Berita Video
VIDEO – Terdengar Suara Gemuruh dan Bunyi Retakan Tanah, Ternyata Longsor
Akibat longsor yang terjadi karena tidak stabilnya tanah di kawasan tersebut, 3 bangunan terkena dampak dari longsoritu, 2 bangunan rumah dan 1 gudang
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Martinus Wikan
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hujan yang melanda kota tepian dalam beberapa hari ini, mengakibatkan sejumlah musibah bagi masyarakat, selain jalanan protokol tergenang air alias banjir, warga di jalan Lumba-lumba, RT 15, Samarinda ilir terkena musibah longsor.
Kejadian longsor tersebut terjadi pada Kamis (21/2/2016), sekitar pukul 20.00 wita. Akibat longsor yang terjadi karena tidak stabilnya tanah di kawasan tersebut, 3 bangunan terkena dampak dari longsoritu, 2 bangunan rumah dan 1 gudang.
Bahkan, longsor itu membuat penghuni rumah harus diungsikan ke sekolah dasar (SD) yang berada tak jauh dari lokasi longsor.
Hal tersebut dilakukan karena diperkirakanadanya pergeseran tanah masih akan terjadi.
Simak juga berita lainnya:
Mengharukan, Seorang Ayah Gendong Anak Dewasanya Disabel Hujan-hujanan
VIDEO – Murid Sekolah Dasar Dipulangkan, Setiap Hujan Turun Beberapa Jam Kota Ini
VIDEO – Jual Sabu Untuk Biaya Melahirkan Anak Kedua
Sebanyak 9 jiwa dari 2 kepala keluarga (KK) harus kehilangan tempat tinggalnya, beruntung kejadian tersebut tidak memakan korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Ridwan (47) warga sekitar yang menyaksikan terjadinya longsor menjelaskan, saat kejadian itu, dirinya dan beberapa warga lainnya sedang berada di pos kamling yang berada tepat di depan rumah yang nyaris ambruk itu. Saat itu Ridwan sedang bermain catur sambil menyeduh kopi.
"Setiap hari kami memang kerap berkumpul di pos ini, untuk jaga lingkungan sekitar dan untuk sekedar ngumpul-ngumpul saja," ucap Ridwan yang juga anggota dari Tagana Samarinda, Jumat (22/1/2016).
Saat itu Ridwan dan rekan-rekannya mendengar ada suara gemuruh retakan tanah dan bangunan. "Bunyi gemuruh dan bunyi retakan tanah, serta bangunan retak. Mengetahui rumah yang di depan ini bergoyang, kami sedikit menjauh dari pos ini, karena posisi rumah menjorok ke jalanan dan pos," urainya.
Setelah pergerakan tanah mulai berhenti, Ridwan pun membantu penghuni rumah, yakni keluarga Kasmir (35) dan keluarga Edy (30) untuk diungsikan ke ruang sekolah.
"Jadi, kami langsung bantu penghuni rumah untuk ditempatkan sementara ke sekolahan," ungkapnya.
***