Wow, Jepang dan Korea Selatan Segera Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Batubara

Jepang akan membangun 41 pembangkit listrik baru dalam satu dekade ke depan. Korsel juga akan membangun 20 pembangkit listrik tenaga batubara.

Editor: Fransina Luhukay
IST
Tambang Batubara 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA-  China telah membuktikan komitmen mengurangi polusi udara dengan memangkas penggunaan batubara. Di tengah isu lingkungan, prospek batubara memang semakin suram.

Mengutip Bloomberg, Rabu (20/1) harga batubara kontrak pengiriman Maret 2015 di ICE Futures naik tipis 0,01% ke US$ 48,7 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun sepekan terakhir, harga batubara tumbuh 1,5%.

Tingkat emisi di China turun lebih dari harapan di sepanjang tahun 2015. Bloomberg New Energy Finance (BNEF) memperkirakan, tingkat emisi dari pembakaran batubara di China akan turun 2% di tahun 2015.

Penurunan tersebut setara dengan 144,9 juta metrik ton emisi karbon (CO2).

Pengamat komoditas Deddy Yusuf Siregar mengatakan, investasi China untuk energi terbarukan tahun 2015 naik 17% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 110,5 miliar. "Ini ancaman bagi negara produsen batubara seperti Indonesia dan Australia," ujarnya.

Lalu, impor batubara China tahun 2015 turun 30% ke level terendah dalam empat tahun. China juga telah memangkas produksi batubara 70 juta ton. Tahun 2016, China kembali akan memangkas produksi batubara 60 juta ton. Deddy melihat, prospek batubara saat ini cenderung bearish.

Apalagi, harga minyak mentah dunia terus menurun hingga di bawah level US$ 28 per barel. Ini turut menekan harga si hitam.

Guntur Tri Hariyanto, analis Pefindo, mengatakan, tren penurunan permintaan China, semakin nyata dengan adanya program pengalihan sumber energi secara bertahap. Pembangkit listrik tak semua negara membatasi penggunaan batubara.

Jepang malah menambah pembangkit listrik tenaga batubara. IHI Corporation, produsen alat berat dari Jepang memperkenalkan metode menaikkan energi dengan memasukkan pelet kayu pada pembangkit listrik dari batubara.

Dana pembangunan pembangkit listrik oleh IHI juga dibantu Kementerian Lingkungan Jepang. Rencananya, Jepang akan membangun 41 pembangkit listrik baru dalam satu dekade ke depan. Selain Jepang, Korea Selatan juga berencana membangun 20 pembangkit listrik tenaga batubara hingga 2021.

Meski demikian Guntur memprediksi, permintaan batubara masih lemah karena ekonomi global yang meredup. Selain itu, harga barang substitusi batubara seperti gas maupun energi terbarukan semakin murah.

Secara teknikal, Deddy melihat, harga di bawah moving average (MA) 50, MA100, dan MA200. MACD minus 0,69. Lalu stochastic melemah di area 17 dan RSI turun ke 38. Jumat (22/1), Deddy memperkirakan harga batubara melemah di US$ 48-US$ 49,5 dan US$ 46-US$ 50 per metrik ton dalam sepekan depan.

Proyeksi Guntur, harga sepekan ke depan US$ 48 sampai US$ 51 per metrik ton.

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved