Pendidikan
Pengamat: Kinerja Guru Sertifikasi dan Belum Sertifikasi Sama Saja
Penyebabnya apa? Lanjut Nanang, lantaran tunjangan profesi tidak digunakan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan wartawan TribunKaltim.co, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sertifikasi guru masih menjadi persoalan pendidikan nasional. Tahun 2016 mendatang, guru yang belum tersertifikasi tidak bisa mengajar di depan kelas.
Namun pengamat pendidikan Kaltim, Nanang Rijono mengungkapkan, output yang dihasilkan antara guru bersertifikasi dan belum sertifikasi ternyata tidak signifikan.
Dari segi kinerja dan profesionalisme belum begitu terlihat bedanya.
"Ini saya kutip dari hasil penelitian Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) Solo," kata Nanang.
Penyebabnya apa? Lanjut Nanang, lantaran tunjangan profesi tidak digunakan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja.
BACA JUGA: Ujian Enam Kali Tetap Gagal
(TRIBUN KALTIM/ARIDJWANA) - Kegiatan belajar mengajar di SMAN 4 Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Mungkin dibelikan mobil. Bahkan, dari informasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) di Kaltim, kebanyakan perselingkuhan dan perceraian terjadi pada guru yang sudah tersertifikasi. Mungkin karena uangnya banyak," papar Nanang.
Sertifikasi, juga rentan menimbulkan kecemburuan antar guru yang berimbas terhadap kinerja guru itu sendiri.
"Bagaimana tidak, kewajiban antara guru bersertifikasi dan tidak, sama saja. Beban mengajar sama, sekolah pun sama, sama-sama sarjana, sama-sama PNS juga. Tapi beda pendapatan. Guru bersertifikasi bisa dapat take home pay mencapai Rp 9-10 juta per bulan. Sedangkan yang non sertifikasi hanya sekitar Rp 4 juta," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah guru di Nunukan, Kalimantan Utara mengaku terbebani biaya ketika mengikuti ujian sertifikasi guru.
BACA JUGA: Kurangi Jam Mengajar Hambat Guru Raih Sertifikasi