Berita Eksklusif

Tambang Cenderung Negatif, tapi Sektor Ini Masih jadi Penolong Perekenomian

"Pangsa penyaluran kredit produktif di luar kredit konsumsi terbesar masih di sektor perdagangan, baik perdagangan besar maupun eceran."

TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD ARFAN
Ilustrasi - Aktivitas perniagaan di Pasar Induk Tanjung Selor, Bulungan (Kaltara). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Sektor perdagangan diperkirakan masih menjadi penolong perekonomian Balikpapan pada 2016.

Data Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Balikpapan, sektor ini mengalami pertumbuhan positif selama 2015, bahkan menjadi penolong saat kondisi perekonomian anjlok.

Sementara sektor pertambangan yang merupakan industri utama di Kaltim diperkirakan masih belum menunjukkan perbaikan sehingga menjadi penahan pertumbuhan ekonomi tak hanya di Kaltim tetapi juga Balikpapan.

Kepala Kpw BI Suharman Tabrani, menyebutkan, sepanjang 2015, sektor perdagangan masih memberi dampak positif pada perbankan di Balikpapan. Bahkan secara umum sektor ini tumbuh secara positif.

"Pangsa penyaluran kredit produktif di luar kredit konsumsi terbesar masih di sektor perdagangan, baik perdagangan besar maupun eceran. Sementara untuk sektor pertambangan cenderung negatif," ungkapnya.

Baca: Proyek Besar akan Berlangsung, Wali Kota Optimistis EKonomi Tumbuh

Secara umum di Balikpapan, sektor perdagangan tumbuh 23,8 persen selama 2015, sedangkan pertambangan hanya mampu tumbuh 9,5 persen.

Namun, pertumbuhan kredit sektor tambang pada kuartal IV/2015 turun drastis dan tumbuh negatif sebesar -0,65 persen, berbeda pada kuartal III/2015 yang justru sektor ini tumbuh 15,15 persen.

Perdagangan hingga akhir 2015 mencatat pertumbuhan yang positif, dimana pada kuartal IV/2015 sebanyak 15,19 persen.

"Tahun kemarin, perdagangan memang cukup menolong. Pihak perbankan di Balikpapan juga mengaku sektor ini tak terkena imbas pada anjloknya perekonomian secara umum. Kendati daya beli masyarakat sedikit menurun, namun perkembangannya masih tetap positif," paparnya.

Deputi Kepala KPw BI Kaltim Harry Aginta menambahkan, secara kumulatif di Kaltim tumbuh -0,85 persen, turun dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 2,17 persen.

Baca: Tak Lagi Andalkan Sektor Migas, Ancaman PHK Karyawan pun Menanti

Diakui Harry, penurunan ini bersumber dari pertambangan khususnya tambang batu bara yang jatuh akibat perlambatan ekonomi dunia dan rendahnya harga komoditas global.

"Perdagangan memang menjadi penolong secara umum di Kaltim, ini juga diikuti di beberapa kabupaten/kota yang ada," jelasnya, Senin (8/2/2016).

Kendati demikian KPw BI Kaltim mengharapkan perbaikan ekonomi Kaltim didorong oleh kinerja ekspor antar daerah, investasi, dan konsumsi swasta. (*)

dan Klik Saja Follow @tribunkaltim serta Tonton Video YoutubeTribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved