Dahsyat, Ada 35 Ton Ikan Mati Ditemukan Mengambang di Danau Ini
Para warga di sekitar kawasan danau mengungkapkan, munculnya ikan mati tersebut berkaitan dengan polusi air yang terjadi di danau.
TRIBUNKALTIM.CO, TIONGKOK - Setidaknya terdapat 35 ton ikan mati bermunculan di permukaan danau di Tiongkok Selatan, yang membuat warga kebingungan.
Gundukan ikan mati tersebut telah memenuhi sebagian besar permukaan di sebuah danau di provinsi Hainan sejak hari Rabu pekan lalu, berdasarkan keterangan media lokal Tiongkok.
Para warga di sekitar kawasan danau mengungkapkan, munculnya ikan mati tersebut berkaitan dengan polusi air yang terjadi di danau.
Sedangkan pihak otoritas lokal menjelaskan fenomena ikan mati ini merupakan akibat perubahan kadar garam dalam air.
Seperti dilansir melalui situs CNN, perubahan tingkat kadar garam di danau terjadi setelah air pasang berlangsung sehingga mendorong ikan-ikan yang berasal dari danau berbeda.
Baca: Air Sungai Segah Berubah dan Ribuan Ikan Mati, Bupati Minta Gunakan Logika Sederhana
Diduga ikan-ikan tersebut berenang terlalu jauh hingga mencapai danau Hongcheng, di Kota Haikou, Tiongkok.
Sementara itu, pihak resmi lingkungan setempat masih melakukan investigasi terkait fenomena tersebut.
Belum diketahui secara jelas jenis ikan apa yang mati di permukaan danau.
Menurut laporan dari People's Daily, mendeskripsikan ikan tersebut berukuran selebar telapak tangan orang dewasa.
Sedangkan warga setempat menyatakan belum pernah melihat jenis ikan seperti ini berada di perairan danau tersebut.
Baca: Tak Laku Dijual, Petani Kubur Ribuan Ikan Mati
Puluhan para pekerja kebersihan telah dikerahkan untuk bekerja selama beberapa jam untuk membersihkan dan membuang ikan-ikan mati seberat 35 ton tersebut dari permukaan danau.
Sebagai upaya mencegah munculnya pedagang nakal yang ingin menjual kembali ikan tersebut kepada para konsumen. (*)
Massive dead fish found in lake in S. #China’s #Hainan Wed for uncertain reason; workers clear over 20 tons in 5 hrs pic.twitter.com/PKTScmoysr
— People's Daily,China (@PDChina) May 4, 2016
***