Sering Dimarahi Guru, Siswa Madrasah Nekat Minum Racun

Beruntung nyawa Ferdian bisa selamat setelah pihak keluarga membawa dia ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

ISTIMEWA
Ilustrasi 

TRIBUNKALTIM.CO, KENDARI - Ferdian (17), seorang siswa kelas XI madrasah aliyah (MA)—sekolah setingkat SMA—di Mataiwoi, Kecamatan Angata, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), coba bunuh diri dengan minum racun serangga. Aksi itu dilakukan Ferdian lantaran tak mampu membayar biaya lomba kebersihan dan sering dimarahi oleh gurunya.

Beruntung nyawa Ferdian bisa selamat setelah pihak keluarga membawa dia ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Ditemui di RS Bahteramas Kendari, Nurnani (41), ibu Ferdian, menuturkan, anaknya kerap disuruh oleh guru untuk membawa perlengkapan ruangan kelas. Meskipun Ferdian memenuhi permintaan sang guru, ia tetap dimarahi.

"Ketika disuruh bawa ayat kursi, palu-palu, gergaji, jam dinding, dia bawa semua, tetapi tetap dimarahi gurunya. Katanya, 'Kau itu Ferdin gak usah mi ko datang di sekolah, itu mi mungkin dia frustrasi,'" kata Nurnani menirukan ucapan sang guru, Kamis (12/2/2015).

Puncak keputusasaan Ferdian bermula saat ia meminta uang Rp 10.000 untuk membayar uang lomba kebersihan di sekolah, tetapi tak bisa dipenuhi karena saat itu Nurnani tak memiliki uang. Akhirnya, Ferdian mencari racun serangga ke tetangga dan meminumnya pada Senin (9/2/2015) sekitar pukul 09.00 Wita.

"Saat itu, sekolahnya ikut lomba kebersihan. Jadi, siswa disuruh membayar Rp 10.000. Saya bilang belum ada uang, besok saja. Tidak pernah saya marahi. (Tapi), dia memang sering dimarahi gurunya," ujar Nurnani.

Lanjut Nurnani, anaknya sering terlambat masuk sekolah karena jarak dari rumah ke institusi pendidikan itu jauh. Akibatnya, Ferdian kerap dimarahi gurunya.

"Mulai SMP memang jauh jarak yang ditempuhnya untuk ke sekolah sehingga kalau sakit dia biasanya tidak ke sekolah dan mengirimkan surat sakit," ujar Nurnani.

Dia menjelaskan, Ferdian pernah dimasukkan sebagai penerima beasiswa oleh sekolah, tetapi bantuan yang besarannya Rp 500.000 langsung habis untuk membayar iuran sekolah.

"Tiap dia terima itu (besiswa) selalu saja ada pembayaran di sekolah, seperti pembayaran OSIS, baju olahraga, dan lainnya," imbuhnya.

Kondisi perekonomian keluarga yang sulit menjadi beban berat bagi keluarga Ferdian.

Ferdian yang terbaring lemas di Rumah Sakit Bahteramas mengaku, nama oknum guru yang sering memarahinya bernama Ahmad.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara, Samsuri, mengaku baru mengetahui kejadian yang menimpa Ferdian.

"Sebagai pembina madrasah, saya akan segera konfirmasi dengan memanggil kepala sekolahnya dan gurunya," kata Samsuri, Kamis (12/2/2015).

Menurut dia, jika apa yang disampaikan siswa tersebut benar, pihaknya akan memberikan pembinaan kepada sekolah agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved