Pintu Bus SAUM Rusak dan AC Tidak Berfungsi, Tiga Armada Tak Beroperasi
"Satu bus saja yang diandalkan. Nanti kalau ini rusak, bus yang lain masuk beroperasi".
Penulis: tribunkaltim |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Sejak beroperasi kurang lebih dua tahun lalu, keberadaan bus sarana angkutan umum massal (SAUM) belum terlihat progres perkembangannya.
Saat ini bus SAUM yang dioperasikan Dinas Perhubungan Kota Balikpapan hanya melayani rute dari Terminal Batu Ampar menuju Pelabuhan Fery Karingau PP.
Meski diakui, keberadaan bus SAUM di Balikpapan sudah banyak dirasakan bagi kalangan pelajar dan masyarakat yang menuju arah Pelabuhan Kariangau.
Awalnya, bus ini berjumlah empat unit. Namun, dalam perjalanannya, karena jumlah penumpang minim dan eksistensinya semakin berkurang, dari empat unit hanya tinggal satu unit yang beroperasi. Sedangkan sopirnya ada tiga orang dengan sistem kerja paruh waktu, atau jam tugas bergilir, tugas pagi, siang dan sore.
Menurut Sutriadi, sopir bus SAUM, sisa mobilnya dicadangkan alias diistirahatkan.
"Satu bus saja yang diandalkan. Nanti kalau ini rusak, bus yang lain masuk beroperasi," ungkap pria tiga anak yang berpendidikan terakhir SMP ini.
Ketika Tribun ikut perjalanan bus ini, tampak sarana Air Conditioner (AC) atau pendingin ruangan dalam bus tidak berfungsi. Akibat ini, saat bus berhenti lama, hawa di dalam begitu panas pengap.
Namun saat bus melaju, hawanya terkena udara dari luar karena sengaja pintu bus dibuka lebar-lebar. Jika bus penuh penumpang hingga ada yang berdiri, maka pintu bus itu dijaga oleh sang kondektur untuk mengindari adanya penumpang yang terjatuh.
"AC sudah tidak jalan sekitar akhir tahun yang lalu. Sudah rusak. Dahulu waktu pertama kali AC berfungsi. Penumpang merasa nyaman. Tidak kepanasan kalau lagi di dalam bus," tutur Sutriadi.
Dia sengaja selalu membuka pintu bus agar hawa di dalam bus tidak panas pengap.
Sebenarnya, kata Sutriadi, idealnya pintu bus selalu tertutup otomatis agar aman dan terlihat tertib dan indah. Kurangnya fasilitas pendingin udara, membuat dirinya mengambil cara yang tidak bagus.
Hal yang mencolok lainnya ialah soal kekurangan halte bus di sepanjang Pelabuhan Ferry Kariangau. Sutriadi mengatakan, bus SAUM tiba dipelabuhan, namun terkendala tidak disediakan halte. Akibatnya beberapa penumpang terutama kaum wanita dan orang lansia kesulitan saat turun bus, karena tidak disediakan anak tangga.
"Harusnya ada halte. Kalau mau turun atau naik ke bus penumpang gampang. Ini kalau tidak hati-hati atau terburu-buru bisa jatuh. Lumayan tinggi. Kalau kepeleset jatuh bisa sakit sekali," tutur sopir yang digaji Rp 1.750.000 per bulan itu.
Kepala Dinas Perhubungan Balikpapan Sudirman Djayaleksana menyatakan bus SAUM masih berjalan seperti biasa. Menurutnya keberadaan SAUM ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Ia tak setuju bahwa bus SAUM dinilai tak mendapat respon positif dari masyarakat.