Mulai Agustus, Beli Elpiji Tabung Melon Harus Pakai Kartu Sakti

“Jadi dengan kartu itu akan ada subisidi nantinya. Masyarakat akan terbantu,” katanya.

Penulis: Doan E Pardede |
TRIBUN KALTIM / DOAN E PARDEDE
Beberapa tabung dipajang dalam keadaan terbalik ketika terjadi kelangkaan gas LPG kemasan 3 kg di Tanjung Selor, belum lama ini. Kedepannya, pembelian gas elpiji 3 kg harus menggunakan kartu sakti. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Program Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) tentang penerapan “Kartu Sakti” untuk pembelian gas elpiji 3 Kilogram (Kg) akan segera diuji coba di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mulai bulan Agustus 2016 ini.

Informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co, mekanisme kartu ini tak jauh berbeda dengan penerapan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang telah diluncurkan lebih awal.

Dengan adanya kartu ini, harga elpiji 3 kg tidak lagi disubsidi. Setiap kartu nantinya akan diisi saldo sebesar Rp 42.000-Rp 45.000.

Pemegang kartu ini adalah rumah tangga yang dikategorikan miskin. Dan rencananya, fungsi kartu ini juga akan diperluas untuk pembayaran listrik.

Tujuan penting dari pemberlakukan kartu ini, selain untuk membantu masyarakat miskin, juga untuk mencegah penyimpangan distribusi elpiji 3 kg yang kerap terjadi di masyarakat.

(Baca juga: Dari Tanjung Harapan Bisa Langsung ke Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan)

Harima, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Pedagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltara, Senin (1/8/2016) membenarkan hal tersebut.

Dua daerah di Kaltara, yakni Kota Tarakan dan Kabupaten Bulungan, akan menjadi pilot project program ini.

Namun sejauh ini, baru Kota Tarakan yang menyatakan kesiapannya. Untuk teknis pelaksanaan, nantinya akan ditangani Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kaltara.

“Jadi dengan kartu itu akan ada subisidi nantinya. Masyarakat akan terbantu,” katanya.

Sementara itu, Gerilyawansyah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bulungan, mengaku masih pikir-pikir seputar tawaran menjadi pilot project program tersebut.

Pihaknya harus lebih dahulu mengundang pangkalan, agen, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk membahas hal tersebut.

Pasalnya, sesuai informasi yang diterima, walau ada kartu khusus, distribusi tetap akan melibatkan agen dan pangkalan.

Namun sekilas, program ini sangat baik untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan penyaluran gas elpiji yang kerap terjadi belakangan ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved