Belum Bisa Jadi Obyek Wisata, Masyarakat Belum Paham Pola Interaksi dengan Hiu Paus

Foto yang beredar menunjukan beberapa orang memegang hingga memeluk ekor ikan paus.

tribunkaltim.co/geafry necolsen
Ada tata cara berinteraksi dengan mamalia laut yand dilindungi, yang paling utama adalah menjaga jarak, agar ikan hiu paus tidak merasa terancam dan juga tidak mengancam manusia yang beraktivitas di sekitarnya. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Berau bersama Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak, Institut Teknologi Bogor (IPB), dan Universitas Mulawarman (Unmul) melakukan survei keberadaan hiu paus (whale shark) di perairan Kabupaten Berau.

Hasilnya cukup mengejutkan, populasi ikan raksasa ini meningkat secara fantastis.

Mamalia laut ini pada tahun 2014 hanya ditemukan sebanyak 10 ekor di perairan Talisayan. Jumlah ini kemudian meningkat di tahun 2015 menjadi 36 ekor, dua ekor betina dan 34 jantan.

Sayangnya, meningkatnya populasi hiu paus ini tidak dibarengi dengan pengetahuan dari masyarakat setempat maupun wisatawan yang berkunjung di perairan Talisayan dan Kepulauan Derawan, di mana hiu paus ditemukan.

Akhir-akhir ini, social media dipenuhi dengan foto-foto para wisatawan dan juga penyedia jasa pariwisata tengah berselfie ria dengan mamalia laut ini.

Dari foto-foto tersebut terungkap, ikan hiu paus ini diekploitasi secara berlebihan oleh para penyedia jasa wisata dan wisatawan.

Foto yang beredar menunjukan beberapa orang memegang hingga memeluk ekor ikan paus.

Menanggapi hal itu, Kabid Sumber Daya Kelautan dan Perikanan DKP Berau, Yunda Zuliarsih, mengatakan, secara internasional, menyentuh mamalia laut seperti hiu paus merupakan aktivitas yang dilarang.

Bukan hanya akan mengganggu ikan paus, namun juga membahayakan manusia yang ada di dekatnya.

Yunda mengatakan, dirinya mendapat berbagai pertanyaan seputar foto yang diunggah di media sosial tersebut.

“Saya dari pagi sibuk membalas komentar-komentar orang di facebook dan whatssap soal itu (hiu paus),” ujarnya kepada Tribun, (15/6/2016).

Diakuinya, hingga kini pihaknya belum melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada pengunjung dan masyarakat setempat terkait keberadaan puluhan ekor hiu paus tersebut.

“Tidak perlu saling menyalahkan, masyarakat tidak tahu. Karena kami (DKP) belum melakukan sosialisasi dan hiu paus ini kan obyek baru," tandasnya. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved