Cedera Lutut Memaksanya Gantung Raket, tapi Bagi Maria Kristin Pebulutangkis juga Pejuang

Nama Maria Kristin Yulianti tak asing lagi bagi para pecinta bulutangkis Indonesia. Ia pernah jadi tunggal putri andalan Tanah Air.

Editor: Amalia Husnul A
pbdjarum.org
Aksi Maria Kristin di lapangan saat melakukan netting tipis. 

TRIBUNKALTIM.CO - Nama Maria Kristin Yulianti tak asing lagi bagi para pecinta bulutangkis Indonesia. Ia pernah jadi tunggal putri andalan Tanah Air.

Di nomor putri, kariernya menanjak ketika ia dan rekan-rekannya berhasil mencapai final di Piala Uber 2010.

Berkali-kali ia memenangkan kejuaraan internasional maupun nasional.Sayangnya, cedera lutut berkepanjangan memaksana gantung raket lebih awal.

Namun, ia tidak bisa lepas dari dunia bulutangkis. Saat ini, ia bersama dengan pebulutangkis senior lainnya menjadi Dewan Juri di Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum sekaligus menjadi pelatih U-13 putri.


Maria Kristin Yulianti saat menjadi salah satu juri di Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis di Balikpapan. (tribunkaltim.co/alfiansyah)

Kepada Tribun Kaltim, ia bercerita mengenai kegiatan para peserta didik yang nantinya lolos di audisi final PB Djarum 2016 di Kudus dan menempati asrama PB Djarum.

“Dulu, sampai sekarang pun, saya memang suka dengan olahraga bulutangkis. Dan terus terang, menurut orangtua saya dulu, masuk di PB Djarum masa depannya jelas. Sampai sekarang pun PB Djarum semakin berkembang dan semakin jelas. Maka dari itu, di Kudus nanti, di asrama PB Djarum, bagi para peserta yang lolos di final, akan dilatih dan tinggal di asrama. Mereka nantinya akan mendapatkan pelatihan yang serius oleh para pelatihnya masing-masing,” kata Maria Kristin, ketika menjadi Dewan Juri PB Djarum 2016 di Balikpapan.

Perempuan yang biasa disapa Kristin oleh rekan-rekannya mengatakan, mungkin, hampir sama dengan klub bulutangkis lainnya, bagi peserta yang lolos di audisi final di Kudus dan tinggal di asrama PB Djarum, akan menjalani latihan rutin.

Dan mungkin tidak seperti biasanya.

BACA JUGA: Taufik Hidayat Ingin Bulutangkis Indonesia Kembali Gemilang

“Ini, kan,beasiswanya bulutangkis. Jadi, mereka harus fokus ke bulutangkis. Senin sampai Sabtu mereka latihan terus. Rabu dan Sabtu latihannya hanya sekali, dan Minggu mereka libur. Tanggal merah sendiri, tergantung dari pelatih masing-masing apakah mereka libur atau tidak libur,” katanya.

Seluruh fasilitas di asrama, seperti keperluan latihan, makanan, dan lain sebagainya adalah tanggungan PB Djarum. Orangtua peserta didik hanya menanggung biaya sekolah peserta didik.

“Orangtua hanya menanggung biaya sekolah dan kebutuhan peserta didik di luar asrama. Karena, PB Djarum sendiri, kan, beasiswa bulutangkis. Jadi, yang berhubungan dengan bulutangkis seperti peralatan latihan, makan di asrama, fasilitas asrama, tidur di asrama, dan lain sebagainya adalah tanggungan PB Djarum,” ujarnya.

BACA JUGA: Tundukkan Pasangan Tuan Rumah, Tontowi dan Lilyana Juara di Malaysia Open Super Series Premier

Dengan fasilitas yang membuat ‘nyaman’ dan menunjang, Kristin sering menjumpai peserta didik yang lupa tujuannya masing-masing kenapa mereka ikut menjadi peserta dan lolos seleksi di PB Djarum.

Hal ini sangat disayangkan olehnya melihat peserta didik terbawa dengan suasana fasilitas dan lain sebagainya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved