Aliran Macet jadi Penyebab Bau Tak Sedap di Sungai Kangkung

Kasus tercemarnya air laut Pantai Manggar Balikpapan Timur mulai mendapat titik terang.

TRIBUN KALTIM/RUDY FIRMANTO
Kondisi Sungai Kangkung di kawasan pantai wisata Manggar Balikpapan Timur. Keberadaan pohon bakau ditengarai menjadi penyebab aliran sungai menjadi terhambat menuju ke laut, Senin (31/8/2015). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kasus tercemarnya air laut Pantai Manggar Balikpapan Timur mulai mendapat titik terang.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Balikpapan telah meninjau lokasi yang dikeluhkan oleh pengunjung wana wisata favorit warga Balikpapan Tersebut.

Pengawas Pencemaran Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) Suwito mengatakan, setelah mendapat laporan pihaknya bersama bidang pengawasan dampak lingkungan BLH langsung meninjau lokasi.

Selain meninjau petugas juga mengambil sampel air yang diduga tercemar limbah pabrik tahu yang berdiri di sepanjang sungai tersebut.

Hasil sementara pengamatan di lokasi Suwito mengatakan tercemarnya air sungai kangkung akibat aliran sungai yang mengalir dari hulu hingga ke hilir yang bermuara ke Pantai Manggar tidak berjalan dengan lancar.

Baca: Pengusaha Tempe Ini Akui Limbahnya Mencemari Lingkungan

Hal ini akibat debit air sungai memang kecil dan pada muara sungai yang langsung bertemu laut lepas seringkali air mengendap sehingga air sungai yang tercampur limbah tertahan di muara.

Mengenai dugaan masyarakat tercemarnya sungai tersebut akibat aktivitas pabrik pembuatan tahu tempe Suwito tak serta-merta mengiyakan hal tersebut.

Menurutnya, keberadaan pabrik tersebut memang berpotensi menyumbang limbah ke sungai tetapi setelah melihat kondisi sungai, pihaknya menganggap hal tersebut tidak sepenuhnya berasal dari pabrik.

"Tak dipungkiri namanya pabrik tahu pasti punya limbah, tapi setelah kita lihat sungainya airnya sedikit atau lebih banyak menggenangnya, sehingga kemungkinan limbah pabrik tahu tersebut sampai ke muara kecil, mungkin sampai kalau terjadi hujan dengan intensitas tinggi," katanya.

Hal kedua setelah melakukan pemeriksaan di muara sungai ternyata ada beberapa hal yang menjadi perhatian dari BLH yakni adanya pepohonan bakau yang menghambat aliran air sungai menuju ke laut.

Memang fungsi bakau untuk mengatasi erosi pantai dari gempuran gelombang air laut, tetapi saat itu pemerintah telah membangun bendungan permanen sehingga fungsi bakau tidak ada lagi malahan hambatan air tersebut membuat limbah sungai mengendap di muara sungai.

"Kita pantau muaranya, nah ternyata pohon bakau ini menurut saya menjadi penghambat aliran air sungai menuju ke laut, sebab pemerintah telah membuat bendungan sehingga fungsi bakau untuk mencegak erosi pantai sudah tidak ada," ujarnya.

Dari kedua hal tersebut Suwito mempunyai kesimpulan dan solusi terhadap permasalahan tersebut, yakni memperlancar aliran sungai.

Caranya dengan membersihkan pohon bakau yang berada di bibir muara sungai agar aliran air dari sungai menuju laut lebih lancar sehingga limmbah yang terbawa air sungai bisa langsung masuk ke laut dan ternetralisir oleh kandungan air laut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved