Terkait Kursi Gubernur, Inilah Harapan Awang Faroek Terhadap Mukmin Faisyal
Mukmin mengaku telah bertemu Awang Faroek berbicara soal suksesi 2018. Dalam kesempatan itu, masih kata Mukmin, Awang menghendaki...
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sejumlah nama tokoh mulai muncul dan disebut-sebut siap untuk bertarung dalam perebutan kursi Gubernur Kalimantan Timur (KT1) periode 2018-2023. Salah satunya adalah Mukmin Faisjal HP.
Dengan posisinya sat ini, Mukmin bisa dibilang yang paling dekat untuk menggapai kursi yang akan ditinggalkan Awang Faroek Ishak pada tahun 2018. Ia adalah Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, yang mendampingi Awang Faroek memimpin Pemprov Kaltim sejak November 2013. Ia sebelumnya di gedung Karang Paci, menjadi Ketua DPRD Kaltim.
"Ibarat kata, tinggal selangkah lagi," kata Yunus Nusi, tokoh pemuda Kaltim saat ditanya mengenai posisi Mukmin saat ini.
Mukmin sendiri tidak menampik bahwa posisinya saat ini turut menjadi modal politik penting yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya. Tiga tahun mendampingi gubernur, ia mengaku amat memahami persoalan mendasar apa di provinsi ini. Berikut langkah dan rencana strategis apa saja yang telah dirumuskan oleh Pemprov.
"Saya kan ikut terlibat perumusannya, tentu paham sekali," jelasnya kepada TribunKaltim.co sesaat sebelum mengikuti rapat internal bersama sejumlah kepala SKPD di gubernuran yang dipimpin Awang Faroek, Selasa (3/5/2016).
Mukmin mengaku telah bertemu Awang Faroek berbicara soal suksesi 2018. Dalam kesempatan itu, masih kata Mukmin, Awang menghendaki Mukmin-lah nanti yang akan menggantikan posisinya sebagai Gubernur Kaltim.
"Boleh dibilang semacam restu. Beliau katakan: Saya berharap Pak Mukmin yang nanti melanjutkan program-program saya," kata Mukmin.
Apa alasan Awang condong menjatuhkan pilihannya kepada Mukmin? "Beliau anggap sayalah orang yang paling paham. Tapi, lebih dari itu, ini sekaligus untuk mengamankan agar program-program pembangunan yang belum kelar selama ini bisa terjamin penuntasannya," tambahnya.
Politisi Golkar kelahiran Sinjai, Sulawesi Selatan, 66 tahun lalu, itu mengaku memiliki resep jitu untuk menuntaskan berbagai proyek dan program yang tersendat. Sejumlah proyek penting tersendat karena dana APBD Kaltim terbatas. APBD alami defisit cukup besar karena menyusutnya sumber pendapatan terutama dari dana bagi hasil migas.
Tak cukup hanya dari APBD. Kaltim perlu guyuran APBN lebih besar. Tapi selama ini relatif kecil yang diterima. Padahal, Kaltim memberikan sumbangsih besar terhadap devisa negara. Bandingkan misalnya dengan daerah tetangga seperti Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan, guyuran APBN terhadap dua provinsi itu jauh melebihi guyuran ke Kaltim.
"Untuk menembus APBN, perlu pula pendekatan informal. Kita harus bisa galang kekuatan politik yang kita miliki, seperti lewat partai," ungkapnya. Sebagai tokoh senior Partai Golkar, Mukmin punya kedekatan politik dengan pimpinan DPR RI Ade Komaruddin maupun sejumlah tokoh penting lain di Republik ini.
Pemilihan Gubernur Kaltim akan digelar pada 2018. Sejumlah nama tokoh telah bermunculan. Antara lain Syaharie Jaang (Walikota Samarinda), Isran Noor (mantan Bupati Kutai Timur/Ketua Umum APKASI), Makmur HAPK (mantan Bupati Berau), Rita Widyasari (Bupati Kutai Kartanegara), Hadi Mulyadi (anggota DPR RI dapil Kaltim dari PKS), Awang Ferdian Hidayat (anggota DPR RI dapil Kaltim dari PDIP), Rizal Effendi (Walikota Balikpapan), dan Sofyan Hasdam (Ketua KKSS Kaltim, mantan Walikota Bontang).(bin)