Dinsos Nunukan Kewalahan Tangani Orang Gila

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Hingga kini jumlah orang gila di Pulau Nunukan telah mencapai puluhan. Sekitar 20 orang gila ini bebas berkeliaran di tempat umum, sehingga meresahkan warga. Sebab beberapa di antara orang gila itu kerap mengganggu warga.

Sejumlah orang gila dimaksud merupakan eks Tenaga Kerja Indonesia yang dideportasi dari Tawau, Sabah, Malaysia.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nunukan, Edi Rahman mengatakan, untuk menangani orang gila dimaksud pihaknya masih terbentur pada sejumlah kendala.

Misalnya saja, dana yang dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Nunukan sangat minim dibandingkan dampak dan penanganan yang harus dilakukan.

''Bukan kita tidak tangani. Kemampuan kita kan terbatas. Target kita itu paling 7 saja. Sedangkan saat ini ada 20 yang keliaran. Di kantor ada 2 juga kami amankan, anggarannya kan kecil sekali,'' ujarnya.

BACA juga: Meski Diludahi, Aslinda Tetap Setia Melayani Orang Gila

Dia menjelaskan, tahun lalu anggaran penanganan orang gila mencapai Rp. 290 juta. Dengan anggaran dimaksud, pihaknya bisa menangani 15 orang gila.

Biaya tersebut di antaranya digunakan mengirim mereka untuk pengobatan di Tarakan dan memulangkan ke kampung halaman masing-masing.

Pada tahun ini, anggaran yang dialokasikan untuk orang gila malah turun hanya tinggal Rp.132 juta. Dengan anggaran yang minim, sampai pertengahan tahun saja alokasi dana dimaksud sudah ‘sekarat’.

"Kemarin ada 5 kami pulangkan. Dari Mandar, Palopo, Soppeng, Bulukumba, dan Pinrang,'' katanya.

Edi mengakui, ada dana yang dialokasikan Kementerian Sosial untuk penanganan orang gila. Hanya saja, itu sulit dilakukan. Untuk memulangkan orang gila, hanya bisa menggunakan kapal laut.

''Kendalanya ya transportasi. Mana ada kapal laut ke Surabaya ?'' katanya. (*)