Idap Sindrom Tourette, Mantan Model Ini Hidup dengan Tangan dan Kaki Terikat
Donna kerap berteriak tanpa alasan, mengamuk hingga meronta-ronta. Donna pun terlihat tidak mengenakan busana dan hanya berbalut pakaian dalam.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Siapa yang sangka, sosok Viva Permata Donna yang dulu kerap memenangkan berbagai ajang modeling bergengsi di Balikpapan hingga ke Jakarta ini menderita Syndrome Tourette.
Karena sindrom ini, gadis perparas cantik penuh prestasi itu, kini harus menjalani kehidupannya dengan tangan dan kaki terikat. Bagaimana tidak, bila kaki dan tangannya tidak diikat, maka Donna kerap mengamuk, memukul serta membentur – benturkan kepalanya sendiri ke diniding.
Sindrom Tourette ini sendiri merupakan penyakit neuropsikiatrik yang membuat sesorang kerap kali mengeluarkan kata-kata kotor, tingkah laku yang kasar, menghina, emosi dan tidak dapat dikontrol oleh diri sendiri.
Dari pantauan Tribunkaltim.co saat mengunjungi Donna bersama romobongan Komisi IV DPRD Balikpapan, kondisi Donna memang tampak memprihatinkan.
Donna kerap berteriak tanpa alasan, mengamuk hingga meronta-ronta. Donna pun terlihat tidak mengenakan busana dan hanya berbalut pakaian dalam.
Menurut orangtua Donna, apabila Donna dikenakan pakaian, Donna kerap kali merobek sendiri pakaiannya.
Baca: Sindrom Werewolf, Gadis Kecil Ini Ditumbuhi Rambut di Sekujur Tubuhnya
Sang ayah, Rhepi Suhadi mengaku miris dengan kondisi anaknya saat ini. Rhepi mengaku bingung harus bagaimana lagi agar anaknya dapat disembuhkan. Padalah jauh sebelum ia menderita penyakit ini, Donna adalah seorang gadis Model yang kerap meraih prestasi.
"Dulu dia (Donna) juara 1 lomba kontes model di Jakarta, di sini juga sering meraih penghargaan model. Sekarang anak saya sering teriak-teriak sendiri. Apabila dia kecewa dia akan melukai dirinya sendiri. Kepalanya dibenturkan ditembok, lehernya di tusuk-tusuk, badannya dilukai sendiri. Itulah yang membuat tubuhnya sekarang ini luka-luka. Kalau diikat itu baru saja, karena inisiatif kita. Karena Donna sendiri yang minta. Katanya kalau tidak diikat dia bisa menampar-nampar dirinya sendiri, “ ujarnya.
Tak hanya sampai di situ, kedua mata Donna sudah tidak bisa melihat lagi dikarenakan syaraf retina Donna sudah tidak berfungsi. Hal ini terjadi dikarenakan Donna kerap kali memakai lensa mata dahulu semenjak dirinya menjadi seorang Model sehingga pada saat tidur dirinya lupa melepaskan lensa kontak mata tersebut dan akhirnya berdampak pada syaraf retina matanya.
Rephi berharap semoga anaknya bisa sembuh dari penyakitnya agar bisa jalani kehidupannya kembali layaknya manusia normal lainnya.
“Harapan saya untuk Pemkot Balikpapan supaya putri saya diobati secara maksimal, disembuhkan dengan uluran antara pemimpin karena sebagai ayahnya minim finansial, “ pungkasnya. (*)