Dirikan 11 Perpustakaan Mini, KPADok Jadi yang Terbaik Lingkup Kaltim
Penghargaan itu diterima berkat terobosan KPADok mendirikan 11 perpustakaan mini di tempat umum, salah satunya stand ojek.
Laporan Wartawan Tribunkaltim.Co, Udin Dohang
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Inovasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (KPADok) Kota Bontang, mendorong minat baca masyarakat berbuah manis.
Belum lama ini, KPADok mendapat penghargaan sebagai Perpustakaan terbaik se-Kaltim.
Penghargaan itu diterima berkat terobosan KPADok mendirikan 11 perpustakaan mini di tempat umum, salah satunya stand ojek.
Kepala Kantor KPAD, Karlina mengungkapkan pendirian perpustakaan mini di sejumlah tempat umum untuk meningkatkan minat baca warga. Pasalnya, tidak semua warga punya waktu luang untuk berkunjung ke perpustakaan besar.
“Kami sadar tidak semua warga punya waktu luang ke perpustakaan. makanya kami buat program seperti ini,” kata Karlina saat ditemui di kantornya, jalan HM Ardans, Kelurahan Satimpo, Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (4/2/2016).
(Baca juga: Biar Bisa Ajari Anaknya di Rumah, Tukang Ojek Ini Doyan Baca Ilmu Pengetahuan)
Dijelaskannya perpustakaan mini tersebar di 11 titik keramaian, lokasi yang dipilih kebanyakan ruang tunggu di instansi pemerintahan. Harapannya, sembari menunggu warga dapat memanfaatkan waktu senggang mereka dengan membaca.
“11 titik tersebut diantaranya, Pelabuhan Pelni, Klinik Pegawai, kantor DPPKA, Lembaga Permasyarakatan (Lapas), Polres, Den Arhanud Rudal 002, Disdukcapil, RSUD, kantor Samsat dan BPPM,” ujarnya.
Setiap lokasi dijatah per 200 eksamplar buku bacaan. Setiap dua minggu sekali, tim KPAD keliling menggunakan mobil pick up mengganti buku tersebut dengan bacaan yang baru.
Dari ke-11 titik persebaran perpustakaan, stand ojek dan Lapas yang paling aktif meminta pergantian buku bacaan.
“Kalau Lapas dan stand ojek pasti tiap dua minggu sekali sudah nelpon untuk ganti buku baru,” katanya.
Penyediaan buku di tiap titik bervariasi, penambahan buku diseuaikan dengan minat baca di tiap stand.
“Buku yang kita siapkan bagi mereka sesuai permintaan, kalau di lapas banyak yang minta buku Keagamaan, beda lagi kalau di RSUD mintanya buku pengobatan alternatif,” tuturnya.
Menurut Karlina, penyediaan buku gratis ini sejatinya, dilakukan tiap instansi pemerintahan yang kerap ramai dikunjungi warga.