Kalimantan Utara Jago Jaga Kedamaian, Indeks Harmoni Ungguli Bali dan Yogyakarta

Ringkasan Berita:

• Kalimantan Utara berhasil memenuhi kriteria pelaporan di setiap kabupaten dan kota;
• Faktor keberhasilan hasil kerja sama lintas sektor, partisipasi aktif masyarakat;
• Dimensi diukur melalui empat dimensi utama: Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Keberagamaan;
• Alat pemantau kondisi harmoni masyarakat dan mendukung implementasi visi pembangunan berkelanjutan.

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR – Kalimantan Utara (Kaltara), provinsi muda yang dikenal dengan lokasinya di tapal batas negara, kini mencatatkan namanya di peta nasional dengan tinta emas.

Provinsi Kalimantan Utara baru-baru ini diakui sebagai salah satu dari empat provinsi paling Harmonis di Indonesia, sebuah capaian yang diukur melalui Indeks Harmoni Indonesia (IHAI) Tahun 2025.

Prestasi ini bukanlah kebetulan. Berdasarkan pengukuran IHAI 2025 yang melibatkan 353 kabupaten dan kota di 24 provinsi.

Dari hasil ini Kalimantan Utara mampu menembus kelompok elit yang mampu memenuhi standar pelaporan tinggi.

Baca juga: Ribuan Masyarakat Hadiri UMKM Fest 2024 di Tanjung Selor Kalimantan Utara

Provinsi ini berdiri sejajar dengan wilayah-wilayah yang sudah lama dikenal kuat dalam menjaga kerukunan, seperti:

• Daerah Istimewa Yogyakarta;
• Bali;
• dan DKI Jakarta.

Semangat Kebersamaan di Tanah Seribu Sungai

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kaltara, Jonilius, mengungkapkan rasa bangganya.

Keberhasilan ini, menurutnya, adalah buah dari kolaborasi lintas sektor dan partisipasi tulus dari warganya.

“Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah kabupaten/kota, serta partisipasi masyarakat yang menjadi responden dalam survei IHAI pada bulan Maret lalu,” ujar Jonilius.

Survei yang dilakukan melalui tautan e-survei pada 3–24 Maret 2025 ini mengharuskan setiap provinsi mencapai minimal 1.250 responden di setiap kabupaten dan kota sebuah target yang dengan kompak dipenuhi oleh masyarakat Kaltara.

Harmoni dalam 4 Pilar Kehidupan

IHAI sendiri merupakan tolok ukur komposit yang melukiskan tingkat kerukunan masyarakat, yang dinilai dari empat dimensi utama yang saling terjalin dalam kehidupan sehari-hari:

• Dimensi Ekonomi: Mencerminkan kesejahteraan yang adil dan pembangunan yang inklusif, dirasakan oleh semua lapisan.
• Dimensi Sosial: Menilai interaksi yang sehat, toleran, dan semangat partisipatif antarwarga.
• Dimensi Budaya: Menggambarkan bagaimana keberagaman nilai-nilai lokal mampu hidup berdampingan secara damai.
• Dimensi Keberagamaan: Menjamin kebebasan beragama dan memperkuat nilai-nilai spiritual dalam bingkai kehidupan bersama.

Jonilius menjelaskan bahwa data IHAI ini sangat vital. Selain berfungsi sebagai alat pemantauan kondisi kerukunan, hasil survei ini menjadi landasan strategis bagi pembangunan daerah.

Capaian ini mendukung visi pemerintah yang selaras dengan Astacita Presiden Prabowo, yakni mewujudkan stabilitas dan kesejahteraan berbasis keadilan sosial.

Baca juga: Pesta Budaya Kalimantan Utara, Festival Iraw Tengkayu 2025 Resmi Dimulai di Tarakan

Di mata Jonilius, mozaik etnis, budaya, dan agama di Kalimantan Utara bukanlah sekadar keragaman, melainkan aset dan kekuatan yang tak ternilai harganya.

Ia mengajak semua elemen masyarakat untuk terus merawat pusaka keharmonisan ini.