalimantan Barat.

Long Apari berpenduduk 4.453 jiwa  tersebar di 10 desa berlokasi di daerah pegunungan yaitu Gunung Logaca pada ketinggian 1.108 meter dan Gunung Melaqq (915 meter). Sebagian besar wilayah ini merupakan hutan campuran  dan di lembah terdapat Sungai Mahakam yang mengalir dari utara menuju selatan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved