Kasus DBD Meningkat, DKK Ungkap Fogging dan Abate Belum Maksimal
Humas Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Rivai, Erva Anggriana mengatakan, jumlah penderita DBD yang dirawat di rumah sakit terus meningkat.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Upaya Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Berau menekan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan cara fogging (pengasapan) dan membagikan bubuk abate tampaknya belum maksimal.
Jumlah penderita DBD di Berau justru meningkat hingga 80 persen.
Humas Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Rivai, Erva Anggriana mengatakan, jumlah penderita DBD yang dirawat di rumah sakit terus meningkat.
"Kalau data 2016 ini belum terekap, tapi sepanjang 2015 mengalami peningkatan. Dua kali lipat atau naik 80 persen jika dibanding semester pertama 2015," ungkap Erva.
Sebagai gambaran, jumlah penderita DBD yang dirawat di RSUD pada Agustus lalu mencapai 77 pasien. Lalu September, jumlah penderita DBD 77 pasien. Sedangkan Oktober, sempat mengalami penurunan, namun penderita DBD masih tergolong tinggi, yakni mencapai 66 pasien.
Selanjutnya, pada November penderita DBD melonjak drastis menjadi 110 pasien, bahkan dua pasien dilaporkan meninggal. Sementara untuk jumlah penderita DBD pada Desember hingga awal 2016 belum bisa diketahui.
Tingginya penderita DBD yang harus menjalani rawat inap, kata Erva disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat tentang DBD.
"Masyarakat masih menganggap enteng jika anak mereka menderita sakit panas. Salah satu gejala DBD ini bisa dikenali dengan gejala panas naik turun, misalnya hari ini suhu badan naik, besok turun tapi kemudian naik lagi," paparnya.
Mayoritas, pasien DBD yang dibawa ke rumah sakit telah mengalami penurunan kondisi fisik. Besarnya kasus DBD yang terjadi membuat Dinas Kesehatan Berau harus kerja ekstra meredam penyebaran DBD. Salah satunya dengan melakukan fogging di sejumlah kawasan yang dianggap rawan.
Baca: Miris, di Malam Tahun Baru 2 Anak-anak Meninggal Kena DBD
"Setiap hari kita lakukan fogging, kita turunkan seluruh pegawai kita, lokasi-lokasi yang dianggap rawan kita fogging," kata Andareas Baso, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Berau kepada Tribun.
Dijelaskan, pengasapan hanya efektif pada nyamuk Aedes Aegypti dewasa, sementara jentik-jentik nyamuk tak terpengaruh dengan pengasapan. Andareas mengajak masyarakat ikut serta membasmi nyamuk dan jentik-jentiknya.
Saat ini ada 6 kawasan yang dianggap rawan terhadap endemik DBD, yakni kawasan Jalan Durian I, Jalan Durian II dan III, kawasan Jalan Manggis, kawasan Gunung Panjang, sekitar Jalan Pulau Panjang hingga menyebar ke Gunung Tabur dan Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur. (*)
***
Follow @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim