Gunakan Medsos, Polda Imbau Warga Tak Main Pokemon Go

"Segala sesuatu yang menyenangkan hati tidak semuanya bermanfaat," urai Fajar.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penggemar game berburu pokemon melalui layar ponselnya di Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (15/7/2016). Meski belum resmi diluncurkan di Indonesia, permainan Pokemon Go berbasis realitas (augmented reality AR) sudah diminati banyak kalangan. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ternyata larangan bermain Pokemon Go tak hanya diperuntukan bagi anggota kepolisian.

Polda Kaltim juga mengimbau agar masyarakat tidak memainkan game tersebut. Pasalnya, dampak negatif kian terasa belakangan ini.

Tengok saja banyak para pemain Pokemon Go yang nekat mencari monster ke berbagai objek vital, lalu rela bermain hingga tak kenal waktu sampai dinihari di tempat umum.

Bahkan yang lebih berbahaya, berkendara sembari memegang smartphone mencari monster langka di jalan.

(Baca juga: Lima Anggota Kawanan Spesialis Pencuri Tali Tros Kapal Dibekuk TNI AL)

"Kita sudah sebar imbauan tentang larangan bermain Pokemon Go melalui berbagai media sosial yang kita punya. Seperti Line, Facebook, Twitter, dan Instragram Polda kaltim," kata Kabid Humas Polda kaltim, Kombes Pol Fajar Setiawan kepada Tribunkaltim.co.

Tak hanya menjamur di kalangan anak muda, namun game tersebut menjalar kepada usia-usia dewasa dan produktif.

Menurut Fajar, bermain Pokemon Go secara berlebihan selain membahayakan diri pribnadi, juga membahayakan orang lain.

Tengok saja orang-orang yang bermain di taman atau tempat umum hingga dinihari, tanpa disadari keselamatan mereka terancam.

Pasalnya aksi maupun tindakan kejahatan bisa saja terjadi di mana saja dan kapan saja. Apalagi masyarakat memberikan kesempatan dan peluang bagi pelaku tindak kriminal.

"Saya lihat orang Balikpapan sudah menjamur mengemudi sambil mencari pokemon. Apalagi sudah masuk ke obyek vital negara, berbahaya itu. Semoga warga menaati imbauan ini," harapnya.

Selain itu, Fajar meminta orangtua dapat selektif memberikan akses kepada anak-anak mereka.

"Orangtua harus jeli, jangan lepas kontrol mengawasi anaknya. Jangan sampai menyesal ketika anaknya main, ada yang kecebur kolam, kecelakaan, dan sebagainya. Segala sesuatu yang menyenangkan hati tidak semuanya bermanfaat," urai Fajar.

Pihaknya juga menegaskan agar sekuriti atau aparat keamanan yang berjaga di tempat umum maupun obyek vital harus meningkatkan penjagaan mereka.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved