Tragedi Kecelakaan Bocah

Tewas Kecelakaan, Baju Lebaran FM Dibagikan ke Sepupunya

Saya tidak ada firasat sebelumnya, tapi sebelum kejadian itu, saya memang hendak akan mengantar dia ke lapangan futsal

TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA
Olah kejadian perkara yang dilakukan oleh Unit Lakalantas Satlantas Polresta Samarinda pada senin (13/7) dini hari di jalan Siradj Salman. Dari kejadian tersebut mengakibatkan 1 bocah tewas dan 2 lainnya kritis, Senin (13/7/2015). 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kecelakaan yang mengakibatkan tewasnya FM (11) dan dua temannya yang saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit Dirgahayu, yakni EH (13) dan IR (12), meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga FM.

Kecelakaan yang terjadi di jalan Siradj Salman, Minggu (12/7/2015) malam, sekitar pukul 11.30 wita.

FM yang saat ini duduk dibangku kelas VI di SD Muhammadiyah II, dikenal anak yang pendiam, bahkan FM sendiri jarang meminta kepada orang tuanya untuk dibelikan sesuatu.

TRIBUNKALTIM.CO yang hadir dalam buka puasa bersama, yang dilanjutkan dengan tahlian bagi FM di kediaman keluarga korban Jalan dr Wahidin Sudirohusodo, No 23 A. Berkesempatan untuk mewancarai orang tua FM.

Jafarin (50) ayah FM mengaku tidak ada firasat jika FM, yang merupakan anak laki-laki satu-satunya dari tiga bersaudara tersebut bakal cepat meninggalkan dirinya. (Baca juga: Usai Futsal, Boncengan Bertiga Berakhir Bocah SMP Tewas )

"Saya tidak ada firasat sebelumnya, tapi sebelum kejadian itu, saya memang hendak akan mengantar dia ke lapangan futsal, saat saya sedang ganti celana, dia sudah berangkat duluan, dijemput teman-temannya," jelasnya, Senin (13/7/2015).

Jafarin menjelaskan, FM memang setiap hari Minggu rutin bermain futsal dengan teman-temannya, dirinya pun tidak pernah melarang anaknya tersebut untuk bermain futsal.(Lihat juga: VIDEO – Pengendara SUV Melepaskan Tembakan Membabi Buta di Jalan )

Karena olahraga tersebut bermanfaat bagi tubuh anaknya. Namun, Jafarin yang bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan asuransi nasional itu mengaku, sangat terpukul dengan kejadian itu.

"Dia itu anak terakhir, saya juga tidak pernah larang dia untuk main futsal. Anaknya pendiam dan penurut," imbuhnya.

Lanjut Jafarin menjelaskan, selama bulan Ramadhan ini FM kerap pergi ke masjid yang berada di dekat rumahnya untuk menunaikan shalat tarawih, bahkan tak jarang FM juga membantu persiapan buka puasa bersama di masjid tersebut.

Bahkan, FM sendiri telah dibelikan sejumlah baju baru untuk digunakan pada hari raya Idul Fitri.

Namun, dari kejadian tewasnya FM, baju-baju tersebut dibagikan kepada keponakan Jafarin.

"Rajin ke masjid dia, bantuin persiapan buka puasa di sana. Malam sebelum kejadian itu, saya juga telah belikan baju lebaran untuk dia, karena pasti anak-anak suka jika diberikan baju baru untuk lebaran. Tapi, akhirnya saya berikan ke keponakan saya," terangnya.

FM sendiri telah dikebumikan setelah shalat subuh usai, di pemakaman muslim jalan Anggur.

Dari pantauan TRIBUNKALTIM.CO di rumah duka, ibu FM masih dalam keadaan syok dan tidak dapat dimintai keterangan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved