Investasi Mega Proyek PLTA Ratusan Miliar Mangkrak
adahal target investasi yang dipatok Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPRM RI) di Kaltara mencapai Rp 4 triliun.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR – Realisasi investasi/penanaman modal asing (PMA) di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) masih tergolong minim. Sejak Januari hingga September tahun 2015 saja, baru tercatat total investasi sebesar Rp 195,62 miliar dari 29 proyek.
Bahkan, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) periode Januari-September 2015 justru menurun 17,3 persen dari total investasi di tahun 2014 dalam periode bulan yang sama. Realisasi investasi Januari-September hanya mencapai Rp 531 miliar, sedang di tahun 2014 sempat mencapai Rp 642 ,8 miliar. (baca juga: Asyiknya Ratusan Warga Desa Makan Gratis di Meja Panjang )
Padahal target investasi yang dipatok Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPRM RI) di Kaltara mencapai Rp 4 triliun.
Salah satu penyebab minimnya realisasi investasi di provinsi ke-34 itu ialah lambannya progres pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Sungai Kayan, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan.
Padahal diketahui, proyek yang dikerjakan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) yang menggandeng beberapa pihak investor, salah satunya China Power Investment (CPI) memiliki total investasi hingga 20 miliar USD. (baca juga: DPD Golkar Kaltim Belum Keluarkan SK Panitia Musda )
“Rencana investasinya memang cukup besar. Akan tetapi progresnya masih minim. Baru mempersiapkan alat-alat untuk mendukung kegiatan pembangunan proyeknya. Inilah yang menyebabkan realisasi investasi juga minim,” tutur Intan Khalimah, Kabid Pengawasan dan Pengendalian di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Kaltara, Rabu (6/1/2016).
Rokhiman menjelaskan, realisasi investasi semester IV tahun 2015 atau realisasi sepanjang tahun 2015, sampai saat ini belum diketahui, lantaran masih melalui proses perhitungan di BKPM RI, hingga akhir Januari 2015 ini.
Meski demikian, realisasi investasi di Provinsi Kaltara hingga semester III kata Rokhimah masih lebih baik dari beberapa provinsi lain di Indonesia. Kaltara menempati posisi 19 untuk realisasi investasi dalam negeri (penanaman modal dalam negeri/PMDN) dan di urutan 14 realisasi investasi asing (PMA).
Dalam hal PMDN, Kaltara masih lebih baik dari Provinsi DI Yogyakarta yang berada di urutan 25, Provinsi Kalsel dan Kalteng masing-masing di urutan 27 dan 28. Posisi teratas didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa, yang secara berturut-turut Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, kemudian disusul Provinsi Kaltim.
Sedang di PMS, Kaltara masih mengungguli Jateng, Kalteng, Sulsel, Lampung, DI Yogyakarta, Sumetera Barat, hingga Sulawesi Utara.
“Artinya dari indikator itu kita masih lebih baik realisasinya dari provinsi lain. Itupun belum semuanya investor melaporkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) di BPMPT Provinsi,” kata Rokhimah.
Rakhimah menguraikan, sedikitnya ada 384 pemegang Izin Prinsip dan Izin Usaha yang belum melaporkan LKPM kepada BKPM RI, atau di BPMPT Provinsi dan Kabupaten Kota. Rincinya, 11 perusahaan PMA pemegang izin usaha dan 93 perusahaan PMA pemegang izin prinsip. Kemudian 47 perusahaan PMDN pemegang izin usaha dan 233 perusahaan PMDN pemegang izin prinsip.
“Perusahaan-perusahaan tersebut diberi waktu sampai 10Januari untuk melaporkan LKPM. Agar realisasi invetasi sepanjang tahun 2015 kemarin juga segera diketahui keseluruhan,” tuturnya.
Perlu diketahui, selain di bidang kelistrikan, investasi PMA dan PMDN di Kaltara mencakup sektor perkebunan, pertambangan, perikanan, dan transportasi. (*)
***
Follow @tribunkaltim Tonton Video Youtube TribunKaltim
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/jenderal-moeldoko2_20151006_150529.jpg)
