Berita Kaltim Terkini

Kekerasan Terhadap Anak di Kaltim Meningkat, DPRD Desak Penguatan Karakter Sejak Dini

Lonjakan angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalimantan Timur pada pertengahan 2025

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
HO/DPRD Kaltim
KEKERASAN ANAK - Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Damayanti menyoroti terkait data yang diungkapkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kaltim mencatat ada 662 kasus kekerasan yang terjadi hingga 30 Juni 2025. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Lonjakan angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalimantan Timur (Kaltim) hingga pertengahan tahun 2025 berada pada titik yang mengkhawatirkan.

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Damayanti turut memberikan perhatiannya, saat ditemui pada Selasa (26/8/2025) disela agenda kedewanan.

Ia juga telah melihat penjelasan dinas terkait perihal meningkatnya angka kasus perempuan dan anak di Kaltim hingga Juni 2025.

Menurutnya, persoalan kekerasan anak tidak bisa hanya dibebankan kepada keluarga atau pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.

Baca juga: 3 Jenis Kekerasan Anak Tertinggi di Kalimantan Timur Tahun 2024

"Sangat miris jika per Juli ini ada 400 lebih anak yang mengalami kekerasan. Ini harus dicari tahu permasalahannya di mana. Kekerasan pada anak ini bukan hanya tanggung jawab keluarga atau pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua," tegas Damayanti.

Selain kekerasan dalam rumah tangga, Damayanti juga menyoroti maraknya kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah. 

Dia menawarkan solusi, agar ada penguatan dengan memperkuat pendidikan karakter sejak usia dini.

"Pendidikan karakter itu tidak boleh kita abaikan. PAUD, TK, hingga SD harus mendapat perhatian serius, karena pembentukan karakter dimulai sejak dini. Madrasah pertama itu adalah keluarga," terang Ketua Fraksi PKB ini.

Komisi IV DPRD Kaltim yang membidangi terkait keluarga berencana, pemberdayaan dan peranan Wanita hingga menyasar aspek pendidikan, serta kesejahteraan sosial ini, tentunya punya andil untuk mendorong pemerintah agar membangun akhlak dan etika anak adalah fondasi penting untuk mencegah kekerasan. 

Dia menekankan bahwa keluarga memiliki peran sentral dalam mengajarkan adab dan membentuk karakter anak.

Baca juga: 7 Daerah dengan Jumlah Kekerasan Anak Terbanyak di Kalimantan Timur

"Maka dari itu, edukasi keluarga sangat penting," tegasnya.

Kolaborasi antara pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi tumbuh kembang anak-anak. 

“Penekanan pada pendidikan karakter sejak dini, diharapkan generasi muda Kaltim dapat tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak dan beretika, siap menghadapi tantangan masa depan tanpa terjerat dalam lingkaran kekerasan..Anak-anak kita adalah generasi penerus," pungkas Damayanti.

Sebelumnya, data terbaru diungkap Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kaltim mencatat ada 662 kasus kekerasan yang terjadi hingga 30 Juni 2025.

Dari jumlah tersebut, kasus kekerasan terhadap anak mendominasi dengan total 454 korban, atau sekitar 62,97 persen dari keseluruhan kasus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved