News Analysis
Kota Sudah Berumur 115 Tahun Tapi Kok Belum Punya Panti Jompo?
Sangat tidak elok ketika setiap tahun ormas-ormas bisa mendapat bantuan puluhan bahkan ratusan juta dari pemkot.
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
Herry Sunaryo
Pemerhati Sosial
TIDAK dapat dipungkiri Kota Balikpapan ini ada kegiatan sosial untuk penampungan dan pemeliharaan orang tua jompo oleh berbagai yayasan yang dikelola masyarakat. Seharusnya Pemkot Balikpapan dapat bersinergi dengan yayasan tersebut.
Caranya yaitu memberikan bantuan semampunya. Bantuan tak hanya melulu soal uang.
Perhatian saja setidaknya bisa membangkitkan semangat para penghuni panti. Mereka juga masih bagian dari masyarakat Balikpapan yang perlu perhatian dari pemerintahnya.
Sangat tidak elok ketika setiap tahun ormas-ormas bisa mendapat bantuan puluhan bahkan ratusan juta dari pemkot. Sedangkan untuk panti jompo kok tidak bisa?
Padahal sudah 115 tahun umur kota Beriman ini, tetapi sampai sekarang belum punya panti jompo. Tentu ini gambaran yang miris.
Baca: Ini Pengakuan Penyandang Tunanetra: Dulu Bisa Makan Ikan, Sekarang Tempe Saja
Jelas bahwa pemkot dan para wakil rakyat kita DPRD saat ini sangat kurang perhatiannya terhadap hal-hal semacam ini.
Seharusnya untuk kota modern dengan mobilitas masyarakat yang dinamis, perlu ada panti jompo. Balikpapan juga terkenal ramah terhadap pendatang, yang tak jarang masyarakatnya berasal dari luar. Tentu tidak ada yang bisa menjamin, masa tuanya nanti masih hidup dalam penanganan keluarga.
Saya menilai mungkin panti jompo maupun panti asuhan, dianggap hal yang kurang penting karena membebani daerah. Padahal bisa saja masa tua mereka nanti hidup di sana.
Baca: Tiga Tahun Tidak Dapat Bantuan, Kaum Difabel Kembali ke Jalanan
Dalam proses penggunaan anggaran APBD, skema bansos sebenarnya yayasan panti jompo bisa mengajukan ke Pemkot, atau bisa juga masuk pada RKA Dinsos, asalkan program kegiatannya jelas sesuai dengan kebutuhan panti tersebut. (*)