Ekonomi Bisnis

Inflasi Penajam Paser Utara 0,07 Persen karena Daging Ayam hingga Beras

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada September 2025 mengalami inflasi.

Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NITA RAHAYU
INFLASI DI PPU - Pasokan beras di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada September 2025 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada September 2025 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen (mtm).

Sementara itu, inflasi tahun kalender, tepatnya pada Januari hingga September 2025, tercatat sebesar 2,00 persen (ytd).

Sedangkan secara tahunan, inflasi IHK PPU tercatat mengalami inflasi sebesar 2,83 persen, year on year

Angka ini lebih tinggi dibandingkan nasional yang tercatat inflasi 2,65 persen (yoy) dan gabungan 4 Kota di Provinsi Kalimantan Timur yang tercatat inflasi 1,77 persen (yoy). 

Realisasi inflasi tersebut masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2025 (2,5 persen ±1 persen).

Baca juga: Balikpapan Deflasi di September 2025, Ada Alarm Inflasi dari Tiket Pesawat dan Ayam Ras

Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi mengatakan, penyumbang terbesar inflasi Kabupaten PPU bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,06 persen (mtm). 

Selain itu, terdapat lima komoditas penyumbang inflasi tertinggi. Seperti daging ayam ras, ikan tongkol, ikan layang, ikan bandeng, dan beras

Robi membeberkan, daging ayam ras mengalami peningkatan harga akibat meningkatnya permintaan karena perayaan Maulid Nabi pada awal September 2025. 

Sedangkan ikan tongkol dan layang mengalami peningkatan harga karena pasokan yang terbatas, akibat kondisi gelombang laut yang tinggi. 

"Sehingga jumlah nelayan yang melaut lebih sedikit, di tengah permintaan yang tetap kuat," ungkapnya, Minggu (5/10/2025).

Di samping itu, ikan bandeng juga mengalami peningkatan harga karena terbatasnya pasokan terutama dari hasil budidaya. 

Baca juga: Bebaya Mart Akan Hadir di Samarinda, Ritel Modern Pengendali Inflasi dengan Nuansa Coffee Corner

"Hal ini disebabkan penebaran benih yang tertunda, di tengah permintaan yang tetap kuat," tambahnya.

Sementara itu, peningkatan harga Beras disebabkan oleh kondisi stok yang terbatas, khususnya untuk beras kategori premium akibat terbatasnya pasokan dari Jawa.

Lebih lanjut, Robi juga mengatakan, terdapat beberapa komoditas dengan deflasi tertinggi di Penajam Paser Utara.

Di antaranya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil deflasi sebesar 0,004 persen (mtm). 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved